Buat kamu yang saat ini menjadi freelancer pasti sudah merasakan beberapa hal dibawah ini. Atau buat yang mau serius menekuni dunia freelancer baik itu blogger, desainer, youtuber, dsb, kalian kudu bersiap dengan berbagai konsekuensi yang ada.
Misal karena harus mau ngebut ngerjain tugas yang DLnya sangat mepet. Atau harus lembur walaupun badan udah capek. Saya udah banyak ngalamin dan selama kita senang dengan pekerjaan itu, kita enjoy saja ngejalaninnya.
Baca juga : Air Mata telah Ku Korbankan Demi Passion Menulis
Pernah beberapa waktu lalu saya ada deadline mepet banget. Siangnya dapat tawaran dan besok paginya harus sudah dikirim. Huh ngebut banget pokoknya dan gedebag-gedebug tidak karuan.
Pernah juga ngerjain job artikel yang sekaligus lomba, dan karena gak baca email fullnya, ternyata saya salah blog. Harusnya di tulis di blog A, eh malah di blog B hiks hiks. Lalu saya bilang ke Mbak agencynya “Hai Kak, saya udah selesai bikin artikelnya, tapi saya gak baca full emailnya dan saya salah penempatan blog, dan saya sudah sangat kelelahan hiks hiks”.
Tapi untung saja Mbaknya berbaik hati karena katanya gak apa-apa. Malah saya dikasih job lagi di blog yang kedua. Artikelnya bisa baca di sini. Okelah tanpa panjang lebar, berikut enak dan gak enaknya menjadi freelancer.
Gak enaknya jadi freelancer
1. Gaji gak menentu
Menjadi freelancer itu gak ada bos yang gaji kita tiap bulan layaknya orang kerja pada umumnya. Gaji freelancer itu kita yang nentuin. Kalau kita rajin maka pendapatan pun mengikuti. Sebaliknya, kalau kita malas-malasan dan hobinya rebahan maka gaji santai. Gaji freelancer itu umumnya tidak tetap. Kadang bulan ini dapetnya dikit, bulan depan lumayan, bulan depannya lagi turun lagi. Jadi kita kudu rajin dan kerja cerdas agar gaji terus naik. Kudu produktif dan gak boleh sibuk doang misal kayak kegoda buat buka chat WA atau scroll sosmed.
2. Gampang gemuk
Foto : freepik
Karena kesehariannya duduk atau karena hal lainnya yang membuat hati kita senang, badan jadi mudah gemuk. Soalnya saya juga begitu. Berat badan naik drastis dan badan jadi gemuk setelah jadi freelancer. Lemak di perut bergelambir dan kurang enak dibawa jalan. Dari yang tadinya 58 kg jadi 60 lebih. Solusinya kudu rajin olahraga dan banyak gerak.
Baca juga : 12 Makanan Penurun Berat Badan
3. Resiko karya di Jiplak
Untuk jenis freelancer tertentu seperti blogger dan youtuber, karya kita bisa dijiplak. Saya pun pernah mengalaminya dan bahkan penjiplak pakai AGC atau Auto Generated Content. Jadi setiap kali kita update, langsung muncul juga di blognya. Kesel banget pokonya. Lalu saya kontak deh pemilik blognya dan akhirnya di hapus semua.
Dan bukan hanya saya saja, tapi temen-temen blogger lainnya pun pada ngalamin juga. Bahkan artikel blognya dijiplak sampe 250 artikel. Bayangkan coba ? Dan biasanya mereka lakukan untuk hal komersial. Imbasnya, blog kita malah performanya turun dan PV turun karena artikel kita di blog dia malah kadang lebih unggul di mesin pencari. Ngeselin gak tuh ?
4. Kudu pintar bernegosiasi
Foto : freepik.com
Kalau kita jadi freelancer, kita kudu pintar bernegosiasi dan “menjual diri”. Tujuannya tentu agar kita bisa lebih menghargai karya kita sesua kerja keras dan kemampuan kita. Karena jika tidak, maka kita bisa stuck dan kurang berkembang dan penghasilan pun mempengaruhi. Negosiasi bukan hanya tentang rate. Tapi tentang banyak hal lainnya. Aliasnya kita kudu pandai ngomong layakanya sales wkwkw.
