Foto : Woman photo created by senivpetro – www.freepik.com

Sakit gigi adalah sakit yang sangat menyiksa. Karena sakit gigi, seluruh badan akan terasa sakit, terutama kepala dan pelipis. Itu karena urat saraf pada gigi menyalur ke bagian kepala. Kecual gigi seri depan (kata dokternya sih begitu). Kalau sudah sakit gigi, hari jadi berantakan gak karuan. Jangankan bekerja, tidur saja jadi tak bisa.

Sebelum cabut sisa akar gigi geraham kanan tengah ini, saya juga sudah cabut gigi geraham ( bagian tengah kiri) yang berlubang dan terinfeksi, dan sampai 3x kunjungan. Ceritanya bisa baca di sini

Mengapa kamu sampai sakit gigi?

Jadi awal mula sakit gigi ini setelah flashback ke belakang, ternyata dulu saya sering makan makanan panas dan dingin yang membuat gigi saya lama kelamaan berlubang. Sebelumnya sempat sakit (geraham tengah kanan) juga pada 2012 lalu. Kemudian oleh dokter di bor karena terdapat gas yang menjadi penyebab rasa sakit.

Baca Juga : Dapat Menanggalkan Gigi – Ini Dia Beberapa Penyebab Gusi Berdarah

Hingga lama kelamaan gigi terkikis dan tersisa akarnya saja. Dan karena kemudian menimbulkan rasa sakit hingga gusi bengkak dan mulai terlihat bernanah, saya memutuskan untuk cabut saja biar gak kambuh-kambuhan lagi.

Saya khawatir karena jika dibiarkan saja malah akan fatal akibatnya. Terlebih setelah mendengar cerita dari seorang tetangga yang saudaranya dioperasi gara-gara sisa akar gigi.

Baca Juga :

Sebelum bengkak pada gusinya, saya memang sempat menunyuk-nunyuk (memegang-megang dengan ujung dental flos) hingga akhirnya gusi bengkak dan bernanah. Namun sisa akar gigi juga terasa agak sakit jika dipegang atau terkena makanan. Ya sudah saya cabut saja setelah sakit mereda.

Pagi itu dengan tegas saya putuskan cabut gigi ke rumah sakit Permata Medika di kota Kebumen. Sebelum mendaftar antrian, saya menanyakan dulu apakah dokternya masih yang dulu, yang pernah menangani saya. Dan ternyata masih. Ya sudah saya langsung daftar. Setelah menunggu beberapa saat, saya dipanggil saat sedang ngemil karena perut terasa lapar. Karena saya tahu kalau mau cabut gigi, tidak boleh dalam keadaan lapar.

Setelah masuk ruangan periksa, dokternya pun tanya “sudah makan belum?” saya jawab belum dan izin keluar sebentar untuk makan dulu. Setelah menunggu sekitar 5 menit, saya masuk kembali dan proses pencabutan pun dimulai setelah sebelumnya dikasih penjelasan. Dan kemudian dokter pun menyuntikan beberapa suntikan bius di sekitar gusi agar sakit tak begitu berasa. Tapi tetap aja rasa sakit tapi gak sakit banget sih.

Saat proses pencabutan, dokter seperti sengaja berbincang-bincang dengan perawatnya yang sepertinya untuk mengalihkan perhatian saya agar gagal fokus guna meminimalisir rasa sakit. Dan benar saja, setelah krek krek krek bunyi gigi ditarik-tarik dengan alat pencabutnya, kemudian dokternya melipir sebentar. Lalu dokter bilang “sudah ya” saya jawab “hah, sudah dok, saya kira belum?” Bener-bener singkat dan pinter sekali dokternya.

Setelah proses pencabutan selesai, saya dijelaskan lagi bahwa kondisi gigi saya yang saat itu beda dengan sebelumnya karena terdapat gusi bengkak (polip) dan dokter telah memotongnya. Kemudian saya juga bertanya tentang nanah yang mulai muncul di bagian bengkaknya. Dokter menjawab jika penyebabnya sudah diambil, maka diharapkan gusi bengkak pun akan hilang.

Kemudian dokter meresepkan saya obat anti nyeri dan antibiotik untuk 5 hari dengan dosis 2x sehari pagi dan sore. Obat anti nyerinya diminum jika memang terasa nyeri. Jika tidak maka tidak. Namun karena saya masih bisa menahan, maka saya tidak meminumnya. Gak baik soalnya benda kimia masuk ke tubuh kita. Untuk antiobiotiknya saya habiskan sesuai anjuran dokternya. Karena jika tidak dihabiskan, maka bakteri akan menjadi resisten dan akan kebal jika kedepan bakalan minum antibiotik lagi. Setahu saya sih begitu.

Untuk biaya pengobatannya hanya 250 ribuan saja. Kemudian dokter juga memberitahu saya kalau kalau mungkin proses pencabutan saat itu akan mengalami pendarahan selama beberapa hari karena terdapat bengkak di gusinya. Dan dokter pun menyarankan untuk tidak banyak berkumur agar luka cepat kering.

Dan setelah beberapa hari, ternyata luka cepat kering dan darah hanya keluar sedikit. Obat anti nyerinya pun hanya saya minum sekali atau dua kali kalau gak salah. Setelahnya tidak saya minum. Dan setelah beberapa minggu, luka sembuh dan bengkak yang disertai nanah pun hilang. Dan sakit pun hilang.

Dan karena gigi geraham tengah sudah tanggal, gigi paling belakang beresiko goyah karena tak ada penyangga. Cara mengatasinya yaitu dengan membuatkannya gigi palsu atau tiruan di dokter gigi (bukan di tukang gigi pinggir jalan ya) untuk mengembalikan kembali fungsi gigi.

Dan sekarang saya lebih menjaga kesehatan gigi dengan rajin menggosok gigi dan menghindari makanan panas dan dingin. Saya juga selalu membersihkannya dengan dental floss atau benang gigi di sela-sela gigi. Nah, agar gigi tetap sehat, bisa lakukan scalling setahun sekali.

By the way, seumur hidupmu, berapa kali melakukan scalling atau pembuangan karang gigi?

Belum pernah sekalipun? Kalau gitu baca Pengalaman Saya Membersihkan Karang Gigi di Dokter Gigi.

Oiya, kemarin saya sempet nonton videos calling gigi dan membaca komentar “jadi berpikir kembali kalau mau ciuman. Gak tau kalau dalemnya gini”

Itu saya cerita dari saya, semoga bermanfaat.