Barangkali banyak teman-teman yang sudah membaca cerita saya tentang perjuangan menjadi fulltimer bogger yang penuh drama, pasti akan paham. Jika mungkin belum, salah satunya ada di artikel berjudul Air Mata Telah Kukorbankan Demi Passion Menulis

Ya, bagi kalian yang sudah tahu, saya memang banyak bercerita terkait pengalaman ngeblog saya yang begitu berani memutuskan menjadi fulltimer blogger, walaupun hanya tinggal di daerah atau kampung halaman. Salah satunya dari cerita pada link diatas.

Semua saya putuskan karena pikiran sudah mentok pada sulitnya mencari pekerjaan, hingga dengan penuh rasa yakin, saya memutuskan untuk bekerja dari rumah saja dengan berbekal kemampuan menulis seadanya.

Awalnya memang pahit. Namun Tuhan maha tahu akan apa yang dialami umatnya. Bahwa siapa yang mau berusaha dan yakin disertai doa, hasil yang sepadan akan didapatnya. Karena sudah bukan rahasia lagi bahwa rejeki, jodoh, maut, ada di tangan Tuhan.

Suka duka menjadi fulltimer blogger

Bagi teman-teman yang udah kenal saya sejak lama, mungkin sudah banyak yang membaca kisah saya yang sudah banyak saya tuliskan. Bahkan ada teman blogger meng iconic saya bahwa Amir Mahmud – Kang Amir – atau amirsilangit adalah blogger yang aktif menulis dan suka lomba.

Ya, emang bener, karena saya emang suka lomba walau banyak kalahnya. Untuk prestasi saya sendiri bisa di lihat di sini atau menu achievements pada header di atas. Dan berikut adalah 9 hal yang saya rasakan dari refleksi 4 tahun saya menjadi fulltimer blogger.

1. Baru gajian dari blog di 3 bulan pertama

Saat awal-awal memutuskan menjadi fulltimer blogger, ada banyak drama yang terjadi. Mulai dari ilmu ngeblog yang masih sedikit, jaringan pertemanan yang masih minim. Waktu itu belum aktif di WA, bahkan belum gabung grup blogger WA. Dan banyak drama lainnya. Tapi beruntunglah karena internet lancar banget waktu itu menggunakan provider merah.

Saat itu saya masih mengandalkan lomba sebagai penghasilan dan juga jualan online. Karena kebetulan jualan onlineku cukup lumayan.

Nah, di 3 bulan pertama, saya tak dapat apa-apa karena semua lomba yang saya ikuti kalah. Maklum, kemampuan saya masih sangat minim terkait lomba dan wawasan saya juga minim. Ya, saya cuma lulusan SMK dan bukan termasuk siswa berprestasi.

Nah, buat kamu yang lagi ikut lomba dan belum juga menang, mungkin 22 tips menang lomba blog dari saya yang sudah 200 kali lebih ikutan barangkali berguna.

Untuk artikel terkait lainnya kalian bisa pada pada artikel 30 Blogger Terbaik Berbagi tips menang lomba blog. Dan buat kalian yang lagi cari info lomba blog bisa baca daftar lomba blog bulan sepanjang tahun 2020.

Lanjut….

Waktu itu saya belum kenal job blogger seperti kerjasama blogger dengan brand atau guest post atau content placement. Jadi penghasilan juga masih minim karena baru mulai terjun.

Di awal bulan, sempat merasakan galaw karena penghasilan tak kunjung dapat. Namun beruntunglah karena masih ada tabungan buat nutupin biaya kuota internet. Dan itu berlangsung selama 3 bulan.

Di akhir bulan ke-3, saya memenangkan lomba menulis berhadiah smartphone dan kemudian saya jual. Dari situlah semangat saya menggebu-ngebu dan saya menjadi sangat yakin bahwa ngeblog akan menghidupi saya kelak. Itu tahun 2016 sekitar bulan April.

Rasanya gimana ?

Tentu seneng banget dong karena impian saya terwujud. Karena percobaan saya berhasil, maka saya jadi semakin semangat untuk lomba blog lainnya. Karenanya, saya jadi sering lembur dan lomba-lomba yang saya ikuti mulai saya memenangkan.

