Silicon Ziplock. Foto : instagram.com/kitchen_n_kitchenette

Halo guys, seringkali saya dibuat miris saat melihat orang-orang belanja di pasar atau tukang sayur, saat berangkat kosongan, begitu pulang bawa segendongan belanjaan dalam kantong plastik. Dan keesokan harinya hal itu terulang lagi.

Pertanyaannya adalah mengapa mereka tidak memakai kembali plastik yang kemarin diapkai untuk belanja karena pastinya masih bagus, ketimbang minta lagi yang baru ke penjual sayurnya?

Atau akan lebih bagus lagi jika bawa tas belanja sendiri agar tak menimbulkan sampah plastik.

Karena pastinya masih banyak masyarakat yang setiap kali pakai plastik kemudian langsung dibuang, walaupun cuma kotor sedikit. Aliasnya masih banyak yang menggunakan kemasan sekali pakai.

Budaya seperti inilah yang membuat lingkungan menjadi kotor dan dimana-mana ada plastik. Orang tua yang melakukan kebiasaan ini maka akan menurun ke anak-anaknya.

Saya pernah melihat sendiri seorang anak membuang plastik wadah makanan dengan enaknya, padahal ia bersama orang tuanya.

Pemandangan seperti ini bisa kita lihat sendiri di sebuah acara. Sebeluma acara dimulai, suasana masih bersih. Begitu acara selesai, plastik dan wadah berserakan dimana-mana.

Kemasan sekali pakai seperti plastik ini seringkali meresahkan. Contohnya seperti wadah agar-agar atau wadah minuman plastik baik dalam bentuk plastik atau yang gelas-gelasan.

Baca Juga : 10 Cara Menangani Sampah Organik Sisa Makanan Di Rumah

Sampah mengeluarkan gas negatif seperti metana dan mencemari lingkungan.

Sampah plastik. Dokpri.

Seringkali orang-orang setelah meminumnya langsung buang begitu saja tanpa rasa berdosa.

Dan parahnya lagi saat mereka banyak nongkrong di ruang publik yang bersih dan indah seperti di alun-alun kota, kemudian membawa makanan dan wadahnya dibuang begitu saja. Akhirnya taman kota menjadi tak estetik lagi.

Mereka yang jika ditegur kemudian menjawab “ya kan ada petugas kebersihannya” atau “ya biarin saja lah apa urusanmu”, mereka itu orang-orang yang tak peduli lingkungan dan terus akan nyampah saban waktunya.

Selain itu, kadang saat ada hajatan kemudian acara makan-makannya menggunakan kemasan sekali pakai seperti piring plastik sekali pakai untuk tempat makan, tentu akan menimbulkan sampah plastik yang teramat banyak. Apalagi jika tamunya banyak.

Alasan orang pakai piring plastik sekali pakai atau mangkok sekali pakai biasanya agar tak merepotkan orang belakang supaya tak perlu cuci piring.

Padahal jika mereka sadar, kemasan sekali pakai ini akan mengotori lingkungan karena styrofoam tersebut akan sulit terurai ke tanah. Dan seringkali malah berakhir ke sungai, dan hanyut ke laut.

Baca Juga : Membuat Komposter Untuk Mengolah Sampah Organik

Saya sendiri sangat mendukung influencer lingkungan yang aktivitasnya bersih-bersih sampah atau campaign terkait lingkungan. Follower mereka yang sampai jutaan tentu berpengaruh ke orang-orang agar peduli lingkungan dan berhenti nyampah.

Dan saya harap sih dengan tulisan ini orang-orang akan berpikir kembali sebelum menggunakan kemasan sekali pakai seperti piring atau gelas sekali pakai atau mangkok styrofoam. Lagian bahan styrofoam ini mengandung bahan kimia dan gak bagus buat kesehatan tubuh.

Mendingan pakai piring ramah lingkungan kalau ingin sekali pakai. Karena sekarang ada banyak ko wadah makanan ramah lingkungan.

Bahan yang digunakan misalnya dari pelepah pohon pinang atau pohon sagu, atau pohon pisang dan semua itu dapat terurai dengan tanah jika sudah tak terpakai.

Selain piring sekali pakai, kemasan tak ramah lingkungan juga ada gelas plastik sekali pakai. Misalnya di minuman boba, biasanya setelah habis atau bahkan gak habis diminum, gelas plastiknya dibuang begitu saja.

Kemudian sendok plastik sekali pakai pada nasi rames bungkusan, kalau sudah dipakai ya dibuang. Padahal bisa disimpan atau bawa pulang ke rumah untuk dipakai lagi.

Ada juga sedotan plastik yang seringkali mengotori lautan dan termakan ikan paus lalu mati. Dan ini sudah banyak terjadi.

