Bapak-bapak adalah generasi yang dianggap gagap teknologi, terutama mereka yang tinggal di kampung. Namun umumnya mereka adalah kelompok berpenghasilan. Jangan sampai karena kegaptekannya, jadi sasaran kejahatan siber yang menguras rekening.
Di suatu siang di sebuah kontrakan kecil milik teman, saya sedang asyik memainkan handphone sendirian. Tiba-tiba ada telfon masuk dari seseorang yang mengaku customer service sebuah provider seluler yang saya pakai. Ia mengatakan kalau saya menang hadiah sekian juta rupiah, namun harus mengikuti arahan yang ia berikan.
Anehnya walaupun lewat telfon, saya seperti terbius dan mengikuti ucapannya. Bahkan saya nurut saja ketika harus berjalan kaki menuju ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yang jaraknya cukup jauh.
Sesampainya di ATM, saya merasa beruntung karena ternyata saldo tabungan saya tidak cukup. Kemudian ia malah menyuruh saya untuk meminta tolong orang sekitar yang tidak saya kenal, untuk mengisikan saldo ke rekening saya. Ya saya enggak mau dong, memangnya saya siapa? Nanti yang ada malah saya dimarahin orang.
Setelah saya bilang ke penelpon kalau saya tidak bisa, ia masih membujuk saya melakukannya. Di sini saya mulai sadar kalau saya sedang dijebak. Kemudian saya coba SMS orang tersebut dan tidak membalas. Dan fix, ternyata saya kena tipu.
Setelah balik ke kontrakan, saya cerita ke teman saya, sebut saja Edmund. Dan ternyata temannya Edmund pun pernah mengalaminya. Namun sebelum menuruti omongan penelpon, dia (temannya Edmund) sudah mengosongkan saldo rekeningnya.
Dan….beberapa waktu lalu, tetangga saya (ibu-ibu) juga baru saja tertipu lima juta dengan modus hampir sama. Ia mengatakan kalau saudaranya sedang sakit dan butuh biaya besar. Kasihan banget pokoknya.
Bukan hanya itu, pada 2016 lalu saya juga pernah hampir tertipu oleh seseorang yang pura-pura ingin membeli laptop yang sedang saya jual di salah satu e-commerce seharga 4 juta sekian. Di lapak jualan saya, saya menaruh nomor whatsapp agar mudah dihubungi.
Tak lama kemudian, calon pembeli yang ternyata penipu mencoba menghubungi saya. Penipu tersebut meminta KTP (Kartu Tanda Penduduk) saya, dan beruntungnya saya tidak mengirimkannya karena buram. Kalau sampai dikirimkan, bisa jadi akan disalahgunakan.
Berikutnya ia mengirimkan foto NPWP yang entah miliknya atau bukan, dan meminta saya untuk mengirimkan screenshoot saldo rekening terakhir milik saya. Namun saya tidak bisa melakukannya karena waktu itu belum pakai mobile banking.
Saya pun menanyakan “kenapa harus repot begini sih? Kenapa tidak lewat e-commerce saja karena mendukung rekening bersama?”
Ia menjawab kalau ia akan membayarnya lewat e–wallet. Belum sampai bertanya panjang, saya ingat kalau sebelumnya saya pernah baca artikel tentang modus penipuan seperti ini. Lalu saya kirimkan linknya ke penipu tersebut dan saya langsung diblokir olehnya.
Seandainya saya tidak tahu tentang hal ini sebelumnya dan sampai memasukkan kode OTP (One Time Password) yang ia berikan, maka rekening saya akan terkuras.
Penipuan berkedok OTP yang saya alami dulu.
Selain itu, saya juga pernah mengalami kejadian dimana NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) saya disalahgunakan orang untuk impor barang berupa mainan anak-anak dari China senilai 3 milyar. Pelakunya berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat. Oleh karenanya, saya pun dipanggil orang pajak untuk mengkonfirmasi apakah benar itu saya?
Dan tentu saja bukan. Darimana saya punya uang sebanyak itu? Cara impor barang saja saya tidak bisa. Menurut petugas pajaknya, NPWP disalahgunakan bersama nomor KTP yang sudah tertera di kartu NPWP itu sendiri.
Untuk menyelesaikan masalah ini, saya harus mengumpulkan berkas-berkas seperti rekening koran di bank, kemudian file-file yang pernah saya kirimkan ke klien yang berisi KTP dan NPWP, dan sebagainya.