5. Jadwal kerja gak beraturan kalau gak bikin jadwal
Dulu sewaktu belum membuat jadwal kerja, saya kerja dari dari pagi hingga malam. Dari pukul 07.00 sampai 23.00 bahkan hingga pagi. Tentu itu tidak sehat karena bikin badan remuk.
Pikir saya waktu itu mentang-mentang kerja bebas, saya bisa seenaknya kerja tanpa inget waktu. Alhasil, saya jadi jarang banget punya waktu tidur cukup. Badan seringkali loyo dan mata sayup dan selalu kurang tidur. Belum lagi karena pola makan tidak sehat dan sering makan-makanan gak sehat pinggir jalan, akhirnya sampai nginep di hotel berbintang yang tak pernah saya harapkan.
Jadwal kerjaku. Dokpri
Namun sekarang jam kerja saya sudah mulai saya ubah dengan membuat jadwal kerja sendiri. Jadwal kerja ini baru saya buat dan baru saya terapkan. Dengan jadwal ini semoga jam kerja saya teratur dan lebih memperhatikan kesehatan.
6. Untuk profesi tertentu, jadi jarang gerak dan efeknya kesehatan yang ditimbulkan
Saya ini blogger dan kesehariannya duduk berlama-lama di depan komputer. Dari 5-18 jam saya bisa duduk di depan komputer. Dan itu tidak sehat. Semua pekerjaan emang ada resikonya tersendiri. Ibarat sebuah tanaman, maka agar tumbuh dengan baik haruslah dirawat. Begitu juga dengan blogger yang kerjanya duduk. Kudu sering gerak atau berolahraga.
Namun semenjak menerapkan jadwal kerja, pukul 08.00 pagi baru mulai kerja. Setelah bangun pagi pukul 05.00, saya manfaatkan untuk bergerak dan berjemur diri dan saya usahakan agar keringat bisa keluar. Dengan begitu tubuh akan lebih seimbang karena gak duduk terus.
Untuk selesai kerjanya yaitu pukul 16.30. Jadi sehari 7,5 jam kerja. Namun ada opsi lembur 1,5 jam dari pukul 19.30 sampai pukul 21.00. Dan pukul 21.30 saya sudah harus tidur.
Tapi untuk lemburnya itu opsional ya, bisa lembur bisa tidak. Kalau lagi males atau capek ya gak lembur. Kemudian minggu ke-2 dan ke-4 saya libur buat menyegarkan pikiran dan badan. Dan saya gunakan untuk aktivitas fisik.
Jadi, ibaratnya hari saya itu 8 jam buat kerja, 8 jam buat istirahat, dan 8 jam untuk hal lain karena hidup tak melulu soal bekerja biarpun freelancer. Jadi seimbang gitu.
7. Kebanyakan pada sering lembur, terutama mereka yang bekerja
Sebelum bikin jadwal kerja, saya sering banget lembur. Dan teman-teman freelancer lainnya juga banyak yang suka lembur sampai pagi. Jangan ditiru ya kalau emang gak harus. Karena tentu saja masih ada hari esok dan kiamat masih jauh wkwkwk. Jadikan pola dan gaya hidupmu seimbang. Karena segala sesuatu yang berlebihan emang gak baik. Apapun itu. Kalau keseringan lembur, memicu tensi darah tinggi dan membuka jalan bagi banyak penyakit. Sekarang emang belum, tapi liat 5-10 tahun mendatang.
8. Dikejar deadline rasanya gak karu-karuan
Foto : freepik.com
Beberapa waktu lalu saya baru saja menerima kerjaan yang deadlinnya cepet banget. Siang ini dapat kabar dan besok pagi kudu disetor. Mana belum pelajari produknya pula. Ngebut banget pokonya.
Kalau udah kayak gini rasanya montang-monting banget. Belum lagi kalau internet mati atau listrik mati lampu, kudu gerak cepat pergi ke WiFi corner atau cari listrik gitu. Pernah beberapa kali saya pulang malam dari WiFi di kecamatan karena internet lelet di rumah.
9. Kalau belum punya ruang kerja sendiri belum bisa fokus banget
Kalau kita masih kerja dari rumah dan masih hidup bareng keluarga, fokus bekerja bisa saja terganggu karena pastinya mereka melakukan percakapan. Dan itu bikin konsentrasi kita terganggu. Untuk mengakalinya bisa dengan membuat kamar kedap suara untuk meredam suara dari luar. Bagi yang udah pro dan berpenghasilan tinggi, menyewa kantor sendiri atau membuat ruang kerja sendiri di rumah bisa jadi pilihan. Saya pun ia waktu masih bareng orang tua. Kamar saya desain sedemikian rupa dan cat saya ganti. Pintu juga saya benerin. Jadi nyaman deh pokoknya.
