Hai teman, beberapa bulan yang lalu saya menanam pohon pisang ambon yang saya ambil dari pekarangan untuk ditanam di halaman rumah. Namun setelah berbuah, bukannya jadi pisang ambon, tapi jadi pisang belitung yang gendut-gendut dan besar ukurannya.
Saya yakin jika pohon pisang yang saya tanam bibitnya dari pohon pisang ambon karena sebelumnya juga berbuah pisang ambon. Namun kenapa berubah jadi pisang belitung?
Hmmmm… ko bisa? Ada yang tahu? Karena saya sendiri juga enggak tahu kenapa hahahaha…
Dan jika pisang belitung umumnya tidak terlalu besar buahnya, ini malah besarnya 2x lipat dari ukuran umumnya. Sehingga makan satu buah sudah kenyang. Dalam satu sisir isinya juga sangat banyak, sampai 20 lebih sampai berjejal-jejal. Apa karena aku nanamnya di dekat selokan ya wkwkwk.
Pisang ambon yang berubah jadi pisang belitung
Nah, itu hanya intermezo saja ya. Karena di sini saya tidak akan membahas hal tersebut. Yang akan saya bahas yaitu tentang keanekaragaman hayati bumi Indonesia yang jumlahnya sangat banyak.
Kebetulan juga beberapa hari yang lalu tepatnya pada 14 April 2022, saya mengikuti webinar bertemakan keanekaragaman hayati atau disingkat kehati, dengan narasumber ahli yaitu Ibu Rika Anggraini selaku Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan Kehati, kolaborasi dengan #EcoBloggerSquad yang merupakan kumpulan blogger pecinta lingkungan.
Baca Juga : Menimba Ilmu Pentingnya Melindungi Hutan demi Stop Perubahan Iklim Lewat Acara Eco Squad Blogger Gathering
Webinar tema keanekaragaman hayati pada 14 April 2022
Dalam tema ini, saya akan memulai dari genetik buah pisang yang sangat beraneka ragam. Dalam pemaparannya mengenai buah pisang ini, ternyata Indonesia itu punya 80 jenis pisang dengan bentuk yang beragam dan unik.
Mulai dari pisang ambon, pisang raja, pisang tanduk, pisang belitung, pisang kepok, dan sebagainya, hingga pisang toxic yang mengandung bahan kimia sehingga tidak bisa konsumsi pun ada. By the way, apakah kalian baru tahu soal ini?
Selain dari jenis pisang, keanekaragaman hayati lainnya juga sangat banyak. Kalau menurut slide power point dari Ibu Rika Anggraini, pengertian dari keanekaragaman hayati sendiri yaitu berbagai bentuk kehidupan di semua tingkat sistem biologis termasuk molekul, organisme, populasi, spesies dan ekosistem. Contohnya seperti hewan atau tumbuhan pada gambar di bawah ini.
Keanekaragaman hayati ini membentuk rantai makanan, sehingga jika satu jenis rusak, maka akan berpengaruh ke yang lainnya. Semisal jika ular di sawah banyak berkurang, populasi tikus sebagai hama tanaman padi akan meningkat. Sehingga beresiko gagal panen.
Kehati sendiri memiliki tiga tingkatan yaitu ekosistem, spesies, dan genetik.
1] Ekosistem, yaitu keberagaman bentuk sebuah alam, baik itu daratan ataupun perairan, dimana antar makhluk hidup saling saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Contohnya seperti kehidupan bawah laut dimana banyak terumbu karang berinteraksi dengan ikan. Padang rumput sebagai tempat menggembala sapi atau kambing. Hutan mangrove untuk menjaga abrasi laut dan tempat bernaung ikan dan udang, dsb.
Baca Juga : Pentingnya Menjaga Hutan Sebagai Sumber Pangan
2] Spesies, yaitu organisme yang menempati suatu ekosistem, namun memiliki ciri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Misal beragam jenis penyu seperti penyu belimbing, penyu hijau, penyu sisik, penyu pipih, dsb.
