Foto : https://pantaugambut.id

Pada hari Jumat 9 Agustus 2021 lalu saya mengikuti webinar tentang pentingnya menjaga hutan gambut Indonesia yang semakin ke sini semakin berkurang.

Menghadirkan narasumber ahli yaitu Dr. Herliana Agustin dari Peneliti Pusat Studi Komunikasi Lingkungan, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran).

Dan juga Mbak Lola Abas atau biasa di panggil Ola, selaku Koordinator Nasional Pantau Gambut. Tema yang diambil sangat menarik, yaitu Lindungi Lahan Gambut, Lindungi Fauna Indonesia.

Dalam pemaparannya, ada banyak hal yang membuat kita harus tahu bahwa menjaga hutan gambut itu sangat penting karena merupakan kekayaan alam yang harus dijaga kelestariannya.

Di dalamnya  terdapat banyak sekali keanekaragaman hayati yang memiliki banyak manfaat sebagai penyeimbang alam dan mendatangkan manfaat bagi manusia, selain fungsi hutan itu sendiri yaitu sebagai sumber oksigen untuk menjaga suhu bumi tetap dingin.

Dalam webinar ini, ada satu fauna dalam presentasi Ibu Herlina yang bikin saya takjub, yaitu, bahwasanya di lahan gambut Indonesia, terdapat ikan arwana merah yang harganya berkisar dari 14 sampai 48 juta.

Nilai yang sangat fantastis sekali, bukan? Sangat disayangkan jika hutan gambut terus berkurang.

ikan arwana merah

Selain itu tentu saja ada banyak sekali fauna lainnya, misalnya seperti katak hitam biru. Katak ini sangat beracun dan hanya ada di Kalimantan. Kemudian ada tapir, beruang madu, buaya sinyulong yang moncongnya panjang, macan sumatera, dan sejenis angsa bersayap putih.

Indonesia memiliki banyak sekali kekayakan fauna. Untuk mamalia, Indonesia punya 12% dari seluruh dunia. Kemudian 7,3 % amfifbi reptil, 17% spesies burung, dan yang bisa ngalahin kita cuma Chili karena Negara ini lokasinya panjang sampai ke kutub utara. 

Baca Juga : Pentingnya Menjaga Hutan Sebagai Sumber Pangan

kekayaan hayati indonesia

Foto diambil dari presentasi Dr. Herlina Agustin saat webinar

Indonesia adalah negara yang masuk ke dalam 10 besar negara biodeversities dan merupakan pemasok terbesar satwa liar di asia bahkan di dunia. Misalnya Indonesia menjadi pemasuk terbesar kulit ular untuk fashion.

Dari gambar di atas, kita tahu bahwa Indonesia sangat kaya. Tidak heran jika Indonesia juga termasuk ke urutan 3 besar dalam konteks keankaragaman hayati setelah Brazil, Chili, Indonesia.

Tapi walaupun kita kaya, Negara kita ternyata masuk kedua tercepat dalam laju kepunahan dunia setelah meksiko.

Misalnya karena banyak satwa yang tercancam punah padahal belum dideteksi. Seperti misalnya karena banyak jenis serangga atau lebah yang kita belum mempelajari sepesiesnya, tapi dia sudah terancam punah duluan.

Baca Juga : Menimba Ilmu Pentingnya Melindungi Hutan demi Stop Perubahan Iklim Lewat Acara Eco Squad Blogger Gathering

Kemudian yang menjadi masalah adalah tingkat penyelundupan satwa liar termasuk yang tertinggi ke-4 diseluruh dunia, setelah penyelundupan atau penjualan manusia, penyelundupan senjata, penyelundupan narkoba.

Penyabab lain dari kepunahan satwa yaitu karena perubahan iklim. Perubahan iklim terjadi salah satunya karena pembakaran hutan yang membuat suhu bumi semakin panas. Karena panas, maka kutub utara mencair dan membuat volume air laut akan meningkat.

Pada hewan penyu, mereka biasanya saat bertelur akan minggir jauh ke pantai agar telur mereka tidak terendam air.