10. Anggapan orang tentang freelancer
Freelancer adala pekerjaan yang masih asing di telinga, terutama kalau kita tinggal di daerah atau dusun. Maklum karena di daerah literasi tekhnologi masih rendah. Saya sendiri sering ditanya “kamu kerjanya apa” tapi begitu dijelaskan banyak yang ndak paham. Kemudian bagi mereka yang gak tau, kadang malah nyinyirin kita. “Eh dia ko di rumah terus gak kerja apa? Merantau kek atau gimana gitu?” Namun lama kelamaan mereka akan paham juga.
11. Kalau gak update skill bisa ketinggalan pesaing
Foto : freepik.com
Freelancer itu kudu kreatif dan harus sangat kreatif. Kalau enggak dan monoton itu-itu saja, tentu kamu akan ketinggalan karena pesaing-pesaing kita selalu melakukan hal dan inovasi baru terkait skill mereka.
Di kategori blog saya yang lifestyle, mereka teman-teman blogger, bukan hanya bisa menulis, tapi kebanyakan mereka jago seo, desain, animasi, video, dan banyak skill dan talenta lainnya. Yang semua itu akan mendukung karier mereka masing-masing sebagai usaha meningkatkan branding. Aliasnya banyak blogger dengan kemampuan di atas standar an rata-rata. Jadi kudu kreativ banget dan harus berkembang. Pelajari satu skill saja setiap tahunnya, dalam 5 tahun brandingmu akan naik. Tapi kudu konsisten dan fokus ya.
12. Di rumah aja nggak cukup
Yah walaupun freelancer umumnya bekerja dari rumah, namun di rumah mulu juga gak cukup. Kebanyakan di rumah nanti malah kayak katak dalam tempurung dan gak ada pengalaman di dunia luar. Jadi sesekali kudu keluar eksplor sesuatu yang baru agar konten kita lebih atraktif dan hidup gitu. Misal kita mau nulis tentang wisata di kebumen. Kalau nulisnya cuma berdasarkan riset google, bukan dengan kita datang sendiri ke tempatnya, tentu kurang menarik dong di mata pembaca. Jadi keluar itu penting.
13. Hati hati jangan asal kasih data pribadi
Foto : http://cctvman.co.id
Saat kita bekerjasama dengan brand atau agency, seringkali dimintai scan KTP dan NPWP. Awas, jangan sembarangan kasih karena kita gak tau langsung mereka siapa dan tinggal dimana? Begitu mereka selesai kontak dengan kita dan mereka punya ID kita, perasaan bisa jadi khawatir. Khawatir ID kita disalahgunakan. Bukan lagi suudzon sih tapi jaga-jaga itu penting.
Kalau kita dimintai data diri semisal KTP, NIK nya dihapus saja. Dan kalau kita dimintai NPWP buat pajak, kalau saya mending minta pajak dinaikin aja gak apa-apa daripada kasih NPWP. Itu saran dari seorang kerabat yang bekerja di kantor pajak sih. Naiknya paling juga cuma 1%, jadinya 6% dari yang biasanya 5% kalau dengan NPWP.
Lalu jika emang harus kasih NPWP, jangan lupa minta bukti potongan pajak dan screenshoot percakapannya, dan simpen dalam folder khusus. Beberapa blogger pernah saya tanya kalau mereka juga agak kurang nyaman jika kasih NPWP. Mending tanpa NPWP biarpun pajak naik, apalagi cuma 1% dan ID kita aman.
14. Kalau bisa English penghasilan akan meningkat
Foto : freepik.com
Kalau kalian bisa Bahasa Inggris, maka peluang mendapatkan job dari luar semakin besar. Seorang teman pernah bilang ke saya kalau mereka pernah dapat job senilai $200an atau senilai 3 jutaan kalau dirupiahkan, per artikel. Bahkan saya liat di situs freelancer luar negeri, ada job sampai $900. Aje gileee.
Saya sendiri pun saat ini masih belajar English biar bisa tembus job luar. Juga skill seo juga akan saya pelajari agar ngeblog makin maksimal. Seperti saya katakan di atas. Kalau kita gak kritis dan gak update skill, kita seperti hamster berlari di roda berputar. Capek doang tau-tau udah lansia aja.