Pengalaman paling seru itu pas saya memenangkan laptop keren yang membuat aktivitas ngeblogku semakin lancar, karena spek laptop yang lumayan, beserta layar dan keyboard yang lumayan lebar, sehingga dipakai buat kerja dan mengetik lebih mudah.

Dan bukan hanya 1, tapi saya dapat 2 laptop di tahun tersebut. Berjuta rasanya pokonya kala itu. Dan saya jadi semakin semangat karena sudah menemukan jalan rejekiku. Dan di akhir tahun 2016, saya berhasil meraih 17 kemenangan lomba.

Eh tapi jangan nyawang dulu ya. Karena dibalik 3 bulan itu, ada bertahun-tahun perjuangan penuh derai air mata yang sudah saya korbankan membasahi hati. Jadi tidak ada yang instan. Semua penuh pengorbanan. Dan hingga akhir 2019 ini, saya sudah memenangkan hampir 60 lomba blog. Dan semua berawal dari keberanian saya keluar dari zona nyaman, tekad bulat dan yakin kalau orang lain bisa kita juga bisa, yang juga dibarengi dengan doa.

2. Badan remuk karena sering lembur

Ya, semenjak berhasil memenangkan lomba, saya jadi sangat bersemangat bekerja. Namun saya kurang merasakan nikmatnya hidup karena tubuh sering banget kelelahan. Adalah hari istimewa saat saya bisa tidur cepat dan tubuh segar. Tapi itu jarang saya alami karena saya suka lembur. Bekerja dari pukul 07.00 pagi hingga pukul 00.00 malam bahkan sampai pagi, seringkali saya lakukan.

Dalam setahun tersebut di 2016, saya merasakan betapa remuknya badan saya karena selalu kurang tidur. Rata-rata saya hanya tidur 4-5 jam sehari. Gak heran jika mata selalu sayup hitam seperti mata panda dan wajah pucat. Dan hal itu saya lakukan hingga akhir 2017 alias sekitar 2 tahun.

3. Bisa liburan gratis

Pengalaman paling seru di tahun 2016 adalah saat dimana saya bisa dapet liburan gratis ke kota tetangga yaitu Banjarnegara. Karenanya, saya bisa bertemu teman-teman baru dengan berbagai macam talenta. Artikel terkaitnya ada di bawah ini : 

Liburan kala itu adalah liburan paling menyenangkan karena full akomodasi. Terlebih karena saat itu juga bebarengan dengan acara penyerahan hadiah lomba blog karena saya masuk juara 2. Aliasnya saya diundang karena menang lomba. Menyenangkan sekali pokonya karena itu adalah pengalaman pertama. Dan tentunya surprise banget karena saya jadi tamu kehormatan yang dihadiri pejabat-pejabat kota setempat.

penganugerahan hadiah lomba blog banjarnegara 2016

Liburan yang saya dapatkan bukan hanya sekali, tapi dua kali. Pertama di bulan Agustus 2016 dan kedua di bulan September 2016. Nah, saat itulah pertama kali saya ngerasain gimana nikmatnya nginep di hotel dengan segala fasilitas dan akomodasi yang ada.

Di acara ini, saya banyak mengunjungi tempat-tempat menarik di Banjarnegara. Seperti arung jeram atau rafting di Kali Serayu, berkunjung ke Candi Dieng, Mendaki ke Bukti Pangonan atau Bukit Telletubies, dan banyak lagi yang lainnya.

Oiya, kami juga sempat menginap di Candi Dieng dan menikmati hawa dinginnnya udara Dieng di malam hari. Waktu itu kami menginap di D’Qiano yang merupakan pemandian air panas. Kami juga bisa melihat dan menikmati langsung carica beserta olahannya yang manis sekali.

Bukan hanya itu saja, di kesempatan lain, saya juga merasakan gimana naik pesawat untuk pertama kalinya saat menjadi finalis blog dan video competition dari Bank Indonesia. Pada acara yang berlangsung April 2019 lalu, saya banyak bertemu dengan banyak rekan-rekan konten kreator dari seluruh Indonesia dengan bakat dan talentanya masing-masing.

