Update : Mei 2024
Warga Sidoagung – Sruweng wajib baca.
Sebagai warga Desa Sidoagung, saya merasa bangga tinggal di desa ini. Apalagi desa ini merupakan desa terbesar di Kecamatan Sruweng di banding desa-desa lainnya. Namun jika ditanya ke orang-orang (warga desa) mengenai sejarah Desa Sidoagung ini, kemungkinan besar mereka menjawab “tidak tahu”.
Sejarah Desa Sidoagung, Sruweng, Kebumen
Desa Sidoagung adalah salah satu dari 21 (dua puluh satu) Desa yang ada di Kecamatan Sruweng. Desa Sidoagung berbatasan dengan Kecamatan Karanganyar di Sebelah Barat. Desa Kejawang di sebelah timur. Desa Giripurno di sebelah utara. Dan Desa Klepusanggar di sebelah selatan.
Nama Desa Sidoagung sendiri berasal dari dua suku kata, yaitu “sido” yang berarti jadi. Dan “agung” yang berarti besar. Yang jika digabung menjadi Sidoagung yang artinya jadi besar.
Desa dengan luas 514 hektar ini diperkirakan berdiri pada tahun 1945 berdasarkan sejarah terbentuknya Desa. Dibilang diperkirakan? Karena tanggal berdirinya masih dalam penelitian.
Mengenai sejarah terbentuknya, tahukah kalian jika dulunya desa kita ini terbagi menjadi dua desa? Yaitu Desa Klangon (daerah prapatan Samsir) dan Desa Serkitik ( daerah sekitar rumahnya Pak Lurah Ahmad Komarudin dekat lapangan Serkitik).
Menurut cerita dari orang yang pertama kali menjabat sebagai lurah sekaligus orang yang pertama kali merintis, yaitu Kyai Sampe Beduk, Desa Klangon (dulunya kademangan) ini berada di sebelah barat.
Pada saat itu, Desa Klangon sendiri mengcover dusun klangon, klangon tempel (deket rel kereta), curug, pacalbalung, dan sipendok yang hanya terdiri dua RT saja.
Note : Kyai Sampe Beduk memiliki nama asli K. Fathurahman untuk nama islamnya, atau Wangsoyudho untuk nama jawanya. Posisi makamnya berada di sebelah timur Masjid Nurul Barokah. Beliau sendiri dulunya juga termasuk prajurit dari keraton mataram dan berasal dari Desa Kalasan, Kabupaten Demak. Menurut cerita warga sekitar, dinamai Kyai Sampe Beduk karena dala msehari ia hanya makan sehari pas siang hari (beduk dhuhur).
Makam Mbah Kyai Sampe Beduk sendiri saat ini sudah dibeli oleh Takmir Masjid Nurul Barokah. Dan rencananya untuk pengembangan pendidikan seperti Madrasah atau pesantren Nurul Barokah. Karena di depan masjid sendiri sudah ada TPQ dan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
Tokoh-tokoh ternama yang pernah menduduki jabatan tertinggi pada saat itu ada empat, yaitu Kyai Sampek Beduk Itu sendiri, Martasenjaya, H. Husen, dan Raden Wangso yang kesemuanya belum di ketahui tahunya.
Untuk desa Desa Serkitik statusnya sekarang menjadi dusun Karang Jati (eh bener gak sih?) Nama Serkitik sendiri diambil dari kata “marketek” yang artinya tanaman yang sulit untuk tumbuh.
Desa Serkitik ini dulunya dirintis oleh tokoh sakti bernama Satidharma yang sekarang makamnya berada di pemakanam Tlimbeng (dekat irigasi sempor).
Jadi kalau kalian pernah melihat makam dengan nama tersebut di pemakaman tlimbeng, maka itulah tokoh sejarah pembangunan Desa Sidoagung.
Pada masanya, tokoh kenamaan yang pernah menduduki jabatan tertinggi yaitu Satidharma, Mukma, dan Atmodirjo. Kemudian pada saat kemerdekaan RI tahun 1945 atas usulan lurah Desa Serkitik yaitu Atmodirjo dan tokoh-tokoh masyarakat setempat, terjadi kesepakatan untuk menyatukan Desa Klangon dan Desa Serkitik. Hal itu dikarenakan adanya persaingan kurang sehat antar kedua lurah yaitu lurah Klangon dan lurah Serkitik.
Makam Satidharma, tokoh sejarah berdirinya Desa Sidoagung yang berlokasi di belakang rumah, utara Mushola 99 dan terpisah dari pemakaman Tlimbeng. Foto :Claretta Qailula via Facebook.