Namun akibat perubahan iklim, batas pantai menjadi pendek. Sehingga membuat penyu tidak bisa bertelur jauh dari pantai. Akibatnya, banyak telur penyu tidak menetas karena terendam air.

Karena perubahan iklim, satwa pun berubah perilakunya. Karena udara berubah jadi panas, dia mengira hari sudah pagi yang ternyata karena udara panas.

Dia berpikir matahari sudah muncul, padahal belum. Hasil penelitian juga membuktikan 50% spesies akan punah pada tahun 2100. Bahkan mungkin sebelumnya.

Perubahan iklim juga akan membuat terumbu karang cepat mati dikarenakan air laut menjadi hangat.

Tentu kita tidak bisa membayangkan seperti apa kehidupan anak cucu kita nanti? Apakah mereka masih bisa melihat hewan kera atau harimau? Atau mungkin hanya bisa melihat di gambar saja?

Nah, kepunahan satwa di Indonesia erat kaitannya dengan lahan gambut di Indonesia karena banyak sekali satwa atau fauna yang hidup di hutan gambut, contohnya seperti yang saya jelaskan di atas. Tapi sebelum lanjut, kita perlu tahu dulu apa itu lahan gambut?

apa itu gambut

Gambut adalah lahan basah atau tanah yang terbentuk dari timbunan material organik yang berasal dari sisa-sisa pepohonan, lumut, rerumputan, atau jasad binatang yang mati di dalamnya.

Timbunan tanah ini terbentuk dan menumpuk selama ribuan tahun dan mengendap tebal yang disebut tanah gambut.

Tanah gambut ini berbeda dengan tanah pada umumnya. Karena ia empuk dan bisa mblesek kalau diinjak. Jadi kudu hati-hati kalau misalkan kalian ke daerah yang bergambut.

Pada umumnya, tanah gambut ditemukan di daerah genangan air seperti di rawa-rawa, cekungan diantara sungai atau daerah pesisir.

Krakteristik tanah gambut ini mengandung banyak karbon. Ia seperti spons yang dapat menyimpan dan menyerap air hinga 450-850 persen dari berat keringnya. Makannya tanah gambut ini sangat berfungsi sekali untuk penyimpanan air dan pencegahan banjir.

Pada banjir yang terjadi Banjarmasin Kalimantan Selatan kemarin, mungkin semua pada heran “ko bisa sih Banjarmasin Banjir?” Dan itu juga disinyalir terjadi karena faktor hutan gambut yang mulai terkikis.

Tanah gambut ini memiliki kandungan 2x lebih banyak karbon dibandingkan dengan hutan tanah mineral yang terdapat di seluruh dunia.

Ketika terganggu semisal karena dikeringkan dan terbakar, karbon di dalamnya akan terlepas ke udara dan dapat menimbulkan pencemaran udara.

Untuk memadamkan gambut yang terbakar itu sangatlah susah. Karena ia karakternya seperti sabut kelapa atau spons. Api sekecil apapun, misal puntung rokok dapat menimbulkan kebakaran.

Karena ia terbakarnya dari dalam, jadi semisal dipermukaan sudah padam, didalamnya masih bisa menyala dan dapat terbakar kembali sewaktu waktu.

Baca Juga : Kaitan Erat Pandemi vs Kebakaran Hutan dan Lahan! Kok Bisa Sih?

Nah, karena tanah gambut itu basah, maka saat terjadi kebakaran, asap yang ditimbulkan menjadi lebih pekat dan menganggu kehidupan masyarakat.

Kalian pasti tahu dong kalau rumput yang dibakar dan apinya belum muncul, maka asapnya sangat tebal. Begitu juga dengan gambut.

Saat hutan-hutan gambut terbakar, banyak masyarakat mendadak terkena ispa atau infeksi saluran pernapasan dan itu terjadi hampir setiap tahun.