Padahal jika orang-orang tahu ada banyak pengganti kemasan sekali pakai yang dikita coba untuk menekan penggunaan plastik. Di antaranya seperti :

1. Tas karung goni

Tas karung goni juga termasuk alternatif plastik yang ramah lingkungan. Dibuat dari serat karung goni yang kuat dan tahan lama, tas ini dapat digunakan berulang kali.

Tas ini cocok untuk belanja, transportasi barang, dan pengemasan. Keunggulan lainnya adalah biodegradabilitasnya yang tinggi, sehingga tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.

Penggunaan tas karung goni membantu mengurangi konsumsi plastik sekali pakai dan mendukung upaya pelestarian lingkungan.

2. Tas dari bahan singkong atau ubi kayu

Cassava bag atau juga dikenal sebagai “tas singkong” dalam bahasa Indonesia, adalah jenis tas atau wadah yang terbuat dari umbi “singkong” atau “ubi kayu.”

Tas cassava ini dibuat dengan mengolah singkong menjadi bahan dasar yang mirip dengan tepung yang dicampur dengan bahan-bahan lain, seperti air dan serat, untuk membentuk campuran yang dapat dicetak menjadi tas atau wadah yang kuat dan tahan lama.

Setelah digunakan, tas ini dapat terurai secara alami sehingga mengurangi dampak lingkungan yang negatif yang seringkali terkait dengan plastik sekali pakai.

Keuntungan dari tas singkong atau saya menyebutnya budin ini meliputi:

Ramah Lingkungan

Tas ini dibuat dari bahan-bahan alami yang dapat terurai secara alami, sehingga mengurangi masalah polusi plastik. Seperti saya katakan di atas.

Biodegradable

Tas cassava dapat terurai tanpa meninggalkan residu berbahaya, sehingga tidak mengancam lingkungan dan kehidupan laut.

Alternatif plastik sekali pakai

Dalam upaya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, tas singkong adalah alternatif yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Sumber penghasilan

Produksi tas singkong dapat menjadi sumber penghasilan bagi petani singkong di berbagai negara, memberikan manfaat ekonomi kepada komunitas lokal.

Singkong kalau di tempat cuma 4rban sekilo, jika diolah menjadi produk lain seperti tas, tentu bisa naik harganya, dan harga jual singkongnya dari petani juga pasti ikut merangkak naik. Artinya lebih mensejahterakan petani.

Mengurangi penggunaan plastik

Dengan penggunaan tas singkong ini, kita dapat membantu mengurangi permintaan terhadap plastik sekali pakai yang menjadi masalah di seluruh dunia.

3. Tas jaring katun

Tas jaring katun adalah tas ringan yang terbuat dari bahan katun bertekstur jala atau rajutan.

Tas ini sering digunakan untuk belanja karena ramah lingkungan dan mudah dilipat. Tas ini bisa menjadi alternatif yang berkelanjutan sebagai pengganti tas plastik sekali pakai karena dapat digunakan berulang kali.

4. Tas kanvas

Tas kanvas adalah tas yang terbuat dari bahan kanvas, yaitu bahan tebal dan kuat yang seringkali terbuat dari katun.

Tas kanvas dikenal karena daya tahan dan kepraktisannya. Tas ini umumnya digunakan untuk membawa barang-barang sehari-hari seperti buku, laptop, atau belanjaan.

Tas kanvas memiliki berbagai gaya dan ukuran, dari tas tote bag yang sederhana hingga tas ransel yang lebih fungsional.

Selain itu, tas kanvas sering digunakan sebagai media untuk seni dan desain unik, menjadikannya pilihan yang populer bagi mereka yang menghargai kombinasi gaya dan utilitas.

5. Kotak makan

Kotak makan merupakan alternatif plastik yang ramah lingkungan untuk membungkus makanan. Biasanya terbuat dari bahan seperti stainless steel, bambu, atau kaca yang dapat digunakan berulang kali.

Keunggulan kotak makan adalah tahan lama, aman dari bahan kimia berbahaya, dan dapat membantu mengurangi limbah plastik sekali pakai.

Kotak makan populer di kalangan mereka yang peduli dengan lingkungan dan ingin berkontribusi pada upaya pelestarian alam sambil menjaga makanan tetap segar dan aman.

Kalau saya sendiri biasanya beli makanan pakai wadah atau kotak makan agar tak menimbulkan plastik.

6. Tas kertas

Tas kertas bisa jadi alternatif terbaik yang lebih ramah lingkungan ketimbang tas plastik sekali pakai.

Tas ini terbuat dari bahan alami yang dapat didaur ulang, mengurangi dampak lingkungan karena kertas dapat mudah lebur di air. Namun dalam konteks ini tas ini lebih kuat.

