Perangai buruk berkelanjutan dari rekan-rekan kerja yang baru kenal, membuatku semakin bertekad untuk keluar dari pekerjaan dan memantapkan diri menjadi blogger lepas.

Memutuskan hal besar seperti berhenti dari pekerjaan bukanlah hal mudah. Butuh pertimbangan matang dan benar-benar dipikirkan agar keputusan yang diambil tepat dan tidak merugikan nantinya. Apalagi bagi mereka yang sudah memiliki tanggungan hidup yang mana kebutuhan harus selalu ada setiap harinya. Memutuskan berhenti dari pekerjaan bisa berakibat buruk.

Beruntunglah karena saya melakukannya saat masih melajang dulu. Saat-saat dimana diri masih bebas dari tanggungan. Namun begitu keputusan yang saya ambil juga lumayan berat karena harus meninggalkan pekerjaan utama.

Saya merasa pekerjaan utama dulu saya sebagai kuli proyek tidaklah cocok. Saat itu saya merasa jiwa kepenulisan saya begitu menggebu-nggebu untuk diseriuskan. Apalagi setelah kemenangan beberapa lomba blog yang saya dapatkan.

Pikiran memang campur aduk tidak karuan, namun saya harus segera memutuskan. Terlebih umur saya yang saat itu mendekati kepala tiga, saya tak kunjung punya pekerjaan yang jelas. Apa jadinya saat sudah berkeluarga nanti, sementara pekerjaan saya ora genah alias ndak jelas.

Saya berpikir, pekerjaan yang serabutan adalah karena kurangnya komitmen dan persiapan jauh-jauh hari sebelumnya. Dan saya enggan sekali untuk itu.

Hingga akhirnya saya melamar sebuah pekerjaan secara online di Jakarta untuk posisi content writter karena masih berhubungan erat dengan kepenulisan. Dan saya dapat panggilan wawancara.

Kemudian berangkatlah saya ke Jakarta untuk wawancara. Namun selesai wawancara, tak ada kabar apa-apa. Saya pun bingung, apakah saya harus kembali ke pekerjaan yang dulu, atau harus bagaimana?

Teman berhati malaikat yang begitu baik dengan saya karena dengan senang hati memberikan tumpangan selama tiga minggu, pun menawarkan pekerjaan ke saya menjadi OB atau office boy di dekat kantor miliknya.

“Ada lamaran jadi OB di dekat kantor saya Mir. Daftar aja gapapa, nanti kamu bisa berkarir. Kamu bisa jadi programmer di sana nantinya”

Tawaran yang cukup menggiurkan. Apalagi karena saya bisa berkarir ditempat kerja tersebut. Namun saya tidak berminat karena kata hati saya memilih menjadi blogger. Akhirnya dengan tegas hati saya pulang dan memutuskan menjadi blogger lepas walaupun cukup berat sekali di awal. 

Baca Juga : Air Mata Telah Ku Korbankan Demi Passion Menulis

Itu adalah salah satu alasan mengapa saya memutuskan menjadi fulltimer blogger. Namun tentu saja ada beberapa alasan lain yang mendasarinya.

1. Tak bisa bertahan di lingkungan pekerjaan sebelumnya

Seperti saya katakan di atas, sebelumnya saya adalah seorang pekerja kuli kasar di perantauan. Ya, dulu saya seorang kuli proyek pembangunan yang sudah bekerja selama kurang lebih satu tahun.

Berbeda dengan kebanyakan rekan seprofesi yang kebanyakan adalah pekerja kantoran dengan pakaian rapi dan berpendidikan tinggi. Sementara saya hanyalah anak STM yang saat di sekolah, mata pelajaran komputer pun tak ada. Cuma pas kelas satu aja dan itu pun tak pernah praktek.

Bekerja di lingkungan proyek, itu sangat keras. Banyak orang-orang baru yang kita kenal dengan berbagai macam karakter. Bekerja di lingkungan seperti ini menuntut kita harus kuat fisik dan mental.

Saat bekerja jadi kuli proyek. Mereka adalah teman-teman baikku. 

tapiAlasan saya tak bisa bertahan adalah karena pekerjaan yang berpindah-pindah tempat, gaji tidak menentu dan kadang di korup, rekan kerja yang berperangai buruk, dan banyak kejadian tak mengenakan lainnya yang kebanyakan karena faktor human error.

Kalau kita tidak mengontrak dan tidur di bedeng atau rumah yang sedang dikerjakan, kita harus menjaga dompet kita agar tak hilang. Bahkan seringkali harus mengantonginya di saku.

Segawat itu?

Ya, “kejadian” itu sering terjadi.

Dan saya tidak mau terus-terusan seperti itu. Saya ingin pekerjaan yang lebih nyaman di hati dan lebih friendly fisik dan mental.