4. Konektivitas dan lingkaran pertemanan yang mendukung dan positif

Pengalaman yang tak kalah berharga adalah karena dari aktivitas ngeblog, saya berada di lingkungan pertemanan yang positif yang mendukung dan memotivasi. Sejauh pengalaman saya, hampir tidak ada teman yang tidak mendukung saya. 

Mereka semua saling support dan selalu menyemangati, begitu juga dengan saya. Bahkan saya pernah ditolong seorang teman saat tersesat di Pantura untuk menginap dirumahnya di pemalang.

Asumsi saya, blogger itu memiliki landasan wawasan etika tertentu dan kebanyakan dari kalangan berpendidikan. Jadi ucapan dan tutur katanya pun sangat dijaga sebaik mungkin. Saya belum pernah menemukan komentar negatif atau nyinyir baik di blog ataupun media sosial. Karena seorang blogger memang sangat menjaga nama baiknya.

Pernah suatu kali saya agak nyinyir di postingan media sosial. Namun seorang teman mengingatkan untuk tidak melakukannya kembali karena dapat merusak nama baik. Dan sekarang saya tidak lagi melakukannya karena akan mempertaruhkan nama baik. Karena nama baik blogger berhubungan dengan pekerjaan dan brand yang akan memberinya pekerjaan.

5. Di nyinyiran orang

Namanya juga hidup, ada saja yang gak suka dengan kita. Orang bebas berpendapat biarpun pendapatnya memojokan atau menyinggung. Untuk hal ini, saya sudah membiasakan. Tidak apa-apa kita di nyinyirin, yang penting jangan membalas. Doakan saja semoga mereka sadar dan tidak lagi melakukannya karena itu tidak baik.

6. Kegirangan bisa berpenghasilan sendiri hingga gila makan dan akhirnya jatuh sakit

Saat awal-awal ngeblog, saya kegirangan karena bisa berpenghasilan dari hobi. Yah, seneng banget pokonya. Bayangkan coba saat kita bisa berpenghasilan dari aktivitas yang sangat kita gemari, dan tanpa disuruh-suruh layaknya karyawan yang bekerja pada bosnya.

Nah, oleh karenanya, saya pun memuaskan hasrat kulineran saya. Alun-alun kecamatan adalah pusat kuliner terdekat dari tempat saya tinggal. Berbagai macam kuliner siap saji seringkali saya nikmati hingga akhirnya saya jatuh sakit.

Ya, karena seringnya makan makanan pedas dan berpengawet, akhirnya saya terkena usus buntu dan harus menjalani operasi awal 2019 lalu. Dan itu sangat menyakitkan. Sedikit ceritanya saya tulis di sini

7. 2019 adalah tahun terberat bagiku

Tahun 2019 adalah tahun terberat bagiku. Seperti tadi saya sebut, awal tahun 2019 saya harus terbaring di rumah sakit selama 7 hari karena harus menjalani operasi usus buntu. Dokter bilang sakit usus buntu yang saya alami masih ringan. Sehingga penanganan terbaik menurut saya adalah dengan operasi untuk memotong sumbernya agar tidak menjalan. Dengan operasi, bengkak pada usus buntu di potong dan sakit pun hilang.

Saat proses penyembuhan, saya banyak mengalami drama sakit karena belum pulih. Efek operasi usus buntu, kadang masih ada bagian perut yang terasa clekit-clekit hilang timbul gitu. Dan saya pun belum berani banyak gerak agar proses penyembuhan berjalan lancar.

Dalam proses pemulihan, saya vakum berbulan-bulan. 3 bulan kalau gak salah. Barulah setelah dirasa enakan, saya mulai buka laptop dan beberapa kali masih menang lomba dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan Travelblog dot id. Alhamdulillah buat tambah-tambah biaya nikah karena saat itu saya akan melangsungkan pernikahan.

Sempet deg-degan dan agak bingung juga karena Ibu bilang, jadwal pernikahan diundur saja hingga saya sembuh total. Namun beruntunglah saya terus sehat hingga jadwal akad berjalan lancar.

