Menjaga lingkungan tetap bersih, indah, dan bebas sampah, dapat menimbulkan semangat mood positif tersendiri bagi siapapun. Lingkungan atau rumah yang bersih dan rapi serta penataan yang baik, membuat siapa saja selalu diliputi rasa nyaman dan tenang. Ya, itu saya rasakan sendiri.
Sebaliknya, saat lingkungan atau rumah terlihat berantakan dan kotor, bawaanya jadi pengen cemberut melulu. Bener enggak sih, guys?
Untuk itulah saya selalu berusaha membuat suasana lingkungan dan rumah terlihat lebih bersih, rapi sehingga lebih nyaman untuk ditinggali. Kalau kata orang jawa “disawang semriwing”.
Di bulan ramadhan ini adalah waktu yang tepat untuk #TanamKebaikan dan #PupukPahala. Selain dengan memperbanyak ibadah, berbagi sedikit pengalaman semisal tips bertanam juga termasuk ibadah.
Untuk saya sendiri, saya memanfaatkan waktu luang ramadhan untuk tanaman saya di samping rumah. Saat ini saya baru punya tanaman cabai, pepaya, dan pohon buah naga yang sedang tumbuh.
Ya, saya memang suka bertanam seperti ini. Karena kalau punya sendiri kan lebih sehat karena organik selain lebih hemat pengeluaran pula. Kalau yang beli itu kebanyakan pakai pestisida kimia. Terlalu banyak bahan kimia tidak baik bagi kesehatan.
Bertanam seperti ini memberikan banyak keuntungan. Dulu saat harga cabai mencapai 100 ribu lebih, saya punya sendiri di rumah dan banyak, tinggal petik saja. Jadi enggak beli deh.
Nah, kebetulan saya baru saja kepoin instagram @berintani.id yang merupakan akun IG tentang pertanian. Dari situ saya mendapatkan banyak challenge seru. Saya coba praktekkan satu yang menurut saya cocok dan mudah. Challenge yang lagi jalan sekarang ada banyak, salah satunya membuat pupuk kompos padat dari sisa sayuran dan sisa makanan.
Cara ini saya lakukan agar saya memiliki media tanam yang bagus sekaligus mengurangi jumlah sampah. Oiya, sebelumnya saya juga telah berhasil membuat komposter pengubah sampah jadi pupuk organik cair yang membuat saya sudah tidak buang sampah selama 3 bulan ini. Mau coba?
Dan dari challenge ini, semoga saya mendapatkan banyak insight dan manfaat tentang pertanian terutama urban farming. Terlebih karena seringkali saya gagal saat menanam tanaman. Seperti daun bawang dan kangkung.
Dan tentu saja kalian bisa juga menirunya untuk mengisi waktu luang saat ramadhan ini. Daripada tergoda melakukan hal yang bisa mengurangi pahala puasa, kan mending lakukan hal bermanfaat. Iya enggak? Dan, berikut step by step membuat pupuk kompos tanpa bau ini :
Material bahan yang diperlukan :
1. 1 buah ember cat besar ukuran 18kg
2. Se-ember tanah yang halus
3. Sisa sayuran atau makanan
Cara membuatnya :
1. Lubangi bagian samping dan dasar ember cat tersebut menggunakan bor listrik. Atau bisa juga dengan besi yang dipanaskan. Untuk saya sendiri menggunakan bor listrik karena lebih cepat.
2. Masukan tanah di bagian dasar ember dengan ketebalan sekitar 3 cm
3. Masukan sisa sayuran atau makanan di atasnya
4. Tutup lagi dengan tanah dan begitu seterusnya
5. Jika sudah penuh, tutup rapat dan jangan dibuka hingga 2-3 bulan sampai jadi.
Setelah 2-3 bulan, buka pupuk kompos ini. Jika muncul seperti ada benih yang methikil atau tumbuh seperti benih cabai atau kacang hijau, artinya ia sudah menjadi pupuk yang subur dan siap digunakan. Namun boleh juga ditambahkan molase atau bakteri pengurai agar proses fermentasi cepat selesai.
Molase sendiri bisa dibeli di toko pertanian. Namun kita juga bisa membuatnya sendiri yang alami. Misal seperti menggunakan tape singkong yang sudah basi, air cucian beras, air tetes tebu, atau cairan gula pasir atau gula jawa.
Molase alami. Sumber : https://www.tokopedia.com/sbumi
Oiya, lubang-lubang di ember itu tadi buat apa sih?
Jadi lubang pada bodi ember ini berfungsi agar selama proses fermentasi menjadi pupuk kompos, tidak menimbulkan bau karena terdapat lubang udara. Nantinya pupuk ini baunya akan seperti tanah.
Dan jika kita memiliki banyak alat ini, maka akan semakin banyak pupuk yang kita dapatkan untuk bercocok tanam, sekaligus mengurangi jumlah sampah. Akhirnya, lingkungan pun jadi lebih bersih dan mendatangkan benefit tersendiri.
Bagaimana, gampang banget kan cara buatnya? Saya sendiri masih dalam proses pembuatan di rumah. Dan saya yakin ini akan menghasilkan banyak pupuk kompos nantinya. Lha wong ini barang katon ko. Kalau orang lain bisa, tentu saya bisa.
Saya memang suka bertanam dan punya banyak bibit cabai dan beberapa sudah banyak berbuah. Namun sayang, karena sinar matahari kurang cukup dikarenakan keterbatasan lahan. Tapi tidak menyurutkan semangat saya untuk terus bercocok tanam.
