Hai guys, saat ini kita sedang menjalani puasa Ramadhan yang jatuh pada bulan Maret – April 2023. Dan di tempat saya sekarang mulai masuk musim kemarau, tapi biasanya walaupun kemarau, hujan pun masih sering turun bahkan hujan lebat sekalipun.
Ya, itu karena akhir-akhir ini musimnya menjadi tidak jelas. Aliasnya sudah tidak bisa diprediksi lagi seperti dulu, kapan musim hujan kapan kemarau? Tahun 2022 kemarin pun demikian. Ya masa sih, musim hujan berlangsung 11 bulan, dan musim kemaraunya cuma sebulan. Beneran sudah berubah.
Beberapa hari kemarin pun matahari bersinar cerah dan hujan tidak turun. Tapi beberapa hari berikutnya hujan sering turun bahkan cukup lebat. Nah, di musim ramadhan ini kalau sore hari di jalan-jalan seperti perempatan, menjadi sangat ramai dipenui pedagang dan pemburu takjil untuk berbuka puasa.
Baca Juga : 5 Hal Yang Akan Terjadi saat Suhu Bumi Naik 1,5 Derajat di Awal 2030
Artinya akan banyak sekali sampah plastik yang diproduksi karena saat ini kita belum bisa terlepas dari plastik. Ada banyak sekali makanan berbungkus plastik yang nantinya akan menjadi sampah. Dan orang-orang masih banyak yang buang sampah sembarangan, bahkan ke sungai sekalipun. Sebagai bentuk nyata peduli lingkungan di bulan Ramadhan, maka inilah cara yang saya lakukan agar lingkungan tetap bersih di bulan Ramadhan.
1. Beli makanan pakai wadah sendiri
Ini foto pas saya beli makanan dan minuman di warung angkringan pakai wadah sendiri. Tujuannya biar gak menimbulkan sampah. Dokpri.
Jalan-jalan sore sambil ngabuburit dan berburu takjil, memang menjadi aktivitas yang menyenangkan. Namun banyak sekali makanan saat ini, apalagi makanan basah seperti takjil, yang bungkusnya pakai plastik. Sayangnya masih banyak dari kita yang buang sampah sembarangan, apalagi plastik terurainya sangat lama, bahkan hingga 100 tahun dan akan mengotori bumi. Nah, kemarin saya coba membeli makanan dan minuman pakai wadah sendiri.
Me : “mbak, beli wedang jahe tapi pakai termosku ya”
Her : “oh ya, bagus tuh”
Me : “beli mendoan juga tapi saya bawa wadah”
Her : “oh ya boleh”
Dengan membawa wadah makanan saat akan membeli makanan, dapat mengurangi produksi plastik. Dan tentu penjualnya pun ikut senang karena dapat menekan pengeluaran modal usaha. Andai saja semua orang melakukan ini, tentu tidak ada plastik di antara kita.
2. Ngabuburit dengan bersepeda untuk kurangi pengeluaran bahan bakar, ketimbang pakai motor
Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan memilih mengayuh sepeda karena lebih sehat dan bebas polusi. Dokpri.
Sore hari kemarin, saya coba bersepeda keliling sekitar rumah sambil ngabuburit melewati daerah persawahan sambil menunggu waktu berbuka. Menikmati matahari tenggelam di tepi barat menjadi pemandangan yang cukup menarik. Dan tentunya, bersepeda juga lebih ramah lingkungan karena tak perlu bensin dan tak mengeluarkan asap. Dengan bersepeda, badan juga jadi lebih sehat.
Setiap harinya, saya hampir selalu bersepeda untuk menekan pengeluaran bahan bakar. Karena saya sadar bahwa persediaan minyak bumi makin habis. Kadang saya mikir kalau di masa depan nanti minyak bumi habis, kendaraan mau jalan pakai apa, bagaimana dong? Dan generasi kita yang akan disalahkan.
3. Membuat pupuk kompos dari sisa sayuran dan makanan
Membuat ember komposter dan mengompos sampah makanan dan sisa sayuran agar tak ada sampah di rumah. Dokpri.
