Note : artikel ini adalah seri ke-31 dari seri panduan lengkap cara membuat website dengan wordpress. Seri ke-30 bisa baca di 23 Font Terbaik untuk Website Beserta Contohnya

=====================

Hi guys, jadi selama ini aku itu pakai shared hosting atau hosting dipakenya bebarengan dengan pemilik website lain, jadi kadang ada lemotnya dan ada banternya.

Kalau lagi lemot, dashboard wordpressnya lamaaa banget kebukanya. Dan kalau lagi banter, ya lumayan lah tapi gak yang banter banget. Ini untuk provider A ya. Dimana websitenya sudah 500-an artikel lebih.

Sedangkan di provider B yang baru 20an artikel, lajunya kencang dan pas buka dashboardnya cepet. Kalau misal artikelnya sudah banyak sampai ratusan, akankah hosting B ini masih cepet?

Analogi shared hosting itu kayak apa sih?

Oke, bayangin kamu lagi ngekos di sebuah apartemen bareng banyak orang. Kamu punya kamar sendiri, tapi dapur, kamar mandi, dan listriknya dipakai bareng-bareng sama penghuni lain. Nah, konsep ini mirip banget sama shared hosting.

Shared hosting adalah jenis layanan web hosting di mana satu server dipake oleh banyak pengguna sekaligus.

Artinya, sumber daya server seperti CPU, RAM, dan bandwidth dipakai bersama oleh banyak website.

Karena semuanya berbagi sumber daya yang sama, harganya jadi lebih murah dibandingkan jenis hosting lain seperti cloud hosting atau VPS, atau dedicated server.

Baca juga : Shared Hosting Adalah? Ini Kekurangan, Kelebihan, dan Pengalaman Pakai

Kenapa Website di Shared Hosting Bisa Lemot?

Kalau website kamu sering lemot di shared hosting, itu sebenarnya wajar. Ini dia beberapa penyebabnya:

1. Berbagi Sumber Daya

Karena satu server dipakai banyak website, kalau ada satu website yang kebagian banyak pengunjung atau pakai banyak sumber daya, website lain bisa kena dampaknya.

Dan ini seringkali saya alami. Jadi kalau tetangga kamu di hosting itu lagi rame pengunjungnya, website kamu bisa ikut kena imbasnya dan jadi lemot.

Baca Juga : Apa itu Hosting dan Domain? Ini Jenis, Fungsi, Cara Kerja, dan Istilah2-nya

2. Server Overload

Kadang penyedia hosting menaruh terlalu banyak website dalam satu server supaya mereka bisa untung lebih banyak.

Kalau ini terjadi, server bisa kewalahan dan bikin semua website di dalamnya jadi lebih lambat.

3. Konfigurasi yang Kurang Optimal

Beberapa penyedia hosting nggak selalu memberikan konfigurasi terbaik buat semua website. Kadang ada batasan tertentu yang bikin performa website kamu nggak maksimal, misalnya batas CPU atau RAM yang kecil.

4. Terlalu Banyak Plugin atau Script Berat

Kalau website kamu pakai CMS seperti WordPress dan kamu instal terlalu banyak plugin, itu bisa bikin website jadi berat. Plugin yang nggak dioptimasi juga bisa bikin loading jadi lama.

Kalau untuk punyaku sendiri sering tak hapusin plugin yang gak kepake. Gak sampai 15 plugin di webku biar gak lemot.

5. Trafik Tinggi Secara Tiba-Tiba

Kalau tiba-tiba ada lonjakan pengunjung ke website kamu (misalnya lagi viral), shared hosting mungkin nggak kuat nanggung beban tersebut, yang akhirnya bikin website jadi lambat atau bahkan down.

Lalu, Bagaimana Solusi Biar Website di Shared Hosting Tetap Ngebut?

Ada 5 cara yang bisa kamu lakuin. Yaitu

1. Pilih Penyedia Hosting yang Berkualitas

Jangan asal murah! Pilih penyedia hosting yang punya reputasi bagus dan nggak menaruh terlalu banyak website dalam satu server.

Kamu bisa baca review hosting kayak penasihathosting.com buat bandingin hosting mana yang paling bagus. Aku sudah baca-baca sih tapi hasil terbaiknya di domainesia.

2. Gunakan Plugin Caching

Caching bisa mempercepat website dengan menyimpan versi statis dari halaman kamu, jadi server nggak perlu kerja keras setiap kali ada yang mengakses. Misalnya kayak plugin W3 Total Cache, atau yang lainnya.

3. Optimalkan Gambar dan File

Gunakan format gambar yang lebih ringan seperti WebP dan kompres file sebelum di-upload supaya loading lebih cepat. WebP itu bisa kompress sampai kecil banget lho. 1 mb bisa jadi 30kb.

Kalau aku sendiri seringnya pakai format jpeg low di photoshop karena lebih cepet.

Baca Juga : DNS Hosting: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, dan Bagian-Bagiannya

4. Gunakan CDN (Content Delivery Network)

CDN seperti Cloudflare bisa membantu mengurangi beban server dengan mendistribusikan konten website ke berbagai lokasi di seluruh dunia.

Saya dulu pernah pakai, tapi karena selalu minta ceklist saat dibuka, jadi saya copot saja. Soalnya pengunjung jadi berkurang. Kalau blogmu blog bule, ini cocok sih.