Karena masalah ini, saya merasa cukup deg–degan sekali dan agak takut, karena yang ada di pikiran saya yaitu hukum. Padahal saya tidak melakukannya. Namun saya bersyukur karena akhirnya masalah ini selesai dalam dua minggu. Cerita lengkapnya bisa baca di sini.
Mengapa bapak-bapak, terutama yang tinggal di kampung, wajib tahu tentang kejahatan siber?
Bapak-bapak adalah generasi orang tua kita yang identik dengan gaptek atau gagap teknologi, terutama yang tinggal di kampung atau desa-desa, walaupun tidak semuanya, tapi kebanyakan.
Dan memang benar sih, karena di tempat saya di kampung, banyak orang tua yang belum atau tidak paham tekhnologi. Terutama mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Tapi yang umur 40 tahunan pun masih banyak.
Alasannya pun beragam. Seperti penglihatan kurang jelas, sulit memahami tekhnologi, tidak paham bahasa Inggris, sibuk dengan pekerjaan, tidak ada pemahaman literasi keuangan, dan sebagainya.
Kalaupun diajari, kemampuan menangkapnya sudah tidak seperti anak muda lagi. Jadi, mereka menggunakan smartphone biasanya untuk sekedar untuk hiburan seperti nonton youtube atau whatsapp saja. Dan kadang hal itu pun masih sulit, seperti status teman saya di bawah ini.
Karena kegaptekannya, mereka pun jadi sasaran empuk penjahat siber karena mereka punya uang (kelompok berpenghasilan). Jika misal mereka dihadapkan dengan form phising di whatsapp atau modus penipuan perubahan tarif biaya admin bank seperti yang viral kemarin, mereka akan mudah dikelabui.
Maklum, kebanyakan mereka umumnya hanya bertani, berternak, jadi kuli, atau berdagang konvensional. Jika ditanya mengenai internet apalagi PIN (Personal Identification Number) atau password, bisa jadi mereka akan bingung.
Dulu saya juga pernah ngobrol dengan bapak-bapak tetangga saya yang cukup tajir, namun saat tanya apa itu instagram, ia tidak tahu.
Dan tentu saja bukan hanya mereka, kita yang masih muda pun tentu masih banyak yang belum paham dengan hal ini ataupun tentang literasi keuangan. Maka dari itu, izinkan saya menjadi penyuluh digital melalui artikel ini agar kita semua terhindar dari kejahatan siber atau social engineering.
By the way, literasi keuangan itu apa sih?
Literasi keuangan adalah pemahaman, pengetahuan, atau keterampilan seseorang seputar keuangan. Seperti perencanaan keuangan, cara melunasi hutang, cara menggunakan aplikasi keuangan digital, dana pensiun, dana darurat, investasi, kartu kredit, ataupun pemahaman tentang kejahatan siber atau social engineering beserta cara mengatasinya.
Dengan literasi keuangan yang baik, seseorang dapat :
1. Melakukan keputusan finansial yang tepat dan dapat mengatasi masalah keuangan yang mungkin terjadi.
2. Menghindarkan seseorang dari perilaku konsumtif dan hedonis, namun justru lebih sadar akan pentingnya menabung.
3. Menjadi nasabah bijak yang paham akan pengelolaan keuangan, serta tidak mudah tertipu.
Sedangkan kejahatan siber adalah modus kejahatan yang menggunakan jaringan dan perangkat komputer untuk melancarkan aksinya, guna mendapatkan data perbankan dan data penting lainnya milik korban. Seperti PIN atau pasword.
Umumnya pelakunya adalah mereka yang mengerti tekhnologi, namun digunakan untuk membodohi atau mengakali orang lain yang belum atau tidak paham tekhnologi. Dan sayangnya, para bapak-bapak adalah generasi yang identik belum atau tidak paham tekhnologi tapi punya uang (kelompok berpenghasilan)
Sementara social engineering adalah tindakan memperdaya seseorang secara psikologis untuk mendapatkan data bank milik korban. Umumnya korban akan dibuat panik terlebih dahlulu agar lebih mudah mendapatkan data pribadi miliknya. Nah, selain yang saya alami di atas, ada 17 kejahatan siber yang perlu kita ketahui, berikut uraiannya.