Tas kertas juga lebih kuat dan tahan lama daripada tas plastik, sehingga dapat digunakan berulang kali. Selain itu, produksi tas kertas memerlukan energi yang lebih sedikit daripada tas plastik, mengurangi emisi karbon.

Keberlanjutan tas kertas membuatnya menjadi pilihan yang lebih baik dalam upaya mengurangi polusi plastik dan mendukung pelestarian lingkungan.

7. Silicon ziplock

Silicon ziplock adalah alternatif plastik yang ramah lingkungan. Terbuat dari silikon, bahan yang dapat digunakan berulang kali dan tahan panas serta dingin.

Silicon ziplock cocok untuk penyimpanan makanan, menggantikan kantong plastik sekali pakai.

Tas ini juga dapat dicuci, dibersihkan, dan digunakan kembali, mengurangi limbah plastik.

Selain itu, silicon ziplock memiliki sifat yang kedap udara dan kedap air, menjaga makanan segar lebih lama.

Dengan menggunakan silicon ziplock, kita berkontribusi dalam upaya melestarikan lingkungan sambil menjaga kepraktisan pengemasan dan penyimpanan makanan.

8. Tas parasut lipat untuk berjaga-jaga kapan harus belanja

Tas parasut lipat adalah solusi kreatif untuk mengurangi penggunaan plastik. Terbuat dari bahan tahan air yang kuat, tas ini dapat digunakan berulang kali.

Tas ini bisa jadi alternatif plastik jika semisal di jalan kita ingin beli sesuatu. Ketika tidak digunakan, tas ini dapat dilipat dan dimasukkan ke kantong sehingga mudah dibawa, dan dapat digunakan saat dibutuhkan. Ini adalah alternatif ramah lingkungan ketimbang kantong plastik sekali pakai.

9. Sedotan stainless

Penggunaan sedotan stainless steel atau sedotan logam lebih ramah lingkungan karena dapat digunakan ulang berkali-kali, mengurangi limbah plastik sekali pakai, dan memiliki umur pakai yang panjang.

Dibandingkan dengan sedotan plastik, sedotan stainless steel ini memiliki dampak lingkungan yang lebih positif karena mengurangi polusi plastik dan permintaan terhadap bahan-bahan plastik yang merusak lingkungan.

Mungkin kalian pernah tahu jika ada paus mati dan didalam perutnya banyak terdapat plastik, salah satunya sedotan plastik.

10. Besek bambu sebagai pengganti wadah makanan

Besek bambu adalah wadah tradisional yang terbuat dari anyaman bambu. Besek bambu ini dulu sering banget dipakai untuk wadah makanan saat acara keagamaan di mesjid saya, sekitar tahun 90-an, namun kini populer kembali.

Besek ini biasanya berbentuk kotak tumpul dengan tutup dan dasar yang terbuat dari bambu yang dianyam.

Besek ini sering digunakan untuk menyimpan makanan, seperti nasi atau lauk-pauk. Besek bambu juga memiliki sifat alami yang memungkinkan sirkulasi udara yang baik, sehingga menjaga makanan tetap segar.

Besek bambu juga memiliki nilai budaya yang tinggi dan sering digunakan dalam upacara tradisional dan seni kerajinan tangan.

11. Alat makan kayu

Alat makan dari kayu memiliki dampak lingkungan yang lebih baik daripada alat makan plastik atau logam karena kayu adalah bahan alam yang dapat terurai dengan mudah dan ramah lingkungan.

Kalau di kampung-kampung, piring pecah akan dibuang ke pekarangan dan kadang melukai orang yang kebetulan sedang ada di situ. Selain juga mengotori lingkungan.

Penggunaan alat makan kayu seperti piring, mangkok, sendok, garpu, dan juga gelas ini dapat mengurangi limbah plastik, emisi karbon, dan pencemaran lingkungan, dan tentu dapat terurai dengan tanah.

Selain itu, pohon-pohon yang ditanam untuk produksi kayu juga membantu dalam penyerapan karbon dioksida, mendukung keberlanjutan hutan, dan melestarikan ekosistem.

Dengan demikian, alat makan dari kayu menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk mendukung konservasi dan melindungi lingkungan.

Dampak Buruk plastik

Plastik telah menjadi bagian dari kehidupan modern kita, tetapi dampak buruknya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia semakin menjadi perhatian di seluruh dunia dan selalu menimbulkan masalah.

Berikut adalah beberapa dampak buruk plastik yang sering kita alami sekarang.

Polusi lingkungan

Plastik yang tidak terurai akan mudah mengakibatkan polusi lingkungan yang serius. Plastik dapat mencemari lautan, sungai, dan tanah, dan juga menyebabkan kerusakan ekosistem dan merugikan satwa liar yang memakan atau terjebak dalam plastik.