15. Bangun konektivitas
Foto : freepik.com
Sebagai freelancer, kalau kita banyak relasi dan pertemanan, jaringan, kenalan, maka mencari pekerjaan juga lebih mudah. Seringkali di networking kita, mereka suka bagi-bagi info job, dari grup ini ke grup itu, dari WAG ini ke WAG itu.
Untuk koneksi, kita bisa gabung ke grup blogger di facebook atau grup WA. Kemudian kita saling sapa dan jangan pelit ilmu. Jalin silaturahmi dengan mereka untuk menjalin hubungan baik. Jangan lupa untuk saling bertutur sapa untuk menjalin keakraban. Sapa mereka, like dan follow IGnya, kasih engagement, ajak ngobrol, dengan begitu mereka juga jadi lebih terbuka dan akhirnya bisa berbagi banyak hal dan tentu saja pekerjaan.
16. Jangan suka nyinyir karena berpengaruh ke branding
Untuk menjaga nama baik dan branding kita, sebaiknya jangan suka atau jangan pernah nyinyir di media sosial. Jangan suka posting yang menimbulkan kebencian apalagi SARA. Jangan juga baper berkomentar lalu ngegas di postingan yang gak kita sukai.
Ngeliat boleh sih tapi kalau gak suka ya biarin aja. Eh tapi jangan suka liat-liat yang gak baik, liat yang baik-baik aja biar hidup lebih indah. Kalau kita sering nyinyir, akan berpengaruh ke nama dan branding kita.
“eh dia kan yang suka nyinyir itu kan ya? Ternyata dia freelancer”
Jangan sampe deh ada yang bilang kayak gitu. Biarin aja. Urusin diri kita sendiri aja namun selalu berbuat baik kepada siapapun.
17. Apa yang akan kamu katakan ke calon mertuamu dengan profesimu ?
Ilustrasi : https://s.kaskus.id/images/2018/12/15/1762735_20181215090455.jpg
Kalau kamu masih lajang dan kamu akan menikah, maka kamu akan ditanya apa pekerjaanmu oleh calon mertuamu. Kalau calon mertuamu gak tau jenis pekerjaanmu, maka kamu harus bisa menjelaskannya se-analogi mungkin. Karena tentunya pasti banyak orang tua yang gak tau pekerjaan millenial jaman sekarang yang kerjanya kurang nyata karena dari rumah saja.
Misal kayak saya dulu. Beliau gak tanya sih, cuma saya ya emang harus menjelaskan tentang pekerjaan saya dan percaya kalau pekerjaan saya halal. Juga ke saudara dan tetangganya. Yang nanya malah kebanyakan tetangganya. Masih ada yang bingung dan gak ngerti, namun sebagian ada yang ngerti.
Semoga para orang tua (calon mertua) sekarang udah mulai paham ya kalau sekarang ada profesi baru berkat perkembangan tekhnologi, yaitu freelancer.
Dan tentu saja selain gak enaknya, tentu ada enaknya jadi jadi freelancer. Berikut penjelasannya.
Enaknya jadi freelancer
1. Kerja bebas dan fleksibel karena kita bos untuk diri sendiri
Foto : freepik.com
Enaknya jadi freelancer itu kita bisa kerja bebas. Entah itu pagi, siang, sore, malam, bahkan dini hari. Jadi waktu kita, kita sendirilah yang ngatur. Gak ada ceritanya diatur bos kayak lagi kerja ke orang lain. Kalau udah ngerasain gajian dari kerjaan ini, enggan sekali untuk bekerja pada orang lain yang terikat kontrak. Kecuali mungkin kalau gajinya gede.
Namun begitu biarpun bebas, bukan berarti semau kita sendiri ya. Justru itu tantangannya. Kalau gak disiplin, bisa-bisa cuma sibuk doang karena seharian waktu habis buat mainin yutub sama IG. Untuk saya sendiri, saya buat jadwal kerja freelancer sendiri biar jam kerja jadi teratur.