3] Genetik , yaitu keberagaman individu dalam suatu jenis karena perbedaan gen. Misalnya kita tahu bahwa ada kelapa gading yang kulitnya putih kekuningan, lalu kelapa hjjau yang kulitnya hijau, kelapa genjah yang pohonnya pendek tapi buahnya lebat, dsb.
Untuk jenis mangga, ada mangga arum manis, mangga apel karena bentuknya seperti apel, mangga gobed karena panjang seperti pisau gobed, mangga sengir, mangga keong yang bentuknya kecil, mangga kepudang, mangga Indramayu, dsb.
Dalam berbagai tingkatan, keanekaragaman hayati juga banyak jenisnya. Termasuk manusia itu sendiri karena ras manusia juga berbeda di setiap negara.
Misal untuk orang Indonesia, kita punya kulit sawo matang dan ukuran tubuh yang tidak terlalu tinggi layaknya orang Eropa atau Amerika. Untuk orang-orang di Afrika, mereka cenderung memiliki kulit gelap atau rambut keriting. Mungkin inilah mengapa Afrika disebut benua hitam.
Lalu ada juga ras manusia yang bermata sipit, bermata biru, rambut pirang, dan sebagainya. Semuanya ada sebagai bentuk keanekaragaman hayati itu sendiri dan merupakan anugerah dari Tuhan.
Untuk tumbuhan misalnya, kita pasti tahu tanaman jagung. Tapi tahukah kalian jika jenis jagung pun cukup beragam karena perbedaan genetik layaknya kelapa atau mangga. Karena ternyata ada jagung hitam dan warna campuran lainnya. Kulitnya pun beda warnanya.
Untuk keaneragaman hayati hutan, ada pohon, rumput, semak-semak, hewan yang hidup didalamnya, dan sebagainya.
Untuk area laut, ada hutan bakau guna mencegah air laut naik ke daratan dan juga sebagai tempat bersarang ikan, kepiting, dan juga udang. Masuk kedalamnya, ada berbagai jenis ikan hias dengan terumbu karang sebagai habitatnya.
Dimana kedua komponen ini saling terkait satu dan lainnya sebagai rantai makanan. Jika terumbu karang yang mati semisal karena ulah manusia, maka keberadaan ikan pun akan terancam. Atau pohon bakau yang hilang, maka abrasi pantai dapat terjadi.
Dari keberagaman jenis keanekaragaman hayati di atas, tentu ada banyak manfaat yang bisa didapat. Di antaranya seperti :
Jasa lingkungan hidup
⦁ Menyediakan sumberdaya air. Tanaman atau pohon-pohon di hutan merupakan sumber daya air karena dapat menyimpan air dan menjaga ketersediaan air, terutama untuk cadangan saat musim kemarau yang dapat mencegah resiko kekeringan. Selain itu juga dapat menjaga kesuburan tanah.
⦁ Menyerap karbondioksida. Tentu kita tahu jika pohon atau hutan merupakan paru-paru bumi karena dapat menyerap karbondioksida penyebab perubahan iklim. Jadi memang harus dijaga kelestariannya. Semakin banyak pohon, udara juga akan terasa dingin dan sejuk.
⦁ Mengurangi polusi udara. Tentu kita tahu jika di kota besar, polusi udara begitu terasa karena banyak pohon beton berdiri dimana-mana. Adanya pohon atau atau kawasan hijau dapat mengurangi polusi udara dan membuat lingkungan lebih sejuk.
Selain itu keanekaragaman hayati juga dapat menjaga kelestarian ekosistem dan menjaga keseimbangan kehidupan antara manusia dan alam. Karena tentu saja kita tahu bahwa kualitas hidup manusia pastinya akan lebih baik jika jika terdapat unsur alami disekitarnya.