5. Upgrade ke VPS atau Hosting yang Lebih Baik

Kalau website kamu semakin berkembang dan shared hosting terasa nggak cukup, mungkin saatnya pindah ke VPS atau cloud hosting yang punya sumber daya lebih besar. Kalau saya sih ingin banget pindah ke cloudhosting warnahost atau idcloudhost biar website lebih cepat.

Jadi, shared hosting itu cocok buat website kecil atau yang baru mulai. Tapi kalau trafik makin tinggi dan website makin kompleks, mungkin saatnya naik level ke jenis hosting yang lebih powerful!

Kelebihan & Kekurangan Shared Hosting: Worth It Gak Sih?

Jadi gini, kalau kamu lagi cari tempat buat naro website, shared hosting itu bisa dibilang pilihan paling populer buat pemula.

Tapi, kayak ngekos di rumah kontrakan rame-rame, ada enaknya, ada juga nggak enaknya. Yuk, kita bahas kelebihan dan kekurangannya dengan bahasa yang santai!

Kelebihan Shared Hosting (Yang Bikin Orang Banyak Pake)

1. Murah Meriah

Poin pertama yang bikin shared hosting laku keras adalah karena ya itu, harganya murah, bahkan ada yang cuma 12 ribu per bulan.

Karena satu server dipakai rame-rame, biayanya jadi lebih terjangkau dibanding VPS atau dedicated server.

Cocok banget buat yang baru mulai bikin website, misalnya blog pribadi, portofolio, atau toko online kecil-kecilan.

2. Gampang Dipakai, Nggak Ribet

Shared hosting biasanya udah dikasih control panel (kayak cPanel) buat ngatur website dengan gampang. Mau install WordPress tinggal Tinggal klik.

Mau bikin email pakai domain sendiri? Tinggal masukin data. Pokoknya, cocok buat yang nggak mau ribet urusan teknis.

3. Udah Ada Maintenance dari Provider

Enaknya shared hosting, kamu nggak perlu pusing mikirin server. Semua urusan teknis seperti update software, keamanan, dan backup biasanya udah diurus sama penyedia hosting. Eh tapi kalau backup itu biasanya seminggu sekali ya.

Kalau ada yang backup harian, mending ambil deh, soalnya punya dulu pernah ilang artikelnya karena hosting eror. Ada 5 yang ilang, kan ngenes jadinya.

4. Paketannya Biasanya Udah Lengkap

Biasanya, shared hosting udah include domain gratis, SSL (biar website aman), dan email bisnis. Jadi tinggal beli hosting, langsung gas bikin website tanpa ribet beli layanan tambahan.

Kekurangan Shared Hosting (Yang Bisa Bikin Pusing)

1. Website Bisa Lemot, Apalagi Kalau “Tetangga” Berisik

Seperti di atas saya tuliskan. Kalau ada server dipakai rame-rame, kalau ada satu website yang tiba-tiba rame banget pengunjungnya atau pakai banyak resource (misalnya toko online gede atau situs berita), website kamu bisa ikut kena dampaknya dan jadi lemot.

Ini ibarat tinggal di kosan, terus ada satu orang yang pakai WiFi buat streaming 4K seharian—kamu yang cuma mau scroll medsos jadi ikut lemot!

2. Batasan Sumber Daya

Shared hosting itu kayak paket internet murah yang ada batas FUP-nya. Ada batas pemakaian CPU, RAM, dan bandwidth. Kalau website kamu udah mulai rame, bisa-bisa kena limit dan bikin website jadi lemot atau bahkan kena suspend kalau dianggap terlalu boros sumber daya.

3. Keamanan Kurang Terjamin

Karena satu server dipakai banyak orang, kalau ada satu website yang kena hack atau kena malware, ada kemungkinan website lain dalam server yang sama juga kena imbasnya.

Makanya, shared hosting kurang cocok buat website yang butuh keamanan tinggi, seperti website transaksi keuangan misalnya.

4. Kurang Fleksibel, Banyak Batasan

Di shared hosting, kamu nggak bisa utak-atik server sesuka hati. Mau install software atau settingan khusus? Nggak bisa.

Ada banyak batasan karena semua harus tetap stabil buat pengguna lain. Ini beda sama VPS atau dedicated server yang bisa di-custom sesuai kebutuhan.

5. Kurang Cocok Buat Website Besar

Kalau website kamu mulai kebanjiran pengunjung, shared hosting bakal ngos-ngosan. Makin banyak yang akses, makin berat servernya, dan makin sering website kamu lemot atau down. Jadi kalau website udah mulai rame, biasanya orang mulai pindah ke VPS atau cloud hosting.

Kesimpulan: Shared Hosting Cocok Buat Siapa?

Shared hosting itu ibarat kosan murah, cocok buat pemula yang baru mulai bikin website atau bisnis kecil-kecilan. Tapi kalau website kamu udah makin gede dan butuh performa lebih, mungkin udah saatnya naik kelas ke VPS atau cloud hosting biar lebih stabil dan nggak terganggu “tetangga”.

Jadi, kalau cuma buat blog pribadi, portofolio, atau toko online kecil, shared hosting udah cukup banget. Tapi kalau udah sering lemot gara-gara banyak pengunjung, mungkin udah waktunya upgrade!

Dan di bawah ini adalah rekomendasi tools website yang bisa kamu pakai, seperti hosting dan domain ataupun tools website lainnya.