Kasihan sekali pokoknya. Terlebih lagi karena kedalaman gambut itu lumayan dalam. Bahkan ada tanah gambut dengan kedalaman 18 meter atau setara gedung 16 lantai.

gambut tertua di indonesia

Jadi semisal gambut yang paling dalam terbakar, asapnya akan semakin tebal dan butuh waktu lama sampai padam. Artinya, itu akan lebih menggangu kehidupan warga dalam menjalani hidup. Hidup dalam kepulan asap, siapa yang tahan coba?

Oiya, perlu diketahui juga, untuk membentuk lahan gambut sedalam 4 meter, butuh waktu 2000 tahun. Jadi setiap meternya perlu 500 tahun.

Membentuknya sangat lama, tapi untuk merusaknya hanya butuh waktu sekejap. Indonesia sendiri memiliki lahan gambut terluas di dunia, datanya bisa kalian lihat pada gambar di bawah ini.

lahan gambut terbesar di dunia

Di hutan gambut, terdapat banyak sekali satwa endemik. Selain seperti yang sudah saya terangkan di atas, untuk harimau sumatera hanya tersisa 400-an ekor saja.

Saat kebakaran hutan terjadi beberapa waktu lalu, ada sebuah foto ular yang mati dan terikat. Itu bukan sanca, melainkan ular phyton Kalimantan yang kepalanya terikat.

Sebenarnya ia sudah diikat oleh pemburu sebelum kebakaran. Nah, saat kebakaran, ia tidak bisa lari hingga membuatnya mati terbakar. Kemudian ada juga foto monyet ekor panjang dan tulang belulang rusa yang mati terjebak dan terbakar.

korban satwa dalam kebakaran hutan

Kebakaran hutan meluluh lantakan semuanya. Selain dampak kesehatan yang paling terasa oleh warga sekitar, fauna pun banyak yang mati.

Untuk spesies serangga dan hewan yang tidak bisa bergerak cepat seperti ular dan kera, mereka akan lebih cepat mati karena geraknya yang lambat.

Akibat dari kebakaran hutan gambut yang terjadi, banyak dampak merugikan yang terjadi. Diantaranya seperti pada gambar di bawah ini.

akibat kebakaran hutan gambut

Nah, jika ditanya apa sih manfaat hutan gambut sendiri bagi manusia? Tentu saja banyak. Diantaranya seperti pada gambar di bawah ini:

manfaat lahan gambut

Kemudian, bagaimana sih cara kita mencegah agar lahan gambut tetap lestari?

Pertama yaitu dengan lahirnya kesadaran dari diri sendiri akan pentingnya gambur. Orang sering menganggap bahwa lahan gambut lahan terbengkalai dan terbuang yang dapat dikeringkan dan diubah fungsinya.

Kemudian oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dibakar untuk dijadikan perkebunan atau hutan tanaman. Padahal lahan gambut memiliki banyak manfaat baik itu untuk manusia atau hewan itu sendiri seperti pada gambar di atas. 

Baca Juga : Stop Buang Sampah Sisa Sayuran dan Makanan dengan Mengubahnya jadi Pupuk Kompos Tanpa Bau ! Begini Caranya

Kemudian kita juga bisa terus menyebarkan terus awarness tentang pentingnya lahan gambut dan konsisten menyuarakan isu perlindungan lahan gambut dan mendorong pemerinatah agar serius dalam pengelolaan dan perlindungan lahan gambut.

Karena isu gambut hanya muncul saat musim kemarau. Begitu tetes hujan pertama jatuh, isu gambut langsung hilang.

Nah, bagaimana agar isu tersebut terus disuarakan agar terus terlindungi? Salah satu caranya misalnya dengan membuat atau menyuarakan petisi di internet untuk mendukung perlindungan gambut.

Kedua dengan menjaga yang masih ada memulihkan yang sudah rusak dengan merestorasi gambut untuk mengembalikan fungsi ekologi guna mengembalikan fungsi ekologi gambut untuk sejahterakan masyarakat. Butuh waktu ribuan tahun untuk membentuk gambut. Namun hanya sesaat untuk merusaknya.

Lindungi gambut, lindungi fauna Indonesia

Note : Sumber referensi dan foto-foto di ambli dari materi webinar.