Web Hosting

Saat rafting di Kali Serayu Banjarnegara. Dokpri

“Suer deh, bener-bener seruuuuu banget waktu itu. Bagaimana enggak, terombang ambing di atas perahu karet di tengah derasnya ombak Kali Serayu itu sensasinya luar biasa, apalagi disana saya ketemu orang-orang hebat dan berprestasi.

Seumur umur, baru pertama kali saya mengalami travelling yang sangat menyenangkan seperti ini. Apalagi karena liburan ini gratis. Itu semua saya dapatkan karena saya menang lomba nulis blog pariwisata tingkat nasional yang di adakan oleh Dinpar Banjarnegara yang hadiahnya uang tunai dan voucher travel

Tahun 2016 adalah tahun yang teramat membahagiakan bagiku. Karena di tahun tersebut, saya berhasil meraih sebagian impian dan cita cita saya. Dan salah satu hal yang terlupakan adalah saat travelling bersama teman teman baru berkat prestasi dari lomba tersebut. 

Sebagai apresiasinya, saya bersama teman teman sesama pemenang, berhak mendapatkan uang tunai untuk juara 1 sampai 3 dan juga voucher travel atau paket wisata untuk semua pemenang.

Sebelumnya saya tidak tahu jika saya terpilih jadi juara 2 dari 180-an peserta. Saya hanya tau jika saya masuk 10 besar. Lalu ada seorang panitia menelpon saya untuk datang ke acara dan saya menyanggupinya. Di situ saya di beraitahu jika ternyata saya dapat juara 2, kejutan banget buat saya.

Dari rumah, saya berangkat sekitar jam 06.00 pagi dan sampai sana sekitar jam 09.00 Setelah sampai, kita semua menginap dalam sebuah penginapan yang lokasinya persis di pinggir Kali Serayu. Nama penginapannya yaitu The Pikas ( Pinggir Kali Serayu ). Dan saya juga baru pertama kali menginap di penginapan hehehe.

Selepas jam 09.00, kita semua diajak untuk menyaksikan acara arak arakan dalam rangka hari jadi ke 128 Kabupaten Banjarnegara. Ada berbagai macam atraksi yang di tampilkan di acara tersebut, seperti tari tarian yang di lakukan oleh anak anak SD, tari tarian dari Polwan kota setempat, lomba dokar hias, dan lain sebagainya. Berikut dibawah dokumentasinya.

Tarian dari para polwan. Dokpri

Lomba Dokar hias. Dokpri

Acara ini sudah di lakukan setiap tahunya. Sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta, gunungan-gunungan yang berisi hasil bumi seperti buah buahan dan sayur sayuran pun di ikut sertakan untuk meramaikan acara ini. Nantinya gunungan ini akan diperebutkan oleh masayarakat yang menonton. Acaranya sangat seru, hari itu alun-alun Kota padat bak semut.

Gunung gunungan sedang di pikul. Dokpri

Antusiasme masyarakat yang datang ke acara. Dokpri

Puas mengikuti acara arak-arakan, kita kembali ke penginapan untuk istirahat dan makan siang. Dan agenda berikutnya yang akan kita lakukan yatu rafting atau arung jeram di Kali Serayu. Tadinya saya pikir, Kali Serayu itu bikin ngeri karena kedalamanya dan banyak buayanya.

Dan ternyata anggapan saya salah, karena Kali Serayu yang dilewati sebagai jalur tracking yaitu Kali Serayu bagian atas yang dalamnya hanya sekitar tinggi tubuh orang dewasa dan tidak ada buayanya. Takut juga kalo misal ada buayanya lalu pas rafting kecebur, tar di caplok huhuhu.

Saat pengarahan oleh pemandu. Dokpri

Dari The Pikas sebagai lokasi pemberangkatan, kita di antar menuju ujung Kali untuk start rafting ini. Karena baru pertama kali, saya merasa takut karena ombak di grenjenganya lumayan besar. Khawatir terjatuh dan terbentur batu.

Tapi ternyata anggapan saya lagi-lagi salah, karena ternyata rafting ini sangat menyenangkan huhuhu. Dan justru grenjengan itulah yang membuat sensasi arung jeram bisa dirasakan.

FYI : grenjengan adalah istilah untuk ombak atau gelombang air yang meliuk liuk karena dasar kalinya tidak rata dan terdapat banyak batu. Jadi, grenjengan itu biasanya tidak dalam, hanya sekitar puser orang dewasa.

Saat masuk ke grenjengan, perahu karet kita terombang ambing mengikuti arah ombak, dan itulah sensasi yang paling mengasikan. Karena keasikan, kita semua pun berteriak kegirangan “woeyy…woeyyy…woeyyy” bersama teman teman yang baru kita kenal dan membuat kita akrab.

Setelah tahu bahwa melewati ombak ternyata sangat menyenangkan, kita justru semakin penasaran dengan ombak yang lebih besar, dan rasa takut pun hilang.