2. Bisa pergi berwisata kapanpun kita mau
Karena punya waktu fleksibel, kita bisa pergi wisata kapanpun kita mau. Entah itu senin yang merupakan hari sibuk sedunia. Atau selasa sampai minggu. Eh kata siapa senin hari sibuk sedunia ? wkwkwkwk. Gak ada ceritanya karena apapun harinya adalah hari libur semua hahaha. Tapi seringkali saat orang libur dan santai di week end, kitanya malah kerja. Bahkan lembur karena dikejar deadline wkwkwk. Dan saat hari kerja , kita juga kerja.
3. Kerja dari hobi yang dibayar
Hobi yang dibayar itu menyenangkan sekali. Saya suka nulis, dan malah dibayar. Gimana gak happy coba ? Banyak temen-temen blogger bilang, mereka mengaku senang karena aktivitas favoritnya mendatangkan pundi-pundi rupiah. Tentu itu kepuasan batin tersendiri dong ya hihi.
4. Bisa berpenghasilan tanpa batas
Foto : freepik.com
Kalau kita rajin, kita bisa berpenghasilan tanpa batas. Bahkan bisa melebihi PNS. Kalau udah enak kerja dari rumah dan gaji udah rutin, itu udah enak banget.
Eh tapi kapan ya ? Ah optimis dong. Kalau orang lain bisa, kita juga bisa. Eh btw tau gak Mas Sugeng ? Blogger kenamaan itu ? Beliau gajinya udah diatas 50 jeti loh sebulan dari jualan template. Atau Atta Halilintar, youtuber kenamaan itu. Gajinya denger-denger udah milyaran per tahun.
Baca juga : Suka Duka Tangis dan Tawa dari Refleksi 4 Tahun Saya Menjadi Fulltimer Blogger
5. Bisa selalu dekat dengan orang tercinta
Enaknya jadi freelancer itu, kita bisa selalu dekat dengan orang-orang tercinta. Orang tua, saudara, anak dan juga istri. Kita bisa selalu mengawasi dan mendidik anak-anak kita agar tak terjerumus ke hal tidak baik karena kita bisa kerja dari rumah.
Tentu masih banyak para orang tua yang siklus kerjanya berangkat pagi pas anak masih tidur, dan pulang anak sudah tidur. Jadi gak bisa nemenin anak bermain kalau kayak gitu. Paling cuma week end doang kalau kita lagi libur. Nah, enaknya jadi freelancer itu kita bisa selalu dekat dengan orang tercinta untuk mengawasi dan mendidik mereka.
6.Bisa nyambi kerjaaan lain dirumah, misal buka toko
Enaknya jadi freelancer itu, kita bisa nyambi kerjaan lain. Dalam hal ini yang konvensional. Misal buka toko atau counter hp gitu. Jadi kerja online dapet dan offline pun dapet. Saya pun punya niatan untuk nyambi usaha offline setelah seorang teman blogger mention ke saya kalau nyambi pekerjaan offline itu boleh juga dan dua-duanya bisa jalan. Offline untuk penghasilan yang jelas setiap harinya dan online bisa untuk utama atau sampingan.
Nah, itulah enak dan tidak enaknya jika kita menjadi freelancer. Banyakan gak enaknya sih ya ? Eh enggak juga. Jadi freelancer itu enak banget menurut saya. Gak ada yang nyuruh-nyuruh gitu wkwkw. Jadi, siapkah kamu jadi freelancer ?
Hehehe suka sama tulisannya kang Amir ni..paling mantap ada gedebag gedebug segala..Oya itu jadwal segitu banyak kelar semua mas Amir?
Baru aku terapin sih dan mendingan daripada gak pake jadwal karena bisa gak karu-karuan
Keren, aku baru tahu jika freelance begitu sibuknya. Apakah aku juga bisa ya seperti kangamir?
Aku gak sibuk-sibuk banget ko karena ada liburnya juga sebulan 2x. Cuma berusaha disiplin dan produktif saja. Dan sehat itu nomor 1.
Ngomong-ngomong, karena corona ini, sebagian orang yang bekerja jadi freelancer juga. Walaupun belum ada hasil duitnya, seperti aq. Jangan lupa tidur ya pak.
Soal scan KTP Dan NPWP ini ya kadang riskan
Masak iya seharus itu persyaratannya, kadang saya juga bingung, ah tapi tak boleh berprasangka buruk. Semoga saja baik-baik saja.
Rencana ingin mengolah bahasa ingris, biar lancar, karena sering dapat job dari hongkong atau amrik yang sering saya tolak, alasannya ya itu, belum bisa membuat artikel dalam bahasa ingris.