1. Penipuan bermodus kenaikan biaya transaksi bank
Baru-baru ini viral berita mengenai kenaikan biaya transaksi bank dari Rp 6.500,- menjadi Rp 150.000,-. Pelaku mengirim pesan ini via whatsapp dan memberikan link ke nomor whatsapp targetnya.
Bagi mereka yang tidak ngeh dan awam, mereka akan mengikuti arahan pelaku dan kemudian mengisikan data penting seperti userID dan password, kode pengamanan, PIN ATM, nomor kartu debet, dan sejenisnya.
Jika pelaku mendapatkan data tersebut, maka ia mendapatkan mangsanya dan uang korban di rekening pun bisa raib. Saya sarankan jangan percaya karena ini hoax. BRI tidak pernah melakukan hal tersebut.
2. Penipuan modus menang hadiah lewat SMS
Mungkin kalian sering menerima SMS bahwa Anda menang hadiah fantastis dari sebuah acara di televisi atau ecommerce, padahal Anda tidak pernah ikut undian atau giveaway tersebut. Saran saya janganlah percaya, karena bisa dipastikan itu penipuan.
Buat kalian yang jeli, perhatikan alamat website atau blognya yang biasanya disertakan di SMS. Bank tidak mungkin menggunakan nama domain gratisan apalagi dengan subdomain seperti .blogspot.com, .wordpress.com, .wix.com, dan sebagainya.
Namun terkadang ada juga yang menggunakan domain berbayar, tapi biasanya hanya pakai ekstensi .xyz atau yang lainnya yang tarif sewa pertahunnya sangat murah.
Terlihat tidak modal banget, kan? Umumnya, bank selalu menggunakan domain premium berbayar, seperti .co.id atau .com, dan tidak pernah menggunakan domain tersebut apalagi gratisan.
3. Phising
Phising adalah tekhnik mengelabui seseorang untuk mendapatkan data pribadi seperti PIN, password, nomor rekening, kode OTP, dan sebagainya. Phising ini bisa dilakukan lewat email, pesan instagram, website kloningan, media sosial, ataupun whatsapp.
Beberapa waktu lalu, rekan blogger juga baru saja menerima email phising di akun gmailnya, namun ia mengabaiakannya. Setahu saya, bank tidak pernah melakukan hal seperti ini, apalagi sampai meminta data penting nasabahnya via email.
Kalau kalian jeli, bank tidak pernah menggunakan email gratisan seperti ekstensi gmail.com. Sementara di badan email atau di website phising,
kalimat-kalimat di paragrafnya juga seringkali terlihat berantakan. Misal karena EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)-nya banyak yang salah, kurang nyambung, huruf besar kecilnya tidak pas, dan sebagainya.
Sedangkan untuk desain website kloningannya, biasanya tampilannya akan menyerupai website aslinya. Alamat domainnya pun hampir mirip dan kadang hanya pakai domain gratisan seperti di atas. Tapi jangan terkecoh karena ini penipuan.
Dan biasanya alamat website bank resmi selalu muncul di page one mesin pencari. Sedangkan website palsu tidak, bahkan tidak terdaftar di mesin pencari.
Kejahatan phising yang dialami tesla. Website di sebelah kanan adalah phising. Saya coba membukanya dan beruntungnya langsung diblokir oleh antivirus di komputer saya. Sumber : laboratorium ancaman avast.
4.Skimming
Skimming adalah modus pembobolan kartu ATM dengan cara membaca data kartu debit atau kartu kredit, menggunakan alat bernama skimmer yang dipasangkan pada slot kartu di mesin ATM.
Selanjutnya, pelaku akan memasang kamera tersembunyi atau keypad palsu untuk membaca angka rahasia seperti PIN, nomor rekening, kode OTP (On Time Password), nomor handphone, dan data rahasia lainnya.
Setelah pelaku mendapatkan data korban, mereka akan membuat kartu tiruan untuk bertransaksi. Dan bukan hanya di mesin ATM saja, skimming juga bisa terjadi di mesin EDC (Electronic Data Capture).
Maka dari itu, sebelum bertransaksi di ATM, pastikan tidak ada hal yang aneh dan coba lihat-lihat lagi di sekitar mesin ATM, apakah ada kamera tersembuyi, keypad duplikat, atau hal aneh lainnya. Oh ya, jangan gunakan ATM di daerah sepi, dan tutup dengan tangan saat memasukkan PIN.