Saya suka bertanam karena lumayan menghemat pengeluaran. Misalnya karena disamping rumah, saya punya beberapa tanaman cabai yang sudah berbuah banyak. Nah, selain bertanam, saya juga belajar membuat kompos. Ember komposter yang tadinya tergeletak, kini saya gunakan kembali untuk mengurangi sampah makanan di rumah.
Sisa makanan atau sayuran bisa saya manfaatkan untuk mengkompos. Sehingga saya jadi tak membuang sampah dan jumlah sampah berkurang. Kompos ini nantinya akan menjadi pupuk lindi cair untuk menyiram tanaman. Setelah dipupuk, biasanya tanaman jadi lebih subur.
Baca Juga : Stop Buang Sampah Makanan dengan Mengubahnya jadi Pupuk, Begini Caranya
4. Jalan kaki lebih ramah lingkungan
Saya hobi berolahraga. Namun saat puasa seperti ini, olahraga seperti jogging atau aerobik mungkin akan berkeringat dan bikin kita jadi haus. Sebagai gantinya, saya lebih memilih jalan kaki sekitar rumah. Berjalan menelusuri sawah dan irigasi dengan pemandangan rumput yang hijau, cukup menyegarkan mata dan pikiran, selain tentunya lebih sehat.
Panas matahari pagi yang terserap tubuh juga baik untuk kesehatan. Apalagi karena rutinitas saya selalu dari dalam ruangan, jadi, keluar untuk menikmati matahari pagi menjadi hal penting.
Baca Juga : 10 Manfaat Jalan Kaki Untuk Kesehatan
Saat jalan kaki, saya pun pasang penghitung langkah di handphone dan berhasil menempuh 1600-an langkah dalam waktu 17 menit. Keringat pun keluar walaupun sedikit. Saya juga bersyukur tinggal di desa, karena pemdangannya masih hijau, sejuk, dan tenang gak bising.
Dengan berjalan kaki, berarti kita mengurangi penggunaan kendaraan. Kalau kita lihat di Jepang, lingkungannya sangat sejuk karena hampir semua orang berjalan kaki.
Oh ya, selain challenge di atas, tentu ada banyak sekali challenge lain yang bisa kalian temukan di teamupforimpact.org. Saya tak menyangka jika challenge peduli lingkungan di sini cukup banyak, bahkan dari hal yang sangat sederhana sekalipun.
Misalnya dengan menghapus email atau file di handphone atau laptop kita, pun dapat mendukung aksi stop perubahan iklim. Ini karena file yang tersimpan di data center setara dengan 2% emisi global dan angkanya diperkirakan naik terus.
Email pun demikian. Email yang tersimpan di sebuah server menyimpan energi dalam jumlah besar karena berjalan 24 jam non stop. 1 email = (7,4wh). Jika kamu menghapus 30 email tiap hari, artinya dalam setahun bisa hemat 222wh.
Challenge teamupforimpact.org dengan berbagai macam kategori untuk sama-sama jaga lingkungan.
Di website ini, ada berbagai macam kategori yang bisa kita pilih. Misalnya kategori sampah, makanan, digital, energi, bisnis hijau, dan aktivisme. Yang jika diklik maka akan muncul rincian detail mengenai apa saja yang bisa kita lakukan untuk mencegah perubahan iklim.
Saya sendiri mengikuti beberapa di atas, dan mungkin masih ada beberapa yang saya ikuti nantinya. Saya melakukan ini dari hati atas dasar kepedulian lingkungan. Karena kalau saya boleh tebak, jumlah orang yang tidak atau belum peduli lingkungan itu lebih banyak dari yang peduli.
Jadi kalau semisal semua orang tidak peduli, entah bagaimana kondisi lingkungan kita. Dan adanya tulisan ini semoga saja menggerakkan banyak orang agar lebih peduli lingkungan dalam aksi nyata. Terima kasih 🙂
Mungkin kalau menjaga kebersihan lingkungan dengan cara mengurangi penggunaan kantong plastik masih bisa, tapi kalau di Madura jalan kaki 3 menit aja sudah keringetan wkwk.
Terlepas dari daerah lain masih bisa jalan kaki dengan santai, seperti daerah dataran tinggi.