Karena sakit, maka otomatis pekerjaan pun terhambat dan tersendat dan performa pekerjaan pun menurun. Aliasnya pendapatan pun menurun. Pada 2019 kemarin, saya hanya mengikuti 35 kali perlomban lomba blog dan banyak sekali kalah. Namun ada beberapa kali menang dan hadianya bisa buat nambah biaya nikahan.

8. Saat sudah menikah, harus lebih bekerja keras karena ada jiwa lain yang harus dinafkahi

Saat sudah menikah, ternyata kehidupan berbeda sekali layaknya saat masih bujang. Saat bujang dulu, kita belum punya tanggungan, sehingga banyak hal keturutan. Mau beli ini itu oke saja karena orang tua menanggung biaya hidup kita. Makan tinggal makan dan mau beli apa tinggal beli tanpa mikir butuh.

Tapi begitu sudah menikah, kita harus berpikir dua kali untuk melakukannya. Kecuali buat kamu yang memang budgetnya tebal. Saat sudah menikah, harusnya kita sudah tidak lagi bergantung dengan orang tua. Semua kebutuhan kita yang tanggung. Karena tugas orang tua atas beban kita sudah selesai. Sudah saatnya untuk mandiri dan jadi orang yang sebenarnya.

Jadi, sudah harus benar-benar memikirkan apa yang akan kita lakukan itu apa efeknya di masa depan? Terutama dalam hal ekonomi, kita harus pandai-pandai berjaga-jaga di masa depan. Entah itu dengan menabung, investasi emas, memiliki asuransi pendidikan, asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis, dan sebagainya.

9. Lebih sedikit belajar namun lebih banyak bekerja karena butuh ada didepan mata

Saat sudah menikah dan berkeluarga, kita dituntut lebih banyak bekerja karena kebutuhan ada didepan mata setiap hari. Kita harus menafkahi istri dan anak-anak kita. Jadi kita harus lebih banyak bekerja ketimbang belajar. Namun manajemen waktu yang baik adalah cara cerdas agar kita terus dapat produktif belajar.

Kenapa belajar ?

Dengan belajar, kita bisa upgrade skill dan meningkatkan kemampuan. Terlebih di era digital ini persaingan semakin ketat. Jika tidak mengikuti, bisa-bisa kita tertinggal karena hampir semua lini kehidupan terintegrasi dengan tekhnologi.

Saat masih muda dulu, belajar lebih leluasa karena belum ada tanggungan. Mau belajar seharian pun tidak masalah dan justru itu bagus. Namun setelah menikah, waktu belajar bagi saya menjadi lebih sedikit. Saya hanya menyisakan waktu seminggu sekali untuk belajar. Selain itu saya gunakan untuk bekerja.

Saat ini saya sedang mencoba belajar bahasa asing (English) karena termotivasi dari tools-tools blog seperti moz atau ahrefs yang bahasa pengantarnya menggunakan bahasa inggris.

Saya iri dengan teman-teman di WAG yang dengan mudahnya menerjemahkan bahasa inggris saat mempelajari algoritma blog yang itu penting banget untuk diketahui. Dan saya hanya bisa melongo karena gak ngerti apa mereka bicaraka.

Makanya, mulai awal 2020 ini, saya sudah mulai belajar bahasa inggris lewat youtube. Setiap minggu saya belajar 2-3 jam sekali dengan menirukan ucapan dalam bahasa inggris ataupun lewat lagu. Untuk targetnya juga tidak ada batasan karena baru berhenti setelah benar-benar mahir biarpun sampai 5 tahun. Karena seringkali saya merenung “saya sudah melakukan apa di waktu sebelumnya? Padahal umur terus bertambah” jadi percuma kalau waktu terlewat begitu saja.

Motivasi lain saya belajar English juga agar bisa mengikuti lomba blog yang hadiahnya jalan-jalan ke luar negeri. Biar gak bingung dengan instruksi dalam bahasa inggris di suatu negara. Norak banget yaks wkwkwk.

Nah, itulah berbagai macam refleksi ngeblog saya selama menjadi fulltimer blogger di 4 tahun terakhir ini. Banyak suka dukanya dan penuh drama, tangis dan tawa. Semoga menjadi pengalaman berharga agar kedepan makin baik lagi.