Jasa dan Manfaat Ekonomi
Untuk manfaat dari segi jasa atau ekonomi, keanekaragaman hayati merupakan sumbernya dari bahan pangan karena ada banyak sekali hasil hutan seperti buah-buahan dan sayuran yang kita konsumsi sehari-hari.
Untuk sumber energi terbarukan, tanaman alga laut, kaktus, enceng gondok, hingga jagung, pun dapat dimanfaat untuk energi terbarukan. Untuk bahan farmasi dan obat-obatan, ada buah mengkudu, kunyit, jahe, kumis kucing, mahoni, dan sebagainya, yang berguna sebagai bahan pembuat obat.
Baca Juga : Apa Itu Biofuel dan Hubungannya Dengan Bahan Bakar Fosil
Keanekaragaman hayati juga berfungsi sebagai sumber produk-produk hasil pertanian, perkebunan, hasil kelautan & perikanan, dan juga menyediakan jasa pariwisata alam & bahari.
Jasa dan Manfaat Sosial
Untuk jasa manfaat sosial misalnya seperti sumber kehidupan masyarakat adat. Bagi masyarakat adat yang bergantung dengan alam seperti hutan misalnya, keberadaan hutan sangat penting sebagai sumber pangan. Di dalam hutan mereka bisa mencari kebutuhan pangan seperti sagu atau berburu untuk dapat bertahan hidup. Contohnya di Papua.
Kemudian bisa juga sebagai sumber penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, jasa pendidikan lingkungan dan alam, jasa pengembangan nilai-nilai budaya dan religi, serta jasa rekreasi dan kesehatan.
Tentang keaneragaman hayati ini, perlu diketahu juga nih bahwasanya Indonesia adalah negara kedua terkaya akan keanekaragaman hayati setelah Brasil.
Indonesia hanya menempati 1.3% wilayah daratan bumi, namun memiliki 17% spesies dari jumlah di seluruh dunia. Infografisnya bisa kalian lihat di bawah.
Untuk jenis yang lain seperti tumbuhan berbiji, kita punya 40.000 spesies, tumbuhan lumut ada 2.400 sepesies, jamur ada 80.000 spesies, dan banyak lagi yang lainnya.
Untuk keanerakagaman pangan pun Indonesia sangat kaya. Karena untuk jenis karbohidrat saja ada 77 macam. Sedangkan yang kita tahu mungkin hanya beras, jagung, ketela, dan gandum. Padahal ada banyak sekali jenis lainnya.
Lalu ada juga tanaman mangrove seperti di atas saya singgung. Mangrove ini memiliki peran penting, misal karena dapat mencegah abrasi pantai yang menggerus daratan. Ia juga bisa menjadi tempat berkembang biak udang dan kepiting bakau yang nilai ekonomisnya cukup tinggi.
Mangrove juga berkontribusi di bidang pariwisata karena banyak tempat wisata menawarkan keindahan mangrove tepi pantai. Misal seperti pantai logending, Kebumen. Dan mungkin banyak lagi tempat yang lainnya. Untuk jenis mangrove sendiri pun cukup banyak yaitu 202 jenis mangrove.
Kemudian untuk jenis rempah-rempah, kita pun punya banyak sekali jenisnya. Mulai dari kencur, kunyit atau kunir, jahe, temulawak, kayu manis, pala, lengkuas, bangle, dringo, adas, kapulaga, sereh, jinten, lada, kemiri, kunir putih, temu hitam, kembang lawang, kemiri, ketumbar, dimana jumlah keseluruhannya yang ditemukan mencapai 110 jenis.
Oleh karenanya, tidak heran jika penjajahan jaman dahulu juga dikarenakan bangsa luar yang mencari rempah-rempah.
Uniknya tanaman sorgum
Berikutnya pembahasan yang kemarin cukup seru di webinar yaitu tentang sorgum. Sorgum adalah tanaman yang mengandung karbohidrat selain beras dan gandum.