Namun tidak semua pekerjaan di proyek seperti itu. Karena tentu banyak juga yang lebih bersahabat. Tergantung kitanya kuat atau tidak. 

Tapi dari pengalaman yang saya dan teman-teman yang mereka alami hingga sekarang, atmosphere-nya masih demikian.

Eh, tapi kita tidak boleh menganggap pekerjaan tersebut buruk ya. Semua pekerjaan itu baik asalkan halhal dan tidak menyalahi aturan. Pekerjaan yang buruk hanyalah mereka yang mengambil hak orang, contohnya koruptor

2. Kesulitan mencari kerja

Setamat sekolah SMK dulu, saya tak pernah beruntung mendapatkan pekerjaan yang layak, layaknya teman-teman lain. Saya melihat teman-teman lain begitu mudahnya mendapatkan pekerjaan di kota dengan gaji besar.

“Eh, si Rudi itu kan kemarin sempat kerja di perusahaan otomotif ternama, gajinya gede”

“Eh, si Seno itu juga pernah kerja industri perakitan mobil dan baru saja habis kontrak”

“Eh, si Farhan udah kerja dan jadi pegawai tetap di Batam. Gajinya gede banget”

Mendengar curhatan mereka, saya kadang merasa iri karena merasa kurang beruntung. Kenapa teman-teman lain pada bisa meraih pekerjaan impian mereka dengan mudahnya. Bisa beli barang-barang mewah dengan hasil kerjanya.

Sementara saya, pekerjaan saya tidak jelas dan serabutan tidak karuan. Saya sudah melamar kesana kemari sampai nangis batin tapi belum juga beruntung.

Setamat sekolah, saya hanya pernah sekali saja bekerja dengan mengandalkan ijazah sekolah, itu pun di kampung saya tinggal, hanya beberapa bulan, dan gajinya sangat kecil.

Foto saat bekerja di Rumah Makan Yunani milik Pak Agus, Karanggedang, Sruweng, Kebumen. 

Ya, mungkin karena hal itulah membuat saya bertekad untuk menggapai mimpi saya menjadi blogger lepas. Saya ingin membuktikan kalau saya juga bisa punya pekerjaan jelas tanpa harus bekerja di perusahaan besar dan tanpa ijazah. Soal sukses mah tinggal kitanya masing-masing. 

Dan sekarang saya berhasil meraih pekerjaan impian saya, sesuai passion pula. Dan pekerjaan ini cukup berbeda dengan lainnya karena bisa dikerjakan dari rumah. Di tempat saya, mungkin baru saya yang melakukan ini. 

Semoga tidak ada yang mengira saya miara babi ngepet seperti yang viral kemarin ya. Ya soalnya saya tak pernah kelihatan bekerja berangkat pagi pulang sore. Kalau sampe ada yang mengira, mungkin dia manusia zaman old yang biasa nongkrong nang ngisor papringan. 

3. Hobi menulis sejak lama

Saya sudah hobi menulis sejak lama, yaitu 2010. Mungkin karena pas sekolah dulu saya pernah jadi sekretaris yang tugasnya menulis di papan tulis dan membuat saya jadi seperti sekarang ini.

Sejak 2010 lalu, saya membuat blog untuk pertama kalinya. Dan blog tersebut masih ada sampai sekarang. Awal-awal ngebog banyak tulisan yang kalau saya baca ulang cukup alay dan bikin geli. Namun itu proses dan saya tidak menghapusnya sebagai saksi sejarah. EYD-nya pun masih berantakan.

Dan ternyata itulah passion saya. Saya begitu tertarik dengan kepenulisan. Ada semacam kebahagiaan batin tersendiri saat menulis. Menulis membuat hati dan pikiran plong karena bisa menumpahkan unek-unek.

Mungkin ibarat seseorang ingin mengeluarkan curhatan dengan cara ngobrol, namun bagi blogger, hal itu bisa dilakukan lewat tulisan.

Saat awal ngeblog dulu, saya juga pernah menulis di atas kertas dan saya tuangkan kembali di blog lewat warnet. Saya kerjakan di pagi hari sebelum mulai kerja dan juga sore atau malam hari hari setelah kerja.

Menulis di atas kertas sebagai bentuk niat saya tertarik akan dunia blog

Oiya, saat sekolah dulu, tulisan tangan saya juga cukup rapi dan teratur. Bahkan saya pernah punya buku yang hampir tidak ada coretan. Guru pun sampai memuji saya karena font tulisan saya begitu rapi. Saat masih SMP (MTs), saya juga bisa menulis latin dengan sangat rapi.

4. Membalas sakit hati karena tak pernah menang lomba blog

Salah satu moment paling memicu saya untuk menjadi full time blogger adalah saat kemenangan saya di sebuah lomba blog pada 2015 dulu. Saat itu saya dalam perjalanan pulang kampung dan lagi di bus karena mau lebaran.