Di sini juga sama. Jarak 10 meter naik motor wkwkwk.
Wah…baru tahu nih, menghapus email juga membantu mengurangi emisi global. Banyak email spam nih…Jumlah² dah ribuan…Cus ah…delete²…
Iya, aku juga baru tahu dan udah banyak hapus email
Cara yang kulakukan sih yang bawa wadah sendiri, itu paling gampang menurutku sih tapi sering banget kita lewatin
Iya nih…Seringnya beli sambil lewat mau pulang gitu, jadi engga siap bawa wadah makanan. Jadi aja numpuk juga sih wadah-wadah makanan di rumah.
Kapan itu lihat punya adikku, wadah makanan bisa diplenyetin gepeng gitu, jadi ringkes dan siap dibawa kemana-mana. Cari ah…
Iya sih, aku juga kadang lupa gitu. Biasanya ini pas laper mata, gak persiapan mau belanja, gak bawa wadah eh liat ada yang enak melipir
Pernah pas mau beli takjil udah persiapan bawa wadah sendiri. Tapi sama penjualnya tetap disodorin takjil yang udah diplastikin. Mau nolak juga udah telanjur. Apalagi keadaan agak rame. Kalau minta ini itu takut penjual ngira aku cerewet dan banyak maunya.
Nah iya juga, saya juga pernah kalau gak salah. Mereka pada belum sadar lingkungan. Plastik hanya akan jadi sampah.
Seneng banget ada yang peduli lingkungan kaya’ kang Amir gini. Semangat ya, kang Amir. Di antara aktivitas kang Mir di atas, aku baru bisa melakukan satu, nih. Sisa makanan jaid kompos. Do’ain aku Istiqomah yak.
Wah mantap, kalau djadiin kompos itu cukup berkontribusi ke lingkungan. Lanjutkan…..
Btw terima kasih 🙂
Selama ini yang bisa dilakukan makan jangan sampai ada sisa, memilah sampah biar bisa dimanfaatkan ulang.
Naik sepeda kayuh juga dilakukan, tapi intensitas tidak seperti dulu, tiap kemana pake sepeda kayuh
Wah mantap, lanjutkan
Sebetulnya enak sih beli takjil bawa tempat sendiri, tapi kadang yang tersedia udah dibungkusin wadah plastik mirip Aqua.
Tapi kalau untuk urusan jalan kaki, saya sih senang ya. Jarak dekat sekadar ke warung/minimarket lebih pilih jalan kaki.
Iya, di tempat saya juga sama. Dan wadah mirip aqua seringkali hanya jadi sampah. Semoga kedepan banyak masyarakat yang sadar linkungan.
Challenge yang sangat bermanfaat sekali. Merasa ga enak nih soalnya ada banyak email dari tahun 2000 an yang masih kesimpan hingga saat ini. Selain storage lebih lega sekaligus bisa mendukung perubahan iklim nih.
Wah dari taun 2000an itu pasti banyak banget ya. Punyaku udah banyak tak hapus karena mendukung perubahan iklim ke arah yang lebih baik.
Baru ngelakuin yang nomor 1 dan 4 doang. Itu pun belum konsisten euy. Kalau yang bikin komposter menarik nih, jadi pengin nyobain juga ah nanti.
Komposter cukup berperan mengurangi sampah di rumah. Buat yang tinggal di pemukiman padat penduduk, komposter ini akan cukup membantu biar gak banyak sampah rumah tangga.
Saya penganut jalan kaki kemana saja, tapi malah dipandang aneh sama sebagian orang. Khususnya saat saya tinggal di pulau kecil yang hampir semuanya saling kenal.
Jadi pas jalan malah selalu ditawarin boncengan motor.
Sama bawa kotak bekal itu juga iya banget. Cuma beberapa kali nyodorin ke penjual, ada satu dua juga yg protes alasannya jadi susah nakar makanan (seinget saya pas beli bubur ayam) Krn biasa ngelihat seporsi dari ukuran di mangkoknya. Hadeuuh
Saya pun kalau jalan kaki selalu ditanya “ko jalan kaki”
Dan kadang kalau mau beli makanan pakai wadah sendiri, emang jadi sulit nakarnya. Kalau saya sih paling beli makanan yang gak pakai takar atau yang itungannya satuan. Biar lebih mudah.