5. Swim Swap
Swim swap adalah upaya pencurian data dengan mengambil alih nomor ponsel atau kartu SIM, untuk mendapatkan akses masuk ke sebuah akun bank.
Sebelum melakukan aksinya, pelaku sudah lebih dulu memiliki data pribadi calon korban seperti nomor ponsel itu sendiri, nomor KTP, nomor rekening, nama lengkap, tanggal lahir, alamat email, nama ibu kandung, data kartu kredit, dan data penting lainnya.
Setelah data didapat, mereka yang umumnya tidak hanya satu orang akan menghubungi operator seluler dengan kasus rekayasa, untuk menonaktifkan SIM Card korban dan menggantinya dengan nomornya.
Jika semuanya berjalan lancar, kemudian mereka akan menguras rekening korban. Untuk mendapatkan data tersebut, mereka melakukannya dengan tekhnik phising di atas.
6. Akun palsu layanan konsumen bank di media sosial
Di media sosial seperti twitter atau instagram, seringkali saya melihat akun bank palsu yang digunakan untuk mengelabui korbannya. Misalnya seperti akun customer service.
Nama akunnya hampir mirip-mirip dengan yang aslinya. Biasanya mereka akan menambahkan karakter strip (-) atau underscore (_), atau embel-embel official di akunnya.
Nomor kontaknya pun kadang hampir mirip, misal yang asli 910088, dipalsukan menjadi 190088. Bagi mereka yang tidak ngeh, bisa saja terkecoh.
Akun bank palsu ini beraksi saat ada nasabah yang menanyakan keluhan di akun asli milik bank resmi. Berikutnya akun palsu melihatnya dan mengirim pesan ke nasabah tersebut dan pura-pura menawarkan bantuan.
Saran saya jika kalian mengalami hal ini, teliti kembali akun mereka dan apakah asli atau tidak? Jika ternyata palsu, maka sebaiknya abaikan, diblok, atau laporkan saja.
Walaupun kadang follower mereka banyak, jangan langsung percaya karena follower bisa dibeli. Follower dari hasil beli biasanya yang like atau komentar di postingan juga sangat sedikit.
Tujuan dari akun bank palsu ini adalah untuk mengelabui korban karena ujung-ujungnya akan meminta data bank kita, seperti PIN atau password untuk menguras rekening korban. Untuk Bank BRI, berikut di bawah adalah akun aslinya.
Akun media sosial dan kontak resmi BRI. Flyer by BRI.
7. Jangan mau dibantu orang saat bertransaksi di ATM
Saat bertransaksi di ATM, terkadang seseorang mengalami kendala. Seperti salah input nomor rekening, ATM tidak keluar, salah PIN, dan sebagainya. Tapi jika kemudian ada orang yang berniat membantu, sebaiknya tolak saja karena modus penipuan seperti ini seringkali terjadi.
Biasanya mereka sudah menyiapkan kartu palsu dan menukarnya dengan kartu asli milik korban, setelah nomor PIN ATM korban didapat dengan cara mengintip dari belakang. Kalau kalian merasa kesulitan dan butuh bantuan, jika ATM-nya ada di Bank, kalian bisa minta bantuan ke pegawai banknya saja.
8. Hindari WiFi publik karena beresiko
Saat kita berada di tempat umum seperti kedai kopi atau kafe, seringkali kita mendapatkan WiFi gratis. Namun tahukah kalian jika WiFi publik rentan terhadap serangan karena tidak terenskripsi dengan baik.
Saat di WiFi publik, Man-in-the-Middle atau bisa disebut pihak ketiga bisa masuk ke koneksi Anda. Mereka menggunakan perangkat keras atau perangkat lunak untuk menyadap informasi yang Anda akses agar dapat dilihat oleh peretas.
Bagi mereka yang akan bertransaksi dengan internet banking, tentu cukup beresiko. Data bank seperti username atau password bisa dicuri oleh peretas dan uang Anda bisa hilang.
Lebih parah lagi jika sampai ada yang sengaja memanipulasi nama WiFi. Misal WiFi yang asli bernama “Kopi Kekinian”, dan peretas membuat WiFi palsu nama lain yang hampir mirip seperti “Kopi-Kekian”. Jika sampai terhubung, maka peretasan akun bisa terjadi.