Tanaman cabai samping rumah
Dan akhirnya saya berhasil menyelesaikan salah satu challenge dari berintani.id dengan membuat pupuk kompos sendiri. Ada 7 challenge di berintani ini beserta manfaatnya, yaitu :
1. Menanam kembali sayuran yang terbuang
Ini sudah pernah saya lakukan. Beberapa kali saya menanam kangkung sisa sayuran dapur yang saya tanam dalam beberapa wadah bekas minyak goreng. Lumayan banget bisa mengurangi pengeluaran walaupun tumbuhnya cuma sedikit. Pernah juga saya menanam leunca dan tumbuh banyak. Pare juga pernah dan banyak berbuah. Biji pare dari buah pare tidak saya buang. Tapi saya jemur kemudian ditanam. Ke depan saya ingin menanamnya lagi.
2. Menggunakan kembali kemasan sekali pakai
Untuk kemasan sekali pakai, saya pernah pakai wadah minyak seperti di atas saya tuliskan. Kemudian bekas wadah roti juga pernah. Saya tak membuangnya dan masih ada sampai sekarang. Alasannya agar tak menimbulkan sampah sekaligus aksi saya mendukung penghijauan bumi.
3. Menanam sayur dan benih tumbuh-tumbuhan
Untuk poin ini saya pernah menanam benih kangkung, bayam merah, dan cabai. Menanam sayuran sendiri dapat mengurangi pengeluaran harian kita. Ini cukup menghemat terutama bagi yang sudah berkeluarga. Kita juga bebas memilih mau sayuran apa yang akan kita tanam?
4. Memanfaatkan cangkang telur untuk diubah menjadi pupuk
Ternyata cangkang telur bisa dijadikan penyubur tanaman. Caranya dengan menumbuknya dan menaburkannya di atas tanaman. Ini penting karena dapat mengurangi anggaran biaya beli pupuk.
Dan ternyata ada banyak manfaat lain dari kulit telur. Seperti mencegah datangnya siput yang biasanya memakan daun-daunan. Pembersih abrasif non toksik. Membersihkan termos kopi. Atau sebagai pakan burung.
5. Memasak dari hasil kebun sendiri
Memiliki tanaman dari hasil kebun sendiri selain lebih hemat dan mengurangi pengeluaran, tentu lebih sehat karena minim pestisida pastinya. Bahkan jika punya lebih, bisa untuk dijual juga. Seperti disinggung di atas, saya pernah panen pare dan leunca. Kedua tanaman ini cukup mudah berbuah.
6. Membuat pupuk kompos sendiri
Membuat pupuk kompos sendiri juga lebih sehat karena pastinya kita bikin pupuk organik non pestisida. Sehingga sayur yang dihasilkan pun merupakan sayur organik yang menyehatkan. Seperti yang saya lakukan di atas. Jika kita membuatnya, berarti kita tidak membelinya. Aliasnya menghemat pengeluaran.
7. Mengurangi penggunaan plastik
Sekarang kalau belanja, saya lebih membawa plastik yang ada di rumah atau membawa tas belanja untuk mengurangi sampah plastik. Mengurangi penggunaan plastik dapat mengurangi timbulan sampah yang terbuang ke TPA. Secara kita tahu bahwa di Indonesia masih banyak sekali orang yang suka buang sampah sembarangan.
Jadi, ada banyak manfaat jika kita mau melakukan challenge di atas seperti yang sudah saya lakukan. Satu challenge saja kalian lakukan, akan sangat berarti bagi diri kalian atau lingkungan sekitar.
Mengenai bercocok tanam, beberapa waktu lalu saya sempat kepoin website demfarm.id karena di situ banyak referensi atau tips buat kita yang suka bercocok tanam. Dari websitenya, saya cukup tertarik dengan artikel tentang hidroponik dan aquaponik karena menambah wawasan baru bagi saya.
Bukan hanya itu, di sini juga terdapat banyak artikel mengenai urban farming atau tani perkotaan. Lalu ada juga kisah inspiratif dari publik figur ternama yang ternyata suka dengan pertanian. Seperti Andien Aisyah dan Nadine Chandrawinata.
Setelah membaca artikel ini, saya berniat mencoba pola tanam pot di dinding rumah karena terinspirasi dari artikel hidroponik di atas. Saya sudah banyak melihatnya di youtube dan ini sangat inspiratif.
Bukan karena ini artikel sponsor, tapi memang benar saya jadi ingin melakukannya. Rencana saya ingin menanam sayuran seperti sawi, timun, daun bawang, pare, kangkung, dan masih banyak lagi yang lainnya, yang ditanam menggunakan potongan botol air mineral.
Akhirnya, membuat pupuk sendiri ternyata sangat mudah. Bahkan mungkin anak kecil saja bisa melakukannya. Langkah mudah ini begitu solutif untuk mengurangi timbulan sampah yang berakhir ke TPA.
Bagi masyarakat perkotaan yang umumnya tidak memiliki lahan luas dan bergantung pada petugas sampah, ini begitu penting dilakukan untuk mengurangi timbulan sampah yang berakhir ke TPA. Jika dilakukan bersama-sama dalam waktu berkepanjangan, dampak akan sangat besar bagi lingkungan.
Selain itu, pupuk juga bisa dimanfaatkan untuk menyuburkan tanaman di kebun atau pot tanaman sendiri. Dan itu merupakan langkah hemat dan sehat. Bukankah sejatinya kita senantiasa ingin selalu hidup bersih, sehat, dan hemat, bukan?
Waini, sangat bermanfaat untuk saya yang suka berkebun dan bercocok tanam…
Duh, jadi makin merasa bersalah garagara sampah nih akuuu
Semangat mengompos kang. Semoga konsisten ya. Kompos baik untuk tanaman dan lingkungan. Semangat! ^^