Saya coba iseng buka artikel blog saya yang sedang diikutkan dalam sebuah lomba, dan disitu ada seorang rekan yang menuliskan di kolom komentar blog saya kalau saya dapat juara 3. Mengetahui hal itu rasanya sangat terharu. Masa iya sih tulisan yang saya buat dengan curi-curi waktu istirahat menyabet juara?

Seakan tak percaya akan hal tersebut, saya pun membuka halaman pengumuman. Dan ternyata benar. Saya menang dapat juara 3 dan berhasil mendapatkan uang tunai, pulsa, dan dapat sertifikas juga. Rasanya senang sekali dan membuat saya semakin semangat untuk kemenangan berikutnya.

Sertifikat juara 3 lomba blog jarvis store Amir Mahmud pada blog www.amir-silangit pada Juni 2015

Sebelumnya, saya pernah vakum mengikuti lomba blog karena puluhan lomba yang saya ikuti selalu kalah. Dan itu membuat saya berhenti sejenak. Namun saya tak berputus asa dan akan melakukannya lagi suatu hari nanti, namun dengan persiapan yang lebih matang dengan memikirkan kembali bagaimana cara memenangkan lomba blog 

Dan akhirnya, saya sampai berhasil menuliskan artikel Suka Duka 6 Tahun Jadi Pejuang Lomba Blog

Jadi, setiap orang punya perjuangan sendiri. Jangan anggap

“ah dia gampang banget ya bisa kayak gitu”.

Karena belum tentu setiap orang mau melakukannya. 

Setelah kemenangan tersebut, kemenangan demi kemenangan pun saya dapat. Dari situ, saya semakin yakin kalau potensi blogging itu begitu menjanjikan. Kalian bisa baca tips menang lomba blog di atas atau tips menang lomba blog dari 30 blogger terbaik tanah air.

5. Tertarik dengan bisnis internet

Dulu saat hanphone masih jadul, saya sudah familiar dengan internet. Saat orang-orang di kampung baru mengenal hanphone dan internet lewat jaringan E (edge), saya sudah terbiasa mengetik di komputer dan menggunakan internet.

Banyak sekali waktu yang saya keluarkan untuk bisa mengakses internet. Bahkan sering juga saya ke warnet hingga tengah malam. Semua saya lakukan demi bisa ngeblog dan belajar marketing.

Keputusan menjadi full time blogger juga karena dulu saya pernah tertarik dengan bisnis internet yang berawal dari podcast. Ya, podcast yang dulu pernah tenar, kemudian redup, sekarang kembali populer.

Saya dipinjami buku oleh seorang teman tentang bisnis internet, kemudian buku tersebut saya baca habis sampai dua kali. Dari situlah saya mulai mendapatkan inspirasi untuk bekerja dari internet.

Kemudian saya semakin bersemangat saat membaca panduan internet marketing milik Joko Susilo yang mengajarkan cara menjual produk secara online. Apalagi setelah saya berhasil menjualkan produknya dan saya mendapatkan komisi hingga membuat website untuk menjual produk saya sendiri. Dari situ saya semakin yakin kalau bisnis internet memang sangat menjanjikan.

6. Ingin bebas bekerja tanpa ada yang mengatur

Bekerja sendiri menjadi self employed itu enak. Ennnak banget pokoknya. Kita bisa bekerja tanpa ada yang mengatur-atur. Saya pernah ngalamin pas kerja di rumah makan dulu, saya merasa sangat tertekan dan disuruh sana-sini. Dipaksa lembur padahal gaji gak seberapa.

Freelancer bisa bekerja dimana saja kapan saja tanpa ada yang mengatur

Dari situlah saya semakin termotivasi kalau ngeblog itu sepertinya lebih menjanjikan dan tak ada yang mengatur kerjaan kita. Apalagi setelah melihat kemenangan demi kemenangan lomba dari rekan-rekan blogger lainnya.

Saya yakin jika mereka bisa, saya pun bisa. Yah walaupun standar keilmuan mereka lebih tinggi, tapi saya yakin saja. Dan benar saja, sampai saat ini saya sudah hampir 70 kali memenangkan lomba blog. Kalian bisa lihat di halaman achievement saya.

Maaf bukan lagi riya, cuma buat motivasi saja. Karena ada beberapa teman yang mengaku termotivasi dari tulisan saya dan akhirnya mereka bisa menang lomba blog juga. Mengetahui hal itu saya pun jadi seneng aja karena bisa berbagi ilmu dan pengalaman.

Dari cerita di atas, kalian bisa tahu bahwa ada banyak perjuangan penuh drama yang saya alami untuk jadi full time blogger. Awalnya memang berat. Apalagi saat belum juga menunjukkan hasil. Namun percayalah, jika kita memang yakin dan mau berusaha, semuanya yang kita inginkan akan terjadi.