Menurut Ibu Rika, sorgum bisa jadi pengganti nasi karena rendah gula sehingga bagus untuk penderita diabetes dan bisa jadi pengganti nasi karena cukup mengenyangkan.
Sorgum ini banyak tumbuh di daerah kering seperti Flores, NTT, karena tanaman ini tahan dan mampu tumbuh subur terhadap beragam cuaca dan perubahan iklim, namun minim dengan perawatan minimal.
Banyak orang Flores menanam sorgum dan menjadikan bahan makanan utama karena di sana sulit menanam padi tanahnya yang kering.
Saya sendiri dulu pernah sih coba sorgum ini. Dimakannya pakai parutan kelapa dan cukup enak dan mengenyangkan. Pohonnya seperti jagung, bentuk bijinya bulat berwarna putih kebiruan.
Kehati sendiri bersama para para kelompok tani perempuan sorgum telah melakukan pendampingan ke berbagai kabupaten di Pulau Flores. Seperti di Likotuden, Flores Timur, yang dikenal sebagai pusat pengembangan sorgum di Pulau Flores.
Lalu di kota Ende, Flores Tengah, Sorgum memiliki akar budaya yang kuat karena digunakan sebagai upacara pelepasan roh.
Sedangkan di Lembor, sorgum menjadi titik awal program koridor makanan lokal oleh Kehati, sebelum berpindah secara bertahap ke kota Ende bagian tengah.
Sorgum juga dapat diubah menjadi tepung-tepungan, pakan, kecap, hingga bioethanol sekalipun. Dan tentunya lebih sehat karena rendah gula dan bebas gluten.
Penyebab hilang dan rusaknya kenakeragaman hayati
Dari sini kita sudah membahas betapa banyaknya keanekaragaman hayati bumi Indonesia. Namun ada banyak penyebab mengapa semakin kesini, keanekaragaman hayati kita mulai hilang. Beberapa penyebabnya di antaranya sbb :
1. Hilangnya habitat. Ini biasanya dikarenakan rusaknya suatu tempat yang menjadi habitat suatu mahluk hidup seperti penebangan hutan, pembukaan lahan, dsb.
Baca Juga : Lindungi Lahan Gambut, Lindungi Fauna Indonesia
Untuk ekosistem air, contohnya laut, bisa dikarenakan pengeboman ikan menggunakan bahan kimia yang berdampak ke habitatnya. Misal rusaknya bibit karang, dan ikan yang masih kecil pun mati sehingga tidak ada benih untuk keberlanjutan generasinya.
2. Polusi. Indonesia adalah negara dengan jumlah kendaraan yang sangat banyak, terutama sepeda motor. Asap kendaraan yang timbul akan menjadi polusi dan menggangu lingkungan. Namun selain itu, polusi juga berasal dari industri seperti pabrik-pabrik, pembakaran sampah, dll.
Dimana polusi itu sendiri dapat mengganggu lingkungan dan berpengaruh pada kelestarian keanekaragaman hayati.
3. Populasi manusia. Semakin banyak jumlah manusia, semakin berkurang keanekaragaman hayati. Logikanya karena manusia butuh tempat tinggal yang pastinya akan menutup lahan hijau untuk dibangun tempat tinggal. Kebiasaan negatif manusia yang tidak ramah linkungan juga merupakan penyebab kerusakan lingkungan.
4. Over-eksploitasi (perdagangan satwa). Di tempat saya, mulai banyak jenis binatang yang sudah tidak ada atau jarang sekali terlihat lagi keberadaannya karena diburu untuk dijual.
Misal seperti burung prenjak, ayam liar, dan burung sirdung. Ayam liar cukup mahal jika dijual, makannya banyak diburu. Oiya, untuk capung kecil, sekarang sudah tidak pernah lihat lagi keberadaannya. Adanya capung kecil dikatakan menjadi indikator kelestarian lingkungan.