Kerusakan ekosistem

Plastik yang terbuang ke laut dan perairan lainnya dapat merusak ekosistem laut. Hewan laut seperti penyu, ikan, dan burung sering kali tertangkap atau memakan plastik, yang dapat mengakibatkan cedera atau kematian. Dan ini seringkali terjadi.

Mikroplastik

Plastik yang terurai menjadi partikel-partikel kecil disebut mikroplastik dapat ditemukan di seluruh lingkungan, termasuk dalam air minum dan makanan. Konsumsi mikroplastik oleh manusia masih menjadi area penelitian, tetapi dapat berpotensi memiliki dampak kesehatan jangka panjang.

Penggunaan bahan bakar fosil

Produksi plastik dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi tentu saja menyebabkan emisi gas rumah kaca dan berkontribusi pada pemanasan global atau perubahan iklim. Selain itu, proses pembuatan plastik juga menggunakan energi yang signifikan.

Kerusakan tanaman dan tumbuhan

Plastik yang berserakan di lahan pertanian dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan tumbuhan. Mikroplastiknya dapat masuk ke tanaman dan termakan oleh manusia. Tentu ini berbahaya.

Terganggunya kesehatan manusia

Bahan kimia yang digunakan saat proses pembuatan plastik, seperti bisphenol A (BPA) dan ftalat, bisa lepas ke dalam makanan dan minuman yang dikemas dalam plastik.

Terpaparnya manusia terhadap bahan kimia ini telah dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti gangguan hormonal, kanker, dan masalah perkembangan.Asap dari pembakaran plastik dapat menyebabkan kanker.

Kerugian ekonomi

Pembersihan sampah plastik yang mencemari lingkungan dan pantai dapat memakan biaya yang signifikan bagi pemerintah dan masyarakat.
Selain itu, sektor pariwisata yang bergantung pada keindahan lingkungan seringkali menderita kerugian karena polusi plastik.

Menurunnya kualitas air minum

Plastik yang mencemari sumber air dapat mengancam kualitas air minum. Proses penguraiannya bisa mahal dan sulit dilakukan.

Mengancam kehidupan di laut

Plastik yang terapung di laut bisa menjadi perangkap bagi berbagai jenis makhluk laut, seperti ikan dan burung laut.

Ini mengancam kelangsungan hidup spesies-spesies ini dan mengganggu rantai makanan laut. Seperti paus misalnya karena seringkali didapati mati akibat memakan plastik.

Peningkatan sampah kota

Plastik yang tidak dapat terurai dengan cepat mengisi tempat pembuangan sampah dan memerlukan waktu yang sangat lama untuk terurai. Ini menyebabkan penumpukan sampah dan masalah pengelolaan limbah di banyak tempat.

Pembuangan akhir yang tidak ramah lingkungan
Pembuangan plastik yang tidak sesuai dengan peraturan atau kebijakan pengelolaan limbah yang tepat dapat mengakibatkan pencemaran tanah dan air serta kerusakan lingkungan lokal.

Dengan menyadari dampak buruk yang diakibatkan oleh plastik, banyak upaya telah dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, meningkatkan daur ulang, dan mencari alternatif plastik yang lebih ramah lingkungan.

Kesadaran dan tindakan kolektif sangat penting untuk mengatasi masalah ini dan melindungi lingkungan serta kesehatan manusia.

Eh btw yang ini bukan hanya kemasan plastik saja yang mengganggu lingkungan. Tapi popok bayi juga cukup mengganggu dan banyak sekali dibuang ke sungai oleh warga. Kalian bisa lihat sendiri betapa banyaknya sampah popok bayi yang berserakan di sungai.

Apalagi seorang bayi bisa pakai 3 buah popok dalam seharinya. Jika sampai 2 tahun terus pakai popok, berapa jumlah popok yang akan dibuang ke sungai? Maka dari itu penggunaan popok cuci ulang sangat penting untuk kebersihan lingkungan.

Solusi : popok kain cuci ulang

Popok cuci ulang ini memiliki berbagai manfaat positif bagi lingkungan. Pertama, popok kain dapat digunakan berulang kali serta mengurangi limbah popok sekali pakai yang berakhir di tempat pembuangan sampah.

Tentu Ini mengurangi dampak negatif penumpukan sampah plastik. Kedua, produksi popok kain tentu memiliki jejak karbon yang lebih rendah ketimbang popok sekali pakai, dan membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Ketiga, penggunaan popok kain dapat menghemat sumber daya alam yang digunakan dalam pembuatan popok sekali pakai.

Dengan demikian, popok bayi cuci ulang ini membantu melindungi lingkungan dengan mengurangi limbah plastik serta dampak lingkungan negatif lainnya.

Lebih Ramah Lingkungan, Ini 12 Pengganti Kantong Plastik untuk Segala Kesempatan

5 Barang Alternatif Pengganti Plastik yang Ramah Lingkungan!