Setelah melalui musyawarah yang panjang dalam menggabungkan kedua desa ini, terjadilah perjanjian, jika letak Balaidesa berada di wilayah Klangon, maka untuk lapangannya berada di wilayah Serkitik. Makannya, nama lapangan sepak bola yang sekarang sudah direhab menjadi sangat lebar tersebut dinamai lapangan Serkitik.
Oh ya, lapangan ini seringkali dijadikan lokasi perlombaan sepakbola agustusan. Namun karena masih pandemi, sampai saat ini belum pernah dilakukan. Dan tentunya nanti akan menjadi sangat ramai jika perlombaan dimulai kembali setelah pandemi usai.
Balaidesa Sidoagung, Sruweng- Kebumen. Dok. Kang Amir.
Lapangan Serkitik Sidoagung Sruweng. Dok. Kang Amir.
Nah, setelah kedua desa digabung menjadi Desa Sidoagung atau desa yang jadi besar, terdapat 9 (Sembilan) RW, di antaranya :
RW I : dusun Curug
RW II : dusun Klangon Tempel
RW III : dusun Pacalbalung
RW IV : dusun Klangon
RW V : dusun Sipendok
RW VI : dusun Karangjati
RW VII : dusun Serkitik
RW VIII : dusun Depok
RW IX : dusun Bersole
Untuk riwayat lurah yang menjabat sendiri, diantaranya :
1. Madsupyan (1956-1986)
2. Sudjono (1986-2006)
3. Mulyanto (2007-2013)
4. Ahmad khomarudin (2013-Sekarang alias dua periode)
Tahun peristiwa yang pernah terjadi
- 1943 pernah terjadi kelaparan.
- 1947 – 1949 pernah terjadi penjajahan Belanda II.
- 1950-1951 pernah terjadi pembrontakan AOI (Angkatan Oemat Islam).
- 1964-1965 pernah terjadi pemberontakan G30S PKI.
- 1970 pernah mendapat penghargaan sebagia juara II lomba desa sekecamatan Sruweng dalam rangka HUT RI ke-25.
- 1973 pernah mendapatkan bantuan beras bulgur, susu dan sarden karena terjadi paceklik.
- 1976–1988 pernah mendapatkan piagam penghargaan percepatan pembayaran IPEDA/PBB dari Bupati Kebumen dibawah kepemimpian lurah Madsupyan.
- 1986 pernah meraih juara II lomba gerak jalan putra dan juara III lomba voly putra pada lomba olahraga bulan bakti LKMD tingkat kecamatan.
- 1987 pernah mendapat juara III pada lomba PKK tingkat kecamatan dan Juara II lomba voly putri saat perayaan HUT RI ke-42.
- 1988 diadakannya pemilihan kepala desa dan terpilih Bapak Sujono (almarhum).
- 1991 pernah terjadi musibah tanah longsor di RW I (curug) dan satu korban meninggal.
- 1995-1997 pernah mendapat program bantuan IDT secara berturut-turut (1-3).
- 1998 diadakannya pemilihan kepala desa dan terpilih kembali Bapak Sujono (dua periode).
- 2001 mendapat bantuan pengaspalan jalan sepanjang 1500 meter.
- 2003 terjadi tanah longsor di Penusupan-Sidoagung.
- 2007 diadakan pemilihan kepala desa dan terpilih Bapak Mulyanto.
- 2011 betonisasi jalan Sidoagung Penusupan pada program PNPM mandiri sepanjang 2040 meter.
- 2012 perencanaan betonisasi jalan Sidoagung – Giripurno oleh program PNPM Mandiri sepanjang 2035 meter. Kemudian di tahun ini juga dilakukan rehab atau renovasi balaidesa Sidoagung dimana sekarang memiliki aula, rehab ruang PKD, dan pengaspalan jalan Sidoagung-Sidoagung.
- 2013 diadakan pemilihan kepala Desa Sidoagung dan terpilih Bapak Ahmad Komarudin.
- 2013 jembatan Sidoagung-Purwodeso ambruk.
- 2014 mendapat bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) sebanyak 137 unit dari APBN.
- 2015-2019 adanya Program Dana Desa (DD) dari APBN terlaksana untuk kegiatan pembinaan, pembangunan, dan pemberdayaan.
- 2019 banjir di awal tahun membut jembatan di RW 4 RT 2 ambruk.