Pemicu perubahan iklim
Untuk pemicu perubahan iklim sendiri misalnya karena kebijakan dan pola pembangunan tidak berwawasan lingkungan, gaya hidup konsumerisme, sedikitnya jenis atau varietas yang dibudidayakan, pertanian atau perikanan yang memerlukan input tinggi (pupuk, pestisida, pakan) yang menyebabkan erosi genetik atau plasma nutfah, hingga pudarnya kearifan lokal.
Dari banyaknya dan betapa kaya-nya bumi Indonesia ini akan keanekaragaman hayati, apakah kita abai dan masa bodoh?
Baca Juga : 7 Cara Seru dari Senin – Minggu dalam Menjaga Kelestarian Bumi, Mau Coba yang Mana?
Coba bayangkan, Indonesia adalah negara kedua dengan keanekaragaman hayati setelah brasil. Jika sampai hilang bahkan habis, tentu kita dan anak cucu kita sendiri yang akan rugi. Jangan sampai perubahan iklim menyusahkan hidup manusia itu sendiri.
Yang kita butuhkan adalah KESADARAN…
Nah, kalau dijabarkan sedikit dari gambar diatas, aktivitas manusia seperti penggunaan kendaraan bermotor, limbah industri, sampah yang menumpuk penghasil gas metana, penggunaan listrik dan energi panas lainnya, merupakan faktor penyebab perubahan iklim.
Timbulan dari aktivitas tersebut akan naik ke atmosfer bumi yang membentuk gas rumah kaca, dan dipantulkan kembali ke bumi. Sehingga suhu bumi menjadi lebih panas yang mengakibatkan es di kutub utara mencair. Tidak heran jika air laut pun semakin naik setiap waktunya.
Kalau menurut Ibu Sri Mulyani, Menteri Keuangan, perubahan iklim bukan hanya sekedar masalah lingkungan, melainkan merupakan tantangan ekonomi, pembangunan, dan juga investasi.
Dampak perubahan iklim yang aku rasakan di daerahku
Saat musim kemarau
Dulu pernah terjadi kemarau panjang yang membuat sawah di daerah saya tidak bisa panen. Baru sebentar benih padi di tanam, air sudah habis dan kering sehingga gagal panen. Dan itu berlangsung cukup lama dari biasanya. Sumur-sumur pun mulai kering.
Bahkan membuat sumur di dasar sungai pun airnya sampai habis. Sehingga untuk kebutuhan MCK (mandi cuci kakus) pun jadi agak sulit.
Saat musim hujan
Saat musim hujan kemarin, banjir juga lebih banyak terjadi. Dari yang sebelumnya jarang atau tidak pernah terjadi, sekarang justru lebih sering.
Di tempat saya banyak yang kehilangan padi yang sudah siap panen karena hanyut terbawa banjir. Padi yang tadinya sudah di rit (dipotong dulu sebelum panen) malah hanyut terbawa banjir besar saat malam hari.
Ada sawah 125 ubin (1 ubin 2×2 meter) yang sudah di rit dan siap panen hilang semua terbawa banjir. Tentu itu merugikan sekali.
Padi siap panen yang sudah di rit di sawah milik paman saya, 25 ubin, juga hilang semua hanyut terbawa banjir. Dan punya ibu saya 13 ubin juga hanya tinggal sedikit. Dan tentunya masih banyak yang lainnya karena saat itu banjirnya sangat besar.
Bukan hanya padi, tapi banyak ikan-ikan di kolam juga hilang terbawa banjir. Padahal budidaya ikan itu buruh biaya besar dan cukup memakan waktu.
Banjir di Kecamatan Ayah, Kebumen. Foto : Endang Umi Kulsum via facebook
Menurut slide presentasi di atas, kenaikan suhu 1 derajat celcius akan menurunkan hasil panen sebanyak 10%.
Sedangkan tangkapan ikan di Indonesia akan menurun hingga 40% pada zona ekonomi ekslusif karena ikan akan bergeser mencari perairan yang dingin, beradaptasi pada suhu yang hangat, atau karena perubahan iklim.
