Foto : https://www.freepik.com/free-photo/woman-patient-dentist_2534119.htm
Seperti lirik lagu dangdut nostalgia jama dulu
“Daripada sakit hati
Lebih baik sakit gigi ini
Biar tak mengapaaaa”
Ah sepertinya saya memilih sakit hati saja karena sakit gigi rasanya seakan dunia ambruk menimba kita. Sakit gigi itu sakit dan sakitnya minta ampun.
Jangan Sepelekan Gigi Berlubang, Atau Anda akan Menyesal Kemudian – Sebuah Pengalaman Pribadi
Nah, berbekal pengalaman saya yang sering ke dokter gigi, disini saya akan berbagi sedikit berbagi pengalaman mengenai reparasi atau perbaikan pada gigi berlubang yang baiknya ditambal atau dicabut saja? Tapi ini versi saya ya dan mungkin berbeda dengan orang lain.
Jadi..
Pertama kali saya mengalami gigi berlubang itu sekitar tahun 2012 lalu. Saat itu saya mendapati gigi taring kiri saya terlihat seperti ada lubang kecil dan cekung dan berwarna hitam, yang setelah saya korek-korek dengan sikat gigi, ternyata adalah sebuah lubang kecil. Karena khawatir membesar, maka saya menambalnya di dokter gigi spesialis. Dan hingga sekarang sudah mau 10 tahun, tambalan masih awet. Jika dulu tidak ditambal, mungkin saya akan kehilangan gigi saya dan ompong.
Pengalaman kedua saya menambal gigi berlubang yaitu tahun 2018 lalu. Gigi geraham bawah kiri saya mengalami lubang, yang setelah diperiksa oleh dokternya, ternyata lubangnya besar. Bahkan tersumbat batu dari makanan yang mungkin membuat lubangnya semakin besar. Kemudian lubang ditambal. Namun awal 2020 kemarin tambalan copot karena tepi-tepi gigi semakin menipis. Akhirnya gigi kembali berlubang lagi dan kali ini kondisi sudah rusak dan mustahil untuk ditambal.
Gak sakit sih tapi jadi sulit untuk makan. Saya sendiri sudah tidak ingin menambalnya lagi karena sudah tidak berwujud. Kedepan saya berencana ingin mencabutnya.
Pengalaman tambal gigi yang ketiga yaitu saat gigi geraham paling ujung kiri (dokter menyebutnya dengan gigi 3) mengalami sakit tak tertahankan. Sakitnya dikarenakan berlubang. Kemudian saya berobat ke puskesmas. Namun karena belum sembuh, saya pindah ke dokter gigi di dekat saya tinggal. Namun karena masih belum sembuh, saya pindah dokter gigi lagi dan kali ini teratasi. Itupun sampai 3 kali kedatangan.
Gigi saya dilakukan pensterilan kemudian ditambal sementara. Di kedatangan pertama gigi masih terasa sakit. Kemudian dilakukan pensterilan kedua dan tambalan dicopot. Setelah dikasih obat, ternyata gigi masih terasa agak sakit. Dan kembali lagi saya untuk kedatangan yang ketiga kalinya. Kali ini gigi disterilkan lagi dan akhirnya rasa sakit jauh berkurang.
Saya pun tanya ke dokternya lagi apakah bisa dipertahankan agar saya bisa lebih enak menikmati makanan ? Kata dokternya terserah saya. Namun dokter memberi pertimbangan jika emang udah benar-benar tidak sakit, gigi bisa ditambal permanen. Namun karena rasa sakitnya tidak hilang sempurna, saya ingin mencabutnya saja.
Oiya, untuk obatnya saya dikasih asam mefemanat atau mefenamic acid dan juga obat lainya yang saya tebus di apotik. Setelah obat ini diminum, ternyata obat ini gak cocok karena saya punya maag. Dada menjadi sakit dan sulit buat menelan. Karenanya, saya sampai berobat ke dokter umum dan Alhamdulillah sembuh.
Setelahnya, saya kembali lagi ke dokter untuk menanyakan bagaimana cara pencabutan gigi saya ini ? Dan saya juga menanyakan tentang obat mefenamic acid ini. Kata dokter, sebagian obat ini ternyata gak cocok untuk penderita maag. Dan kata dokter gigi lain saat saya berkunjung ke rumah sakit, jika orang sudah gak cocok dengan obat ini berarti jangan pernah mencobanya lagi.
Nah, akhirnya, saya tidak bisa mempertahankan gigi geraham saya. Dua gigi kiri tadi harus saya cabut agar tak menimbulkan rasa sakit. Rencana beberapa bulan ke depan saya akan ke rumah sakit untuk cabut gigi.
Oiya, dokter juga bilang jika akan cabut gigi, badan harus fit. Tidur yang cukup dan perut kenyang agar semua berjalan lancar. Dokter mungkin belum akan melakukan tindakan pencabutan gigi jika tubuh tidak fit. Bahkan Kakak saya pernah mau cabut gigi, namun karena belum makan, dokter tak mau melakukannya.
Baca juga : Ini Dia 8 Permasalahan Gigi yang Perlu Anda Ketahui
Untuk biaya pencabutan, di rumah sakit pusat kota, biaya hanya sekitar 200 ribu. Sementara di rumah sakit lain dokter bilang sekitar 800 ribu. Wah beda banget ya?
Dari pembahasan diatas, bisa diambil kesimpulan bahwasanya jika gigi berlubang cukup besar, menurut saya pribadi lho ya, mending dicabut saja karena sering menimbulkan rasa sakit. Lagian sepertinya jika ditambal, tambalan tidak bisa bertahan lama (untuk punyaku sendiri). Sementara jika lubang masih tak kasat mata, baiknya ditambal saja karena bentuk gigi masih seperti utuh dan dapat berfungsi dengan baik.
Maka dari itu, mencegah lebih baik daripada mengobati. Sikat gigi rajin setelah makan dan sebelum tidur agar gigi sehat dan kuat sampai tua.
kalau masih bagus giginya mending dipertahankan ya
klo masih bisa ditambal mending ditambal
apalagi geraham duh gak bisa bayangin sakitnya
kadang pas muncul geraham bungsu eh geraham yang depannya lubang
itu sakitnya kuadrat huhu
Cabut gigi sakit ga si mas? Sakit bgt kah? Gigi saya berlubang jg dibagian graham bawah 1 kanan. Berlubang besar dan smpe skrg sakittt, nyampe demam + sakit kepala. Pengen cabut, tapi takut biaya mahal, apalgi klo ke dokter gigi nya lgsg. Ditambah gigi lainnya ada plak jugaa,haa makin menderita saya
Kalau di tempat saya di Kebumen Mbak, rumah sakit besar, gak sampai 250 ribu. Sakit sih, tapi kan dibius. Dokternya pinter ngehipnotis juga, jadi tau-tau udah selesai aja. Kalau di kota besar kayak Jakarta biasanya beda, lebih mahal. Yang penting sehat.
jika dibius itu dibagian mana ya jika mau cabbut gigi?