Web Hosting

Bencana alam yang sering terjadi dari tahun-tahun sebelumnya hingga sekarang ini, bisa dikatakan jika penyebabnya adalah efek perubahan iklim. Permukaan air laut yang semakin naik di pantai utara dan pantai selatan Jawa, juga merupakan efek perubahan iklim. Kemudian, hujan berkepanjangan yang seringkali menimbulkan banjir dan tanah longsor, juga merupakan efek perubahan iklim.

Namun sayangnya aktivitas yang menjadi pemicu climate change tersebut seperti pembalakan liar atau penebangan hutan, alih fungsi hutan dari hutan tropis menjadi hutan tanaman, kebakaran hutan yang seringnya akibat kesengajaan, terus dilakukan. Dan kebanyakan para pelakunya adalah “orang-orang besar”

Saat ini kita hidup dalam cuaca yang tidak pasti. Jika dulu bisa diprediksi kapan musim hujan atau kemarau, sekarang tidak lagi. Jika dulu musim kemarau bisa sampai 3-4 bulan, sekarang di tempat saya, dalam satu tahun hanya sebulanan saja mengalami musim kemarau, sisanya hujan berkepanjangan dan itu cukup merepotkan.

Namun sebelumnya di tahun 2019, musim kemarau panjang juga pernah terjadi. Sampai dasar sungai dibikin sumur pun, airnya hanya sedikit.

Baca Juga : 5 Hal Yang Akan Terjadi saat Suhu Bumi Naik 1,5 Derajat di Awal 2030

Karena perubahan iklim, banyak masyarakat terkena dampaknya. Misal karena nelayan jadi sulit memprekdiksi musim kapan akan berlayar karena cuaca yang tidak jelas.

Bahkan beberapa sumber yang saya baca mengatakan, jumlah nelayan yang meninggal di laut semakin banyak dan waktu berlayar mereka jadi lebih sedikit. Dalam setahun hanya bisa 6 bulan berlayar.

Keadilan iklim untuk mencegah laju perubahan iklim

Membahas perubahan iklim, ada konsep bernama keadilan iklim atau climate justice. Menurut pandangan saya, keadilan iklim adalah kondisi dimana mereka para masyarakat khsususnya kelas bawah, seringkali yang harus merasakan akibat dari perubahan iklim. Misalnya karena lahan mereka yang berupa hutan terbakar (yang seringkali dilakukan secara sengaja) sehingga mata kehidupan mereka terganggu.

selimut-polusi

Atau industri asing skala besar di sebuah pulau kecil yang limbahnya mengganggu kehidupan warganya karena mengancam keberlangsungan hidup mereka dari banyak faktor.

Dalam hal ekonomi, mereka kehilangan tempat mencari nafkah seperti hutan bagi masyarakat sekitar hutan atau masyarakat adat. Untuk dampak kesehatan, polusi akibat pembakaran hutan pun menggangggu kesehatan masyarakat sekitar. Bahkan air tanah pun ikut tercemar. Jika sudah begitu, menjalani hidup terasa sulit.

Untuk daerah pantai, permukaan air laut menjadi semakin tinggi dan seringkali mereka yang bermukim di pulau-pulau kecil menjadi korbannya. Dan jika hal itu terus terjadi, bukan tidak mungkin tempat tinggal dan tanah kelahiran mereka akan hilang.

Itu dalam skala lokal. Dalam lingkup internasional, negara-negara maju pun turut menyumbang emisi. Dikutip dari laman forestdigest.com, negara-negara maju menyumbang 80% emisi tahunan.

Negara-negara maju dengan berbagai berbagai cara telah mengeruk kekayaan alam. Praktik eksploitasi yang dilakukan negara-negara maju selama ratusan tahun inilah yang memicu untuk munculnya keadilan iklim.

Kalau kita tahu, bahwa banyak perusahaan asing negara kita, yang pada prosesnya menggerus sumber daya alam dan berakibat pada rusaknya lingkungan.

Negara maju bertanggung jawab atas terjadinya perubahan iklim karena negara-negara miskin dan berkembang ikut merasakan dampaknya. Maka dari itu, konsep keadilan iklim ini muncul.

Tujuan dari keadilan iklim ini selain untuk mengurangi laju perubahan iklim, juga agar mereka terutama negara-negara miskin berkembang yang ikut merasakan dampaknya, mendapatkan keadilan iklim karena mereka punya hak yang sama hidup di bumi.

Melalui konsep keadilan iklim, perdagangan karbon pun akan diikuti dengan kebijakan yang memaksa produsen esmisi agar terus menurunkan produksi emisinyua. Misalnya dengan pajak atau pungutan karbon yang besar, maka mereka akan menurunkan produksi emisinya secara drastis. Hingga akhirnya laju perubahan iklim pun dapat di tekan

Sumber referensi artikel :

1. hijauku.com/2011/11/30/dunia-menuntut-keadilan-iklim/

2. www.forestdigest.com/detail/1497/apa-itu-keadilan-iklim