- 2019 diadakan pemilihan kepala desa dan terpilih kembal Bapak Ahmad Komarudin.
- 2020 -2021 Covid -19 melanda hingga membuat desa terasa sepi
- 2021 banyak terjadi gagal panen karena kesulitan pengairan.
- 2023 Covid-19 mereda dan aktivitas mulai normal, anak-anak mulai berangkat ke sekolah. Irigasi diperbaiki.
- 2024 : Jembatane Samsir dibangung dan menjadi lebih bagus, lebih kokoh dan muat truk. Namun sebaiknya truk jangan lewat karena jalan di tengah sawah kecil dan rusak malah nantinya.
Kondisi Desa Sidoagung di 2024
Buat yang belum pernah pulang kampung halaman, mungkin kalian akan pangling karena saat ini pembangunan di Desa Sidoagung terbilang maju. Misal seperti pelaksanaan atau betonisasi yang direncanakan pada 2012 lalu yang menghubungkan jalan Giripurno –Sidoagung, yang tahun 2021 ini baru dilaksanakan.
Rutenya sendiri melewati dusun Curug Pantongan dan tembus ke Desa Giripurno dengan membubak atau membuka hutan. Warga dari kedua desa kini dapat dengan mudah jika harus bepergian tanpa harus berputar jauh sehingga sampai lebih cepat. Tonton video di bawah ini.
Pada proses pengerjaannya, warga di seluruh desa secara bergilir dibantu anggota TNI bekerjasama membangun jalan. Bukan hanya itu, banyak jalan desa yang kini sudah dilakukan pengerasan.
Misalnyaa seperti jalan Sipendok yang tembus ke area Serkitik yang baru saja selesai. Kemudian jalan di dusun Klangon Tempel – Klepusanggar juga sudah bagus. Kemudian dari jalan SDN 2 Sidoagung – Bersole juga lumayan.
Yang belum dipebaiki kalau saya lihat hanya dari jalan pemakaman stana dawa ke arah Desa Candi. Dan menurut kabar, nantinya juga akan dilakukan pengerasan, sehingga semua wilayah Sidoagung seluruh kondisi jalan sudah bagus.
Jalan baru Sipendok. Geser. Dok. Kang Amir.
Untuk jalan menuju dusun Bersole sampai ke Larangan gunung juga lumayan. Tidak seperti dulu yang masih berupa jalan batu dan masih sulit dilewati. Apalagi untuk daerah larangan, kondisi jalan sudah di cor rata, sehingga mobil pun dengan mudah melewatinya. Untuk listrik pun saya lihat sudah merata.
Update 2024
Irigasi sudah dibangun dan pengairan sawah menjadi lancar. Banyak jalan desa dibangun sehingga memudahkan akses.
Curug Silangit juga sudah mulai dikelola desa dan sudah dibangun beberapa fasilitas seperti mushola dekat Dubang. Jalan akses ke lokasi juga sudah diperbaiki.
Warga desa bekerja bakti membangun. Tercatat ada lebih 1000 pengunjung yang datang. Pemasukkan saat ini dari uang parkir pengunjung. Sementara tarif masuk belum dikenakkan.
Akses internet di Desa Sidoagung
Untuk internet sendiri di Desa Sidoagung ini sangat mudah didapatkan. Banyak warga yang sudah berlangganan internet kabel dengan biaya bulanan yang terjangkau.
Di sepanjang jalan kita bisa melihat kabel-kabel WiFi yang semakin lama semakin banyak jumlahnya. Bahkan sampai rumah yang dipelosok sekalipun. Sudah seperti di kota-kota saja.
Mata Pencaharian Warga Desa Sidoagung
Mata pencaharian warga Desa Sidoagung sendiri bermacam-macam. Ada yang mengandalkan penghasilan jadi petani dan beternak baik sapi atau kambing. Sebagian juga ada yang berdagang di pasar. Dan tentunya banyak dari warganya yang merantau ke Ibukota.
Untuk daerah dengan ekonomi termaju menurutku yaitu Dusun Curug. Karena di sana banyak berdiri usaha pembuatan tikar, sehingga banyak memberdayakan masyarakat sekitar.
Fasilitas Pendidikan di Desa Sidoagung
Untuk fasilitas pendidikan, di Sidoagung sendiri terdapat empat sekolah dasar (SD N 1, SD N 2, SD N 3, dan SD N 5). Kemudian satu (Madrasah Ibtidaiyah) An-Nur yang sekaligus pondokan, satu RA (Roudhotul Athfal) dan satu TK (Taman Kanak-kanak) Tunas Bangsa.