9. Pemalsuan struk bukti transfer, baik di kertas atau editan layar
Struk asli dan struk palsu. Foto dari tabelpinjaman.com
Mengenai struk palsu ini, baik itu dalam kertas atau layar digital, kita harus jeli dan jangan langsung percaya jika misal ada konsumen yang membayar produk jualan kita via transfer.
Sebaiknya kita harus cek mutasi rekening terlebih dahulu untuk membuktikan jika mereka benar-benar transfer. Jangan sampai kasihkan barang belanjaan jika uang belum masuk.
Pada struknya, perhatikan fontnya, apakah ada kejanggalan atau tidak? Perhatikan juga tanggal, jam, lokasi, kemiringan kata, dan detail lainnya apakah ada yang aneh tidak?
Biasanya orang-orang seperti ini akan terlihat gugup karena aksinya takut ketahuan. Dan bukan hanya terjadi di struk kertas, tapi juga digital dalam screenshoot. Berikut saya rincikan penjelasannya dikutip dari tabelpinjaman.com
Ciri-ciri struk asli
- Tulisan jelas terbaca dan tidak ada huruf miring.
- Jarak spasi antar huruf dan angka sangat rapi dan rata.
- Logo jelas terlihat.
- Kualitas kertas bagus walaupun tipis.
Ciri-ciri struk palsu
- Buram dan agak sulit terbaca.
- Jarak angka dan huruf tidak rapi dan tidak beraturan.
- Logo kurang jelas bahkan buruk.
- Kualitas kertas buruk.
10. Hindari bertransaksi di website tanpa https
Mungkin banyak yang belum tahu jika protokol https adalah alat yang digunakan untuk pengamanan data dalam sebuah website. Hal ini wajar karena tulisan https sendiri terlihat kecil di pojokkan browser dan hampir sama dengan http, hanya ketambahan “S” saja, sehingga kurang begitu terlihat.
SSL atau Security Socket Layer ini disewa dari penyedia hosting. Fungsinya yaitu untuk sebagai pengamanan data saat terjadi transaksi data penting menggunakan password atau PIN, kode kartu kredit, dan sebagainya. Jadi semisal mau belanja online atau login ke website tanpa https, baiknya urungkan dulu.
11. Jangan pernah klik link mencurigakan
Bagi orang awam, seringkali mereka membagikan link-link yang berisi tawaran menggiurkan. Misal seperti bonus kuota pelajar yang sempat ramai saat pandemi dulu, bonus saldo, dan sebagainya.
Dulu saya sendiri juga pernah mendapati di sebuah grup whatsapp, ada anggota yang membagikan link aneh yang jika dibuka, terdapat form untuk memasukkan nomor KTP. Kalau kalian menemukan hal seperti ini, baiknya abaikan karena data kita bisa disalahgunakan.
12. Tutup webcam laptop
Tahukah kalian jika webcam atau web camera juga bisa disusupi malware? Hal ini pernah terjadi oleh pendiri facebook, Mark Zukerberg, dimana komputernya pernah tersusupi malware hingga peretas bisa mengambil foto dirinya.
Oleh karenanya ia pun menonaktifkannya. Hal ini penting diketahui karena saat ini penggunaan webcam untuk zoom meeting cukup sering dilakukan semenjak pandemi.
Untuk laptop-laptop tertentu, sudah dibekali slider untuk menutup webcam. Namun bagi laptop yang belum, bisa menonaktifkannya dari dalam program laptop itu sendiri. Atau bisa juga dilakban secara manual.
13. Iklan berbayar pun kadang berisi penipuan
Beberapa kali saya menjumpai modus penipuan dengan memanfaatkan iklan berbayar di instagram. Dalam iklan tersebut, pelaku mengarahkan korban via whatssapp. Saran saya janganlah terkecoh dan jangan langsung percaya, walaupun produk yang promosikan lewat iklan berbayar ini jadi terlihat meyakinkan dan serius jualan.
14. Tawaran menjadi nasabah prioritas dengan syarat mudah
Menjadi nasabah prioritas memang mengasyikkan karena berbagai keuntungan yang didapat. Misal karena tidak perlu mengantri dikarenakan ada jalur khusus, suku bunga yang lebih tinggi, dan sebagainya.
Nah, jika kalian menemukan informasi seperti ini, apalagi dengan syarat yang mudah, baiknya perlu curiga karena bisa jadi itu penipuan. Alih-alih ingin jadi nasabah prioritas, yang ada malah uang kita yang dibawa kabur penjahat siber.