Dampak perubahan iklim bukan hanya terjadi di laut, tapi di darat juga. Misal seperti kebakaran hutan, dan air laut yang semakin naik. Suhu bumi pun kian meningkat.
Baca Juga : Kaitan Erat Pandemi vs Kebakaran Hutan dan Lahan! Kok Bisa Sih?
Kemudian, apa sih yang bisa kita lakukan untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati untuk mencegah atau paling tidak memperlambat perubahan iklim?
Untuk saya sendiri sih, saya selalu berusaha untuk menjaga lingkungan dari hal terkecil. Misalnya karena saya begitu mengurangi sampah dengan membuat komposter di rumah agar tak menghasilkan sampah.
Saya juga selalu menyarankan istri saya di rumah untuk selalu bawa kantong belanja dan ia lakukan setiap hari.
Selain itu, saya suka bersepeda karena selain lebih sehat dan tidak menimbulkan polusi, bersepeda juga lebih hemat bahan bakar.
Setiap kali membeli sesuatu di warung atau toko, saya juga selalu berusaha menolak diberi plastik karena biasanya saya bawa sendiri, atau karena sudah ada keranjang di sepeda.
Sampah plastik itu tidak bisa terurai selama 100 tahun. Jika kita membuang sampah plastik sekarang, anak cucu cicit kita masih bisa menemukannya di masa depan nanti saat kita sudah tiada.
Jadi jika kita melakukan hal positif dan baik dari sekarang, efeknya juga akan positif di masa depan.
Terkadang, saya juga menyerukan tentang kepedulian lingkungan di media sosial agar orang makin peduli dengan lingkungan. Cuma saja saya sedang berangan-angan, andai ada idola seperti KPOP atau artis terkenal dunia menjadi brand ambasador mengenai aksi cinta lingkungan, saya yakin itu akan sangat berdampak positif pada kelestarian lingkungan kedepannya.
Selain media sosial, saya sendiri pun sudah menyerukan gerakan cinta lingkungan di blog saya ini. Kalian bisa baca artikelnya di kategori lingkungan blog ini. Saya yakin itu akan bermanfaat walaupun mungkin hanya sedikit pengaruhnya.
Kesimpulannya
Indonesia adalah zamrud khatulistiwa karena memiliki banyak sekali keanekaragaman hayati baik di darat atau laut yang patut kita jaga. Namun sayangnya masih banyak yang tidak bertanggung bertanggung jawab dengan mengambil keuntungan, namun mengabaikan efeknya. Seperti penebangan hutan, membuang sampah sembarangan, perdagangan hewan, banyaknya alih fungsi lahan hijau, dsb.
Sementara itu, perubahan iklim begitu terasa karena kita sudah mulai merasakannya. Banjir terjadi dimana-mana, bahkan di daerah yang sebelumnya belum terkena. Kekeringan pun pernah terjadi dan cukup lama. Dan semua itu terjadi karena perubahan iklim.
Oleh karenanya, harusnya kita menjadi agent of change yang membawa perubahan. Karena kelestarian alam ini akan digunakan oleh anak cucu kita. Jika kita tidak merawatnya dan memeliharanya dari sekarang, apa yang akan terjadi di masa depan?
Semoga tulisan ini bisa menyadarkan kita semua akan pentingnya menjaga lingkungan, menjaga keanekaragaman hayati agar kelestarian bumi kita tetap terjaga dem anak cucu kita nanti.
setuju karena dengan banyak hilangnya fauna dan flora berpengaruh dengan kehidupan makhluk lainnya dan lingkungannya
Flora dan menjaga alam tetap senantiasa alami buat generasi berikutnyadan meminimalisir terjadinya bencana
Memang keaneka ragaman hayati ini perlu dilestarikan ya kak. Tidak terbayangkan jika sampai flora punah sementara beberapa makhluk lainnya butuh rantai makanan gitu.