Note : artikel ini adalah seri ke-31 dari seri panduan lengkap cara membuat website dengan wordpress. Seri ke-30 di Shared Hosting Adalah? Ini Kekurangan, Kelebihan, dan Pengalaman Pakai
Hi guy…
Pernah gak sih pas kamu buka website dan tiba-tiba lemot banget atau bahkan error karena terlalu banyak pengunjung?
Saya sering banget sih, terutama di dashboardnya. Agak kesel sih karena pekerjaan jadi lama selesainya.
Nah, karena alasan itulah cloud hosting hadir buat ngatasin masalah kayak gini.
Cloud hosting adalah sistem penyimpanan dan pengelolaan website yang gak cuma bergantung pada satu server aja, tapi pakai jaringan banyak server yang bekerja sama satu sama lain.
Jadi kalau satu server lagi sibuk atau bahkan rusak, website kamu tetap bisa diakses karena ada server lain yang siap menggantikan tugasnya.
Anggap aja cloud hosting itu kayak ojek online. Kalau kamu pesan ojek dan driver pertama lagi sibuk, sistem bakal langsung cari driver lain yang kosong. Hasilnya? Kamu tetap bisa jalan tanpa harus nunggu lama.
Bagaimana, sudah jelas kan sekarang?
Cloud hosting juga lebih fleksibel, karena sumber dayanya bisa ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan.
Misalnya kalau website kamu tiba-tiba viral dan kebanjiran pengunjung, cloud hosting bisa langsung menyesuaikan kapasitas tanpa bikin website kamu down.
Sehingga pengunjung bisa tetap bertransaksi atau explor website kamu.
Baca Juga : Apa itu Hosting dan Domain? Ini Jenis, Fungsi, Cara Kerja, dan Istilah2-nya
Cara Kerja Cloud Hosting itu bagaimana sih?
Nah, sekarang pertanyaannya: gimana cara kerja cloud hosting ini? Berikut penjelasannya
Jaringan Banyak Server
Jadi cloud hosting itu gak pakai satu server aja, tapi banyak server yang tersebar di berbagai lokasi. Server-server ini terhubung dalam satu sistem yang bekerja sama buat ngejalanin website.
Pembagian Beban (Load Balancing)
Kalau satu server mulai kewalahan, beban kerja website bakal dibagi ke server lain yang lebih santai. Ini mencegah website jadi lemot atau bahkan crash. FYI : website lemot itu bisa nurunin ranking SERP ya guys.
Baca Juga : DNS Hosting: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, dan Bagian-Bagiannya
Skalabilitas Otomatis
Kalau trafik website naik, cloud hosting bisa langsung menambah sumber daya (seperti RAM, CPU, dan bandwidth) secara otomatis. Begitu juga sebaliknya, kalau trafik turun, sumber daya bisa dikurangi biar lebih hemat.
Keamanan Lebih Baik
Karena gak tergantung satu server aja, risiko kehilangan data atau serangan cyber lebih kecil. Kalau ada satu server yang bermasalah, server lain tetap bisa nge-backup website kamu.
Singkatnya, cloud hosting itu kayak tim kerja yang solid. Kalau satu anggota tim sakit, yang lain bisa langsung ambil alih tugasnya tanpa bikin pekerjaan jadi terbengkalai. Jadi kerjasama tim begitu.
Bagaimana, sudah lebih paham kan sampai sini?
Perbedaan Cloud Hosting vs Shared Hosting
Nah, sekarang kita bandingin cloud hosting sama shared hosting, biar kamu bisa tahu mana yang lebih cocok buat kebutuhanmu. Soalnya shared hosting itu kalau lagi banyak yang pakai, seringkali jadi lemot. Dan ini perbedaannya dari segi :
Sumber Daya (Resource)
Cloud Hosting : Kalau cloudhosting itu pakai banyak server, jadi sumber dayanya fleksibel dan bisa diperbesar atau diperkecil sesuai kebutuhan.
Shared Hosting : Sementara Shared Hosting ini semua website berbagi sumber daya dalam satu server. Kalau satu website kebanyakan makan sumber daya, website lain bisa kena dampaknya dan itu yang kadang bikin lemot.
Baca Juga : Shared Hosting Adalah? Ini Kekurangan, Kelebihan, dan Pengalaman Pakai
Performa & Kecepatan
Cloud Hosting : Kalau cloud hosting performanya lebih stabil karena beban kerja dibagi ke banyak server. Kedepan pun saya berencana untuk pindah ke cloudhosting karena lebih cepat.
Shared Hosting : Bisa jadi lemot kalau website lain di server yang sama tiba-tiba rame pengunjung. Ini sering banget saya alami dan lebih parah kalau internetnya lemot.
Keamanan
Cloud Hosting : Kalau cloud hosting ebih aman karena gak ada satu titik kegagalan. Kalau satu server kena serangan, yang lain masih bisa jalan.
Shared Hosting : Kalau satu website di server yang sama kena hack atau kena virus, website lain bisa ikut kena dampaknya. Ah gak mau ah ini terjadi.
Harga
Cloud Hosting : Kalau soal hargaa, cloudhosting biasanya lebih mahal, karena kamu bayar sesuai dengan sumber daya yang dipakai. Cocok buat bisnis yang butuh website dengan performa tinggi.
Shared Hosting : Kalau shared hosting lebih murah, karena biayanya dibagi-bagi dengan pengguna lain. Cocok buat pemula atau website dengan trafik kecil kayak blogger pemula gitu.
Shared hosting itu ada yang cuma 12rb per bulan. Kalau cloud hosting kalau yang pernah saya lihat itu 60rb per bulan.
Skalabilitas
Cloud Hosting : Kalau cloudhosting bisa dengan mudah menyesuaikan kapasitas saat trafik naik atau turun. Lebih fleksibel begitu jadinya.
Shared Hosting : Shared hosting itu kapasitas tetap, misal 5GB, kalau sudah penuh maka gak bisa upload file lagi. Dulu pernah ngalamin soalnya.
Jadi kalau butuh lebih besar harus upgrade ke paket lebih besar atau pindah ke hosting lain.
Jadi, Pilih yang Mana?
Kalau kamu baru mulai bikin website kecil atau blog pribadi, shared hosting bisa jadi pilihan hemat. Tapi kalau website kamu berkembang dan mulai kebanjiran pengunjung atau ingin keceptan lebih, cloud hosting jauh lebih cepat dan aman. Anggap aja kayak rumah kos dan apartemen.
Shared hosting itu kayak ngekos bareng banyak orang dalam satu rumah. Biayanya murah, tapi kalau satu orang bikin ribut atau boros listrik, yang lain bisa kena dampaknya.
Cloud hosting itu kayak apartemen modern dengan banyak fasilitas. Kalau listrik di satu unit mati, unit lain tetap nyala. Memang lebih mahal, tapi jauh lebih nyaman.
Oh ya….jika kamu ingin buat website, berikut rekomendasi produk atau jasa yang bisa kalian pakai.
Kelas Website
Plugin SEO
1. Rankmath
Theme
Anti Spam
Armour $20 lifetime
Hosting + domain
- Domainesia disc 20% (DISKONAMIR)
- Idcloudhost
- Jetorbit
- Warnahost
- Dewaweb
- Jagoan Hosting
- Vultr
- Gapurahoster
- Niagahoster disc 20%