15. Pharming, lebih berbahaya ketimbang phising
Pharming adalah jenis kejahatan dunia maya yang hampir mirip-mirip dengan phising, namun jauh lebih berbahaya. Cara kerja pharming yaitu dengan mengubah file host pada perangkat target, yang kemudian saat target memasukkan alamat website asli, maka akan diarahkan ke alamat website palsu yang dibuat mirip dengan aslinya.
Website palsu ini tidak lain digunakan untuk menangkap data rahasia calon korbannya. Bagi yang tidak jeli, bisa saja terjebak.
Pharming ini bisa terjadi karena sebelumnya kita telah mengunduh file asing yang berisi malware dan tertanam di komputer kita. Baik itu lewat email, saat mendownload file di internet, dan sebagainya. Jadi, jangan sembarang download, ya.
Untuk mencegah phamring, hal pertama yang bisa kita lakukan yaitu dengan melihat alamat website asli, yang saat diketikkan tidak berubah. Jika berubah, maka bisa lakukan scanning pada komputer kita untuk menghilangkan virus.
16. Jangan ambil flashdisk yang tergeletak
Pada 2021 lalu, saya pernah mengikuti webinar tentang security digital. Menurut salah seorang narasumber yaitu mas Irvan, beliau mengatakan bahwa sebaiknya kita jangan pernah ambil flashdisk jika misal menemukannya di suatu tempat.
Karena bisa jadi, flashdisk tersebut berisi malware yang begitu dicolokkan ke laptop atau komputer, malware langsung menyerang dan menahan bahkan menghapus file kita.
17. Hindari perangkat lunak bajakan
Beruntung karena saat ini saya mulai banyak meningggalkan perangkat lunak bajakan. Saya lebih suka yang gratis ketimbang berbayar tapi bajakan. Lagi pula perangkat lunak gratis juga banyak tersedia di internet.
Buat yang belum tahu, perangkat lunak bajakan bisa berisi malware berbahaya. Misal seperti software bajakan, template bajakan, dan sebagainya. Dulu saya juga pernah bertanya ke penjual template blog, katanya template bajakan seringkali error dan bisa disusupi malware.
Kemudian saat mendownload aplikasi perbankan, sebaiknya kudu jeli dan teliti agar tak mendownload aplikasi palsu yang akan menjebak kita.
Nah, selain yang sudah saya jelaskan di atas, tentu masih ada modus penipuan lain yang belum kita ketahui. Karena semakin canggih tekhnologi, modus kejahatan siber ini pun akan terus berubah dan semakin canggih.
Lalu, bagaimana sih cara mencegah agar kita tak jadi korban kejahatan siber?
Agar kejahatan siber dapat dicegah, ada banyak hal yang perlu diketahui. Misalnya paling tidak dengan sering mengganti PIN ATM atau password internet banking secara berkala. Namun selain itu, beberapa langkah di bawah ini juga perlu diketahui, diantaranya sebagai berikut :
1. Jangan panik dan tetap tenang
Jika semisal kita mengalami penipuan seperti ini, usahakan tetap tenang dan sabar. Hal ini penting karena penipu umumnya akan memanfaatkan kepanikan guna mengelabui korbannya. Dengan tetap tenang, kita bisa berpikir jernih untuk mencari solusi terbaik.
Boleh juga untuk minta bantuan saudara atau teman yang bisa dipercaya agar kita dapat mengontrol emosi untuk menemukan solusi.
2. Jangan membagikan data diri kepada siapapun
Data diri seperti KTP, NPWP, kartu keluarga, nomor rekening bank, kode OTP, nomor kartu debet, kode CVV (Card Verification Value ) kartu kredit, nama ibu kandung, alamat rumah, nomor handphone, PIN, password, email, dan kode keamanan lainnya, jangan pernah dibagikan kepada siapapun yang tidak bertanggung jawab.
Karena kita yang akan rugi sendiri jika sampai disalahgunakan. Contohnya seperti NPWP saya yang disalahgunakan. Yang setelah saya selidiki, ternyata saya pernah membagikannya di media sosial, hhhhh. Betapa bodohnya diriku waktu itu. Sekarang sudah tak hapus.