Kita juga tak takut terjatuh karena sudah di dampingi pemandu, dan bekali rompi apung serta helm. Jadi misal kita terjatuh ke air, kita akan mengambang. Ditambah lagi sebelum kita mulai, kita juga sudah dibekali pengarahan keselamatan oleh pemandunya. Jadi lebih aman deh pokonya.

Kita disini ada 2 perahu, 1 perahu berisi 5 orang termasuk pemandu. Selain pemandu di perahu kami, ada juga pemandu tambahan lainya, yaitu 2 orang dengan masing masing tiap orang menggunakan perahu sampan kecil. Jadi total ada 12 orang.

Sepanjang perjalanan, kita hanya tertawa tawa karena keasikan terombang ambing diatas perahu. Bahkan yang tadinya saya lesu karena kurang tidur, mendadak seger setelah nyebur ke air.

Oiya, di tengah perjalan, pemandu juga menawari kita untuk merasakan sensasi perahu terbalik dan kita semua tercebut ke air lalu tertawa lepas hahahaha…asik sekali pokonya. (Geser foto dibawah)

Tak terasa, perjalanan rafting sepanjang 14 km sudah berakhir sekitar 3 jam. Panjang juga ternyata ya. Dan sepanjang perjalanan, panitia juga sudah menyiapkan fotografer sebagai kenang kenangan mengabadikan rafting kita ini. Karena tak sadar tiba tiba perjalanan rafting kita selesai, saya pun sampai kaget.

“loh ko cepet banget selesainya, jalur trackingnya pendek, ya ?” tanya saya ke teman teman.

Lalu mereka pun menjawab “15 km Bro”.

“Ko cepet banget ya, padahal jauh banget. Mungkin karena keasikan sepanjang perjalanan, jadi tak terasa” jawab saya.

Keasikan rafting bersama teman teman baru yang takan pernah terlupakan (geser untuk gambar lainya). Dokpri

tSetelah sampai, kita disuguhi es kelapa muda beserta tempe mendoan lengkap dengan cabenya. Huhhh nikmat dan seger pokonya. Dan malam harinya, adalah malam penyerahan hadiah lombanya yang bertempat di Pendopo Dipayudha.

Di situ, saya bersama teman-teman yang masuk 3 besar yaitu Mas Eko Nurhuda (kiri saya) dan Mas Arief Saefudin (kanan saya) sudah disiapkan kursi bagian depan. Waduh kita ada di depan nih. Dan itu merupakan pengalaman saya pertama kalinya.

Disitu, saya juga berkesempatan bersalaman dengan orang nomor 1 di Kabupaten tersebut, yaitu Bupati Banjarnegara kala itu, Bapak Sutedjo Utomo. Benar-benar pengalaman tak terlupakan.

Beliau mengatakan “sengi wong Kebumen dolan meng Banjarnegara ya” (ajak orang Kebumen main ke Banjarnegara ya)

Sudah diajak jalan-jalan, dikasih uang saku pula. Dan tak heran deh, karena kita sebagai 3 besar, merupakan orang orang terpilih dengan menyisihkan 180an kontestan lainya. Dan itu tidak mudah.

Foto saat penyerahan hadiah. Dokpri

Cerita wisata saya ini belum berakhir, karena saya di undang lagi untuk jalan jalan gratis di bulan berikutnya, yaitu September 2016. Dan jalan jalanku yang kedua ini juga tak kalah mengasikan, karena mengunjungi banyak tempat dan sediakan fasilitas yang menarik huhuhu.

Kita mulai lagi ya ? Dari rumah saya berangkat sekitar jam 9 pagi, sampai sana sekitar jam 1 siang. Kita berkumpul di Hotel Surya Yudha sebagai tempat kita menginap. Dan saya juga baru kali itu merasakan nikmatnya air hangat di hotel. Kalo yang The Pikas itu bukan hotel, melainkan homestay atau penginapan dalam bentuk saung gitu.

Di sini, kita disambut oleh pegawai hotel yang ramah. Letak hotelnya itu keren banget, karena berada persis di pinggi Kali Serayu. Jadi saat kita membuka jendela, kita bisa melihat langsung Kali Serayu dengan pemandangan bebatuanya.

Hari itu hujan sekitar jam 7 malam, dan kita semua belum makan. Sebagai bentuk pelayanan, kita di jemput ke tempat makan oleh panitianya pake mobil Bhroooo huhuhuhu. Padahal jalan kaki 5 menit saja sudah sampai.

Bener bener pengalaman tak terlupakan pokonya. Keesokan harinya kita checkout dari hotel, dan agenda jalan jalan kita yaitu ke Dieng berasama para finalis Kakang Mbakyu dari Banjarnegara.

Jadi, pihak Dinpar mengundang kita ke acara tersebut selain sebagai hadiah berupa voucher travel tahap 2, juga sekaligus meramaikan acara pemilihan duta wisata yaitu Kakang Mbakyu Kabupaten Banjarnegara.