Kalau untuk sampah anorganik aku udah bisa kendaliin dengan beli makan dan minum di luar pake wadah sendiri. Terus ngirim sampah anorganik lainnya ke bank sampah. Tapi sampah organik belum nih
Di tempatku belum ada bank sampah. Pernah ada tapi tutup. Kalau sampah organik aku buatin komposter buat dijadiin pupuk.
asalkan kita mau, sebenarnya banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga lingkungan yaa, cukup dengan langkah sederhana kita sudah berkontribusi menjaga bumi
Betul, andai semua orang penuh kesadaran akan lingkungan, pasti lingkungan akan jadi bersih. Kayak di tempat wisata saja, mau berfoto belakangnya penuh sampah.
Setuju banget sama contoh teladannya Kang Amir beli gorengan ataupun kudapan dengan bawa wadah makanan sendiri. Selain membantu penjual jadi menghemat pengeluaran beli kantong plastik, tentunya buat kita yg konsumsi jadi lebih higienis ya
Iya, saya mulai menerapkan itu untuk mengurangi sampah di sekitar kita.
Aksi nyata di bulan Ramadan untuk bumiku, kali ini aku lebih ke soal makanan dan menghemat waktu.
Makanan aku beli bahan mentah, dimasak sendiri, dan harus habis. Masak seperlunya saja.
Soal waktu lebih ke ngabuburitnya. Aku udah jarang banget jalan-jalan. Gegara program di rumah aja 3 tahunan lalu, aku jadi makin betah di rumah aja. Hahahaha
Keren kak 🙂
Saya sering bawa bekal sendiri kak,
Jadi lebih praktis dan menghemat sampah plastik.
Yup, itu juga berpengaruh baik ke lingkungan 🙂
aku pengen belajar yang bikin kompos dari sampah basah mas, lumayan banget ada taman kecil di depan rumah, lain kali spill bikin komposnya mas hehe
Wah bagus itu, bisa mengurangi jumlah sampah yang berakhir ke TPA. Lanjutkan.
Walaupun Ramadhan tetap bisa peduli lingkungan ya. Setuju banget buat bawa wadah sendiri pas mau beli takjil atau makanan buat buka puasa.. 🙂 Tapi kadang dari penjualnya yang sudah ngepak satu-satu pakai plastik hiksss…
Ya, memang begitulah. Tidak masalah yang penting udah ada kesadaran peduli lingkungan.
Waaah programnya menarik dan sepertinya mudah dijalankan saat Ramadhan nih. Jadi berlipat berkah, ya mas.. berkah ibadah ramadan dan juga menjaga lingkungan sambil ngabuburit, keren! 🙂
Yuk kang, ikut jaga dan peduli lingkungan supaya tetap terjaga kelestariannya.
seandainya semua orang sadar ya akan pentingnya peduli terhadap lingkungan pasti Bumi senang ya, apalagi di bulan baik saat Ramadan ini rasanya sampah plastik itu makin bertambah aja, secara penjual takjil muncul seperti jamur saking banyaknya, dan masing-masing pastinya menggunakan plastik untuk membungkus atau sebagai wadah jualannya, tidak jarang sampah itu berserakan di tempat mereka berjualan, duuh miris deh. Padahal kalau pembelinya bisa bawa tempat dari rumah tentu bisa jadi lebih baik ya.
Iya betul banget. Penjual makanan dadakan banyak bermunculan. Sampah plastiknya pun berserakan di sekitar pedagang. Masih banyak sekali yang belum sadar lingkungan.
Wih tipsnya simple banget tapi challenging. Puasa kali ini hampir setiap hari saya ngga pernah ngabuburit. Irit BBM, makan juga home made semua. InsyaAllah sudah mulai diet kantong plastik jadi beli di kang sayur pake wadah plastik snediri.
Wah keren banget nih aksi nyata buat menjaga lingkungan ini pada dasarnya sebenarnya nggak terlalu sulit ya