3. Aktifkan fitur notifikasi sms dan email di akun bank kita
Untuk mengetahui setiap transaksi perbankan, sebaiknya kita aktifkan notifikasi SMS di handphone dan juga email kita untuk mengetahui setiap transaksi yang terjadi. Sehingga jika ada transaksi, kita bisa langsung mengeceknya.
4. Manfaatkan verifikasi dua langkah
Verifikasi dua langkah adalah metode pengamanan lanjutan dari sebuah akun saat kita sedang lo gin. Misalkan kita akan login email dan memasukkan alamat email dan sandi. Kemudian untuk membuktikan apakah email tersebut milik kita, maka akan ada kode unik yang dikirim via SMS atau whatsapp guna membuktikan jika akun tersebut milik kita.
Verifikasi dua langkah ini penting guna mempersulit peretas masuk ke akun kita ketimbang hanya satu langkah. Verifikasi dua langkah umumnya bisa dengan email email atau nomor telpon.
5. Manfaatkan cardless atau e-money
Setelah mengetahui kalau tarik tunai bisa dilakukan tanpa ATM, saya jadi lebih sering melakukannya. Biasanya saya melakukannya di bank BRI terdekat lewat aplikasi BRImo. Selain mudah dan praktis, juga lebih aman dari kejahatan skimming. Saat harus belanja online, saya hampir tidak pernah bayar manual. Seringnya lewat e-money karena lebih mudah, aman dan cepat.
6. Install antivirus di komputer atau laptop
Untuk pengguna komputer atau laptop, antivirus adalah hal penting untuk memblokir malware dan virus, walaupun hanya versi gratisan.
Karena begitu perangkat mendeteksi malware, antivirus akan langsung mendeteksi dan mencegah virus menyerang. Antivirus juga dapat memberi peringatan jika kita membuka website yang dianggap berbahaya. Dan saat ini pun ada banyak antivirus gratis, namun yang berbayar lebih kaya fitur.
Selain antivirus, bisa juga gunakan perangkat laptop atau komputer dengan fitur security canggih supaya lebih aman.
7. Hati-hati saat memberi izin aplikasi
Saat kita mendownload sebuah aplikasi, seringkali kita dimintai akses data ke smartphone kita. Misal aplikasi edit foto yang akan meminta akses ke galeri. Namun itu wajar karena edit foto akan menghubungkan galeri.
Tapi bagaimana jika sebuah aplikasi foto meminta akses seperti email, google drive, atau kontak kita, padahal fungsinya tidak diperlukan. Kita perlu curiga karena bisa saja aplikasi tersebut malah berbahaya bagi data kita. Kemudian perhatikan juga review aplikasi tersebut, jika ratingnya rendah, maka sebaiknya jangan didownload.
8. Jangan meminjamkan laptop atau smartphone ke sembarang orang
Meminjamkan laptop atau smartphone ke orang lain adalah tindakan beresiko. Karena di dalam laptop atau smartphone, pastinya berisi data penting kita. Seperti foto atau file, dan juga password.
Hal yang bikin ngeri adalah saat peminjam membuka browser di laptop atau smartphone kita, kemudian melihat history penelusuran google dan melihat password. Mereka bisa saja mengambil password kita dan kita yang rugi. Namun kalaupun harus meminjamkan, baiknya kita lihat-lihat dulu seperti apa sifat orang tersebut.
9. Waspada jika ada riset atau sales yang meminta data diri dengan iming-iming souvenir
Dulu teman saya pernah diwawancarai orang dalam sebuah pameran. Sebagai kompensasinya, ia dikasih pulpen yang sepertinya cukup premium. Namun saya tidak tahu apakah ia dimintai data diri atau tidak? Jika Anda mengalami hal seperti ini dan dimintai data diri, baiknya abaikan dan jangan mau.
Dulu saya juga pernah mengalami, bukan diwawancarai sih, tapi ada sales perabotan ke rumah saya, dan ia meminta KTP saya. Tidak saya kasih dong. Khawatir diapa-apain karena saya gak kenal. Ia sendiri mengaku dari pemerintah kabupaten, tapi sepertinya bukan.
Akhirnya, itulah 17 Jenis kejahatan siber yang penting kita ketahui berserta cara menghindarinya. Karena mereka selalu mencari celah keamanan, dan modusnya pun semakin canggih saja seiring perkembangan teknologi.