Eh ada om Djangkaru
sangat membantu dan memberikan tips bagi yang bisa membantu dalam menjadi freelance pemula.
Wah banyak banget jadwalnya ya mas. Saya sampai kepo itu nulis organik selama 1 jam aja, keren banget ya kalau sudah mastah mah, hihi sukses ya mas jaga kesehatan dan selalu bahagia aamiin
kerja dari hobi yang dibayar, ini setuju kang. Kerja dari hati biasanya totalitas.
asalkan rajin bangung networking kemungkinan link-link kerjaan akan menghampiri
Nomor 11 bener banget tuh Kang Amir. Saya dulu sering ambil proyek softwate dan web development. Sekarang saya gak berani lagi, karena gak pernah upgrade skill.
iya ya, kalau kerja dari rumah itu kurang prestisenya soalnay dikirain penganguran
Hahah setuju sih kang, tapi jadi freelance itu jg selera sih. Maksudnya passion, ada yang mmg seperti kang amir, saya dan tmn2 lainnya bisa dan mau meremote pekerjaan di rumah. Ada yang bisa tapi ga mau, ada yang mau tapi ga bisa yang parah udah ga bisa ga mau. Yaudah mmg bukan passionnya Mak…
Masyarakat kita memang belum terbiasa dengan freelancer. Kata itu bagi sebagian orang masih aneh. Bahkan usaha-usaha pun kalau di daerah masih jarang pake jasa freelancer untuk menaikkan branding
Biarpun freelancer yang cenderung bebas mau kerja kapan aja, namun akan lebih baik jika punya jadwal jam kerja seperti orang kantoran. Minimal agar kesehatan tetap terjaga. Sukses terus ya, Kang Amir.. 🙂
Ya Allah serasa baca curhat pribadi hahaha. Dari atas ke bawah hampir semua pernah ngalamin. Kalau aku, awalanya juga suka begadang. Soalnya waktu itu nyambi momong plus masih babat alas. Seiring dg pendapatan yang mulai stabil, anak udah makin gede, udah berani masukin dia di penitipan. Jadi selama dia di penitipan, saya bisa fokus ke pekerjaan. Hamdalah ya kang Amir.
Freelancer ya free lah yaaa hehe
Kami di Aceh sering kali ngaku freelencer sbg ganti nganggur hahaa
Sukses bg ya
Emang kudu pake jadwal ya kang. Kalo kerjaan offline saya tukang rias. Tp dapet job riasnya ya dr online. Semangattt
Keren kang, waktunya bebas penghasilan tanpa batas
Semua tulisan mas ini sangat related banget si sama kehidupan saya hehe ya meskipun saya nggak the real freelancer karena job juga masih bisa dihitung dengan jari dan kuliah. Semangat nulisnya mas amirrr, kamu bakat jadi pelawak wkwkwk
Enak gak enak sih ya kang. Hihiih. Kang Amir, dirimu kalo seharian depan laptop gitu kadang ada sambil berdiri gak ngetiknya? Ini suamiku gara-gara kerjaannya duduk melulu di kantor jadinya sakit pinggang sering banget.
Kalo aku sih gak masalah yaaa suamiku mau freelancer juga (semisal dulu dapat suami freelancer). Hehehe. Yg penting cintaaaa. Eaaaaa
Enggak sih karena saya banyak geraknya. Dikit-dikit jalan dan gerak. Kemana lah, minum, ambil jemuran, dan kalau sore biasanya saya banyak aktivitas berkeringat. Dan saya juga udah jarang lembur dan begadang. Tapi biarpun begitu masih harus diperbaiki lagi.
Ada plus minusnya free lancer ini ya kang amir… tinggal pintar2 kita menyikapi dan mensiasatinya…. kalau udah berhasil pasti banyak ngekor…kalau lagi ngerintis ini yg masih berdarah darah
Seperti profesi lainnya freelancer pun ada suka dukanya ya. Dari postingan ini saya jadi tahu komplitnya apa saja itu. Terus semangat dan semoga selalu sehat ya Kang Amir
Apapun profesi yang kita pilih jika kita serius menekuni akan didapat hasil yang diinginkan pasti
bener banget mas. saya juga freelancer sebagai penulis naskah. ditambah skrg ngeblog. kayaknya lebih seru ya. awalnya dulu gak bisa managemen waktu. lama lama bisa kok. malah bisa lebih ketat sama deadline. sayangnya saya belum punya ruang kerja sendiri. masih suka ngetik di kamar dan digangguin anak anak. hadeeehh…
Begitu ya. Hehe. Kayak pertaruhan gitu, lah. Supaya bisa eksis tentu terus kerja keras. Btw… poinnya banyak amat y
Banyak suka-duka jadi freelancer ya Mas, saya sendiri sampai sekarang juga kerja freelance, alhamdulillah punya kemampuan di bidang media, jadi ada yang bisa dikerjakan untuk menafkahi keluarga
Enak gak enak ya kang Amir. Apalagi opini orang yang selalu mematahkan ngapain lama-lama depan laptop hehe. Padahal kerja juga bedanya di rumah bukan di kantor.
