Memiliki kemampuan IT seperti sekarang ini, itu sangatlah penting. Karena semakin berkembangnya tekhnologi, persaingan pun semakin ketat. Sehingga seseorang di tuntut untuk bisa memiliki skill tertentu dalam dunia IT, misalnya desain grafis.
Seringkali saya melihat info lowongan kerja, dimana seorang calon karyawan akan lebih mudah di terima jika ia memiliki skill IT tertentu, contohnya desain grafis.
Oiya, kalian pasti sering melihat banner/spanduk iklan yang berjejer di jalan. Nah, untuk membuatnya, skill yang butuhkan yaitu ilmu desain grafis.
Belajar desain grafis itu mudah asalkan rajin dan tekun. Dan akan lebih mudah lagi jika dilakukan di usia dini, mulai dari SD sampai kuliah. Karena di masa masa tersebut, umumnya seseorang belum memiliki beban yang besar, sehingga otak pun masih enak diajak berpikir.
Dan bersama ini saya juga ingin berbagi ide tentang belajar desain grafis dengan mudah dan menyenangkan untuk anak usia dini.
1] Kenalkan anak pada game desain
Anak mana sih yang sekarang ini tidak suka game ? keponakan saya saja yang masih 2 tahun pun menyukai game. Di tempat saya, anak anak bermain game sudah menjadi pemandangan umum.
Nah, daripada mereka bermain game yang belum tentu mendidik, ada baiknya mereka dikenalkan desain grafis lewat sebuah game. Misal mewarnai binatang, buah buahan, pohon, dan lain sebagainya.
Ada banyak sekali game seperti ini di PC atau smartphone. Misal seperti 16 game edukasi anak ini yang bisa dimainkan tanpa dowload dan daftar. Dengan game, bukan hanya melatih strategi menjadi pemenang, tapi juga kreativitas, namun dengan cara yang menyenangkan.
2] Kenalkan anak pada aplikasi menggambar
Jika diatas ada game desain, maka kali ini ada aplikasi desain atau menggambar. Aplikasi desain ini juga banyak tersedia di smartphone. Anak-anak biasanya suka sekali dengan gambar binatang, seperti kucing, kerbau, dan lain sebagainya.
untuk mempermudah proses menggambar, kalian bisa pakai Lenovo Yoga Book karena laptop ini berfungsi ganda sebagai laptop dan juga tablet desain grafis.
Dengan mengajarkan anak menggambar dan mendesain lewat aplikasi, selain anak menjadi senang, juga sangat mendukung bakat dan potensi anak. Pilihlah aplikasi yang paling anak suka. Dengan begitu mereka jadi bersemangat untuk menyalurkan hobinya.
Jika memang bakat anak lebih dominan ke desain, orang tua bisa terus mendukungnya hingga ia dewasa dan meraih pekerjaan impianya lewat dunia desain.
3] Kenalkan anak dengan Sanger Learning, Kursus Komputer di Medan yang ramah anak dan difable
Sanger Lerning adalah lembaga kursus yang berfokus pada programming (coding) dan multimedia. Disini kalian bisa belajar pemrograman seperti web design, web programming, animasi, dan juga desain grafis.
Nantinya kalian akan di ajar oleh trainer professional yang berpengalaman dalam mengembangkan berbagai macam website, aplikasi, dan produk industri kreatif.
Baa Juga : Terbantu Aplikasi Siap Kerja QuBisa, Akhirnya Bisa Bikin Desain dan Animasi Hanya Dalam 13 hari
Berbicara soal desain grafis, saya ada cerita unik dan begitu menyentuh yang saya dapat dari CEO Sanger Learning, yaitu Kak Malinda Sari Sembiring. Jadi di Sanger Learning ini, pernah ada murid difable tuna rungu, namanya Yoshua Ndruru (14 tahun) yang mengambil kursus desain grafis.
Baca Juga : 3 Tips Penting Menggunakan Photoshop Bagi Pemula
Karena Dik Yoshua ini tidak bisa mendengar, proses pembelajarannya menggunakan media tulisan untuk berkomunikasi. Setelah metode berhasil di terapkan, proses pembelajaran pun dimulai. Hasilnya, justru di banding murid normal lainya, ia merupakan murid dengan progress tertinggi karena belajarnya dari nol banget.
Hebatnya, ia juga berhasil mengerjakan project One Student One Project tepat waktu untuk pembuatan kartu nama, sertifikat, editing gambar dan foto dengan cukup baik.
Selesai desain grafis, ia juga mengambil kelas lanjutan desain grafis, web design basic, dan web design lanjutan. Dan sekarang ia sudah bisa bikin template sendiri, dan ini sangat inspiratif.
Dari cerita ini, belajar desain grafis di Sanger Learning bukan hanya asik dan menyenangkan, tapi sepenuh hati, ketulusan dan kesabaran. Terbukti karena berhasil mendidik Yoshua sampai menghasilkan karya. Itulah 3 tips dari saya, semoga bermanfaat
Nah ini keren banget. Tapi memang bisa kok mengenalkan desain grafis pada anak usia dini. Ponakanku si Michel aja udah fasih main sama laptop sejak usia 2tahunan. Kita awalnya ngenalin dengan permainan mewarnai gambar di laptop. Usia 5 tahun, Michel udah bisa bikin Little Pony kesukaannya dia pakai paint.
Wah berarti emang bener ya Mbak ? saat usia masih dini, otak anak lagi tajem tajemnya ngingat sesuatu, di ajarkan suatu hal jadi begitu mudah menanggapinya
Wow ini ada di Medan ya Mas? Boleh juga nih mulai memupuk si kecil belajar design biar kelak jadi ahli. Sukses mas 🙂
Waow pas banget nih buat anak Mbaknya biar jadi desain grafis hihihi
Setuju banget nih kalau jaman now kudu memperkenalkan ilmu desain grafis sejak usi dini. Kalau keponakanku lebih suka menggambar lewat paint pakai PC.
Tuh bener kan, biarpun masih anak anak tapi udah bisa pake PC. Terlebih jika suka menggambar seperti keponakan Mbaknya. Jika di tekuni, bisa jadi saat dewasa bakal jadi desainer grafis
Salut buat Yoshua. Semangatnya inspiratif. Sukses buat lombanya ya, Mas.
Iya, inspiratif sekali pokonya, kita yang sehat walafiat harus lebih semangat lagi pokonya. Terimakasih Mas Nodi
Setuju banget mas, desain grafis memang seharusnya dikenalkan pada anak sejak dini. Saya nyesel ni baru kenal desain grafis 3 taun lalu..telat bangeeet
Wah harus di tekuni tuh Mbak, satu titik – titik itu, terus fokus dikejar dan raih bintang ^^
Kalau saya mengajari anak desain lewat game-game terlebih dahulu. Biar ada minat dan semangat untuk mempelajari desain grafis.
Iya itu betul sekali Mas, lewat game, anak jadi terstimulasi akan bakatnya 🙂
Saya donk… Anakku 2 tahun pegang laptop. Walhasil sekarang laptopnya dimusiumkan & anakku tetep belum bisa pake laptop huaaa… Ini emaknya yg gak bisa ngajarin atau anaknya yg gak suka dg kegiatan duduk2 aja sih
Sangat menginspirasi terimakasih atas sharingnya
terima kasih atas tipsnya mas. sy coba ke anak saya. 🙂