Para bapak-bapak terutama yang tinggal di kampung atau desa-desa harus tahu. Karena saat ini kita hidup di era tekhnologi, dan hampir semua lini kehidupan terintegrasi tekhnologi. Kita tak bisa mengelak karena beginilah kenyataannya. Jika kita tidak beradaptasi, tentu akan tertinggal atau malah bisa “dimanfaatkan”.
Nah, dengan memahami literasi keuangan dengan baik seperti di atas saya ceritakan, semoga kita bisa menjadi nasabah bijak yang selalu waspada dari kejahatan siber. Terima kasih sudah membaca sampai akhir.
Topik2 yang lagi hot soal2 begini karena bjorka yang lagi gemparin pemerintah 😅
Ternyata banyak sekali ya jenis kejahatan cyber di kehidupan sehari-hari. Dan ngomongin bapak-baoak, bapak saya juga pernah mengalami modus skimming. Alhasil uang di ATM terkuras habis. Hanya bisa pasrah karena pihak bank juga tidak bisa membantu. btw saya baru ngeh ada istilah pharming. ngeri juga ya
Huaa ternyata banyak banget ya modus kejahatan di era digital. Aku habis mengalami ditipu modus endorsment Kang hiks. Swim swap dan pharming ini ngeri juga ya
Aku juga pernah mengalami yang kakak ceritakan.
Kalau saya memang sadar mau ditipu. Tapi saya penasaran lanjutannya. Jadi ngikutin apa yg diminta. Berani begitu juga karena tau saldo kosong hehe
Lah itu penipu malah marah2 ngomel2 tp terus nelponin berulang kali padahal udah nggak di respon. Jaman sekarang mah emang kudu hati2 pisan. Txz kak tips-nya
Ngeri ya mba, harus hati2 membagikan identitas pribadi. Tapi saya yakin pihak berwenang juga sudah punya antisipasi untuk hal ini
Kejahatan siber makin tahun makin menggila aja ya. Bener, kita mesti cakap dalam literasi keuangan dan harus waspada. Jangan mudah tergoda oleh pesan atau tlp yang masuk.
Apalagi berbau bau minta kode OTP, password, dan sejenisnya.
Memang kudu melek info ya dengan berbagai macam modus kejahatan siber. Tujuannya agar kita tidak terjebak ke perangkap buaya.
Bener ini mas, ga cuma ibu-ibu, bapak-bapak juga wajib tahu modus penipuan siber..karena Paman pernah posisi kerja ga di kota yang sama malah dapat kabar anak masuk RS dan harus dioperasi saat itu jg dan butuh uang belasan jutaan. Untung konfirmasi dulu sama istrinya. Padahal dia juga udah di depan ATM dan saldonya ada.
Semakin maju teknologi dunia digital, kejahatan siber juga semakin canggih. Tapi bukan berarti ga ada langkah buat melawannya.
Supaya gak jadi korban kejahatan siber sudah tentu harus waspada. Semoga edukasi seperti ini dapat menjangkau masyarakat luas dan banyak orang terhindar dari kerugian yang tak diinginkan.
Makin banyak aja ya jenis penipuan siber sekarang ini… harus lebih waspada dan hati-hati beneran deh! Modus dan caranya udah makin pinter banget nih si penipu!
wow, lumayan banyak juga yaa jenis kejahatan siber ini. kita sebagai nasabah memang harus melindungi data-data kita agar gak menjadi santapan para penjahat di luar sana
Banyak banget jenis kejahatan siber sekarang ya kang. Karenanya kita wajib selalu waspada. Karena jika kita lengah peluang bagi penjahat siber untuk mengambil data pribadi kita
Emang sekarang banyak sekali modus kejahatan finansial di dunia maya. Tidak pandang bulu yang bisa kena baik muda maupun tua berisiko kena kalo tidak hati-hati.
Pamanku pernah dapat bukti transfer palsu. Awalnya agak bingung karena katanya udah transfer tapi uang dicek enggak ada. Kalau masalah tentang uang kayak gini emang kudu waspada. Kalau udah telanjur tertipu, sedih banget.
lengkap banget kang Amir, ini pelajaran banget buat menambah info pak bapak terutama..Semoga kedepan makin banyak yg teredukasi lagi
Wah ternyata banyak juga ya jenis jenis kejahatan cyber
Nggak hanya bapak-bapak, ibu-ibu juga harus tahu