Nah itu dia suka dukanya menjadi freelancer. Sampai saat ini pun mamak saya tidak setuju kalau saya jadi Freelancer. Terkadang suka ribut berdua. Dan akan diam kalau sudah ada duit ditangan
wah baca artikel kang Amir jadi ada semangat lagi nih, aku ngerasaian banget up and down nya bekerja sebagai freelance ditengah kaka-kaka iparku itu on office semua (padahal cewek ya) jadi ya gitu deh hehe
Siap ga siap sie kak, kerjaan offline dan online jangankan gitu kak pegawai aja masih disambi jualan2 heheh. Jadi tau nie enak dan tidak enaknya seorang freelancer.
Suka baca tulisannya mas, saya lagi belajar nge blog haaha anak ingusan
Masih mending ya di angka 60kg, saya udah 100kg nih kang Amir. Tinggi saya di angka 185-an, jadi masih punya PR buat menurunkan berat badan.
Jadi freelance, meski setengah-setengah, emang enak. Gak makan ati karna dimarahin bos. hehe
Yang nomor 17 itu lho, kadang bikin ketawa juga. Memang sih orang yang bekerja dari rumah atau hp kadang dianggap hanya buang-buang waktu. Padahal mereka sedang mengisi waktu luang dengan hal- hal yang bermanfaat.
freelancer kalau buat saya enak banget. tapi ada catatannya, ya. karena posisi saya ibu rumah tangga yang udah dapat gaji dari suami. jadi say kerja sesuai waktu yang ada. biasamya pas anak-anak sekolah adalah primetime saya untuk menulis, meskipun nggak lama tapi qualified banget tuh.
salut loh, buat jadwal kerja yang rapi dan beneran diterapkan gitu. karena disiplin akan bikin kinerja freelancer juga prima, bukan gitu Kang?
yes, lebih flesible jadwal kerjanya namun harus lebih pandai mengatur waktu dan keuangan secara invoice cair kadang telat…haha malah curcol
Saya belum siap jadi freelancer.
Tiap pekerjaan memang ada enak dan nggak enaknya, saya pun juga merasakan begitu. Tapi ya kalau sudah menikmati, kalau ada nggak enaknya dikit, anggap aja tantangan buat menaikkan kelas diri
Ak pernah ditanya mantan calon camer kerjaannya apa, aku jawab writer. Maksud aku kan freelance writer gitu ya, karena memang nulis di beberapa media. Eh si ibuk dengernya WAITER cobak?! Jadi yang salah lidah aku atau kuping si ibuk????
kalo kau sih kak Bisa nyambi kerjaaan lain dirumah sekalian buka toko, apalagi toko online hehe ada senang dan susahnya jadi freelancer tapi satu yg pasti kalo kerja jadi freelancer bisa beribadah kapan saja dan bisa tepat waktu.. itu yang saya suka
Paling menantang dari seorang Freelancer itu: mengalahkan ego sendiri terhadap jadwal…
wah ini yang saya pikirkan saat ini mas, gimana kalo ditanya calon mertua tentang kerjaan kita, secara saya tinggalnya di dusun dan disini ga ada yang namanya freelancer maupun blogger, tapi alhamdulillah saya juga da usaha offline konter HP, sambil jaga konter sambil nulis hehe
kalau untuk perut gendut, saya juga mengalaminya dan saya sekarang rajin olahraga alhasil berat badan saya udah turun dan ideal lagi, salam kenal mas Amir
Tulisannya bagus sangat cocok pada masa pendemi covid-19
setuju banget nih kang, tulisannya keren.
btw nama kita samaan, sama -sama dari kebumen juga wkwkwk.