Finalis Duta Wisata (Kakang Mbakyu) Banjarnegara 2016. Dokpri

Dalam perjalanan menuju Dieng, jalur trackingnya itu sangat menanjak. Sepanjang perjalanan, kita di suguhi ladang sayur sayuran seperti kentang, kubis, wortel, cabai, dan lain sebagianya. Dan itu indah sangat.

Dieng itu letaknya di dataran tinggi, sehingga pertanian yang cocok yaitu tanaman yang bisa tumbuh di hawa dingin, seperti sayur sayuran tersebut tadi. (Geser gambar di samping kanan ini)

Dan ternyata Dieng itu juga dingin banget Vroohhh brrrrrr. Karena dingin, saya jadi sedikit minum air, takut kebelet malah repot nantinya. Di Dieng ini, terdapat bebera Candi, seperti Candi Arjuna contohnya.

Dan ternyata banyak juga turis mancanegara yang datang kesini. Oiya, Dieng ini bersih banget, karena ada petugas kebersihan yang di pekerjakan disini.  (Geser gambar dibawah)

Hamparan pohon kentang dan kubis di dataran tinggi Dieng (geser). Dokpri

Dari Dieng, kita menuju kawah Sikidang. Kawah Sikidang adalah kawah belerang berwarna putih yang mendidih dan meluap luap. Jika Anda menuju kesini, baiknya memakai masker karena bau belerang itu bikin sesak dada.

Tapi misal gak bawa, disini juga banyak yang menjualnya. Oiya, misal kalian membawa telur, kalian juga bisa memasaknya di kawah ini dengan menggunakan pancingan. Tapi entah rasanya seperti apa karena dimasaknya di air kawah.

Di area kawah ini juga ada wahana wisata off road dengan menggunakan sepeda motor trail. Tarifnya saya kurang paham karena kita semua tidak ada yang mencobanya.

Di namakan Kawah Sikidang, itu karena letupan kawahnya meloncat loncat seperti seekor Kidang (rusa), sehingga masyarakat setempat menamainya dengan nama Kawah Sikidang.

Kawah Sikidang. Dokpri

Padang Savana tau Bukit Telletubbies (geser). Dokpri

Dari Kawah Sikidang, kita beranjak menuju ke Padang Savana atau Bukit Telletubbies. Padang savana ini juga sering disebut Bukit telletubies. Itu karena kontur tanahnya hampir mirip seperti bukit Telletubbies.

Lingkungannya bersih dan alami banget. Rumputnya subur. Di situ yang terdengar hanya suara burung, jadi masih sangat alami. Di sekelilingnya ditumbuhi pohon pinus. Buat guling guling jadi asik banget hehehe.

Untuk menuju ke Bukit Telletubies ini, kita harus jalan menanjak dengan jarak lumayan jauh. Tapi tidak perlu khawatir, karena sepanjang perjalanan, kita juga akan disuguhi pemandangan kota dan perbukitan yang cantik. Udaranya juga sangat segar, menarik sekali pokonya.

Dari Padang Savana, kita ke D’Qiano. D’Qiano yaitu kolam renang atau pemandian air panas yang letaknya di ketinggian. Yang keren dari pemandian ini adalah karena view belakangnya itu lho, bukit bukit dan perkebunan. Indah banget pokonya. Dan airnya panas, enak banget buat berendam. Buat yang pengin mandi malam hari juga bisa karena airnya panas.

Disini juga ada prosotanya. Dan karena penasaran, sayapun mencobanya. Saya meluncur dari ketinggian, namun sayang, karena prosotanya belum basah, jadi agak keset deh, tapi gapapa, tetep asik pokonya.

Mandi mandi semakin seru saat saya anjlok anjlokan bersama teman teman, ah seruuu banget pokonya. Liat deh fotonya di samping kanan ini, geser untuk gambar berikutnya.

Asiknya mandi air panas di D’Qiano. Dok. Hendy Setyanto

Saat kita tertidur, seorang teman memotret. Dok. Noer Jowo

Oiya, disini saya juga nginep lho bareng bareng dalam 1 rumah. Wah asik banget pokonya. Dan moment tak terlupakan saat kita tidur yaitu kita di potoin oleh seorang teman saat tidur, dan ada yang ngorok juga hehehehe.

Sampai disini, berakhirlah perjalanan wisata saya sangat berkesan penuh kenangan di Banjarnegara. Kita pulang menggunakan mobil sampai Hotel Suryayudha tempat kita parkir motor. Dan akhirnya kita harus berpisah dan pulang ke rumah masing. Benar benar liburan yang sangat berkesan, sampai ketemu lagi kawan.

Saya dan teman teman baruku. Dok. Noer Jowo

Untuk informasi lengkap seputara travelling, kunjungi website liputan6 di lifestyle.liputan6.com/kategori/travel

dan ikuti juga sosmednya pada tombol dibawah ini :