Wisata di Desa Sidoagung
Sidoagung memiliki wisata popular yang apalagi kalau bukan Curug Silangit. Wisata alam ini terletak di dusun Pacalbalung. Untuk sampai ke lokasi, pengunjung harus berjalan mungkin sekitar 3 km. Lumayan jauh dengan trek yang naik turun melewati tepi sungai.
Wisata ini hanya ramai saat debit air banyak dan air terjun mengalir seperti saat musim hujan misalnya. Saat musim kemarau, wisata ini menjadi sepi karena air tak mengalir.
Baca Juga : Curug Silangit, Wisata Alam Tersembunyi di Sidoagung, Sruweng, Kebumen
Selain itu, ada juga wisata buatan yang berlokasi di Bersole. Namanya LVC atau Larangan Village Camp. Daya tarik yang ditawarkan berupa pemandangan alam. Saya sendiri belum pernah berkunjung. Namun beberapa video sudah tayang seperti di bawah ini.
Dampak Pandemi Covid-19 di Desa Sidoagung
Pandemi begitu berpengaruh terhadap aktivitas warga desa. Pernah suatu waktu di tahun 2020 dimana desa ini menjadi sangat sepi. Bahkan lafadz azan ditambahkan kalimat corona yang membuat suasana terlihat sayu dan nyenyet.
Kebiasaan warga menggunakan masker pun kini banyak ditemui dijalan dan seringkali dilakukan operasi masker oleh pihak yang berwenang. Bahkan beberapa kali pasar ditutup di hari minggu untuk mencegah naiknya kasus.
Baca Juga : 7 Cara Efektif Mencegah Tertular Virus Corona
Lagi Musim Apa di Desa Sidoagung Saat ini?
Lagi musim layangan Lur. Dari balita sampai yang tua semua pada main layangan. Namun hampir semua layangan yang terbang menggunakan lampu, sehingga pemdangan malam menjadi begitu unik di langit karena kerlap-kerlip lampu layangan dan suara sendaren.
Bukan hanya di Sidoagung saja, tapi sepertinya ini menyeluruh di Kebumen. Saat ini juga sedang musim panen kacang hijau setelah panen padi kemarin. Namun beberapa hari ini turun hujan ringan.
Musim panen kacang hijau dan layangan. Dok. Kang Amir dan Budi Epeng. GESER FOTO.
Kesimpulan
Dari pembahasan ini, semoga bisa menjadi bahan edukasi bagi warga Desa Sidoagung tentang sejarah desa Sidoagung yang menurut saya itu penting untuk kita ketahui.
Wong Sidoagung kudu ngerti sejaraeh desane dewek!
Dari ulasan di atas, juga bisa diambil kesimpulan bahwa Desa Sidoagung terbilang maju makmur. Terutama karena sinyal internet begitu mudah dan murah didapatkan. Namun di zaman canggih seperti ini, Desa Sidoagung belum memiliki website. Padahal website itu penting bagi sebuah desa.
Akses internet ini sangat penting untuk mendukung dan mengembangkan potensi warganya karena berpengaruh di bidang Ekonomi. Dengan internet yang memadai, warga bisa memasarkan produk atau jasanya, atau memanfaatkannya, misal dengan menjadi konten kreator, seperti youtuber misalnya.
Karena saya lihat, mulai ada beberapa dari mereka yang tertarik dengan dunia konten kreator. Misal seperti Mas Alex dari Dusun Curug yang suka membuat film pendek. Atau Kang Toro pada channel di atas. Ini video karya mas Alex.
Nah, itu sejarah Desa Sidoagung menurut sumber yang saya baca di website pemerintahan kabupaten Kebumen. Namun saya tambahkan update terkini di tahun 2021. Jika ada tambahan materi dari pembaca, bisa tulis di kolom komentar.
Note : artikel ini masih belum sempurna dan masih menjadi gambaran tentang sejarah Desa Sidoagung ini dikarenakan pencarian dokumen dan penelitian lebih lanjut. Namun tentu saja tidak ada salahnya menuliskannya sebagai bahan edukasi. Iya ora?
Sumber referensi artikel : https://geopark.kebumenkab.go.id/index.php/web/read/sejarah-desa/legenda-dan-sejarah-desa-sidoagung-kec-sruweng
aku bisa menikmati tenangnya desa kalau pas main ke rumah sodara aja
keliatannya tenang gitu desanya
perkembangan desa sidoagung udah cukup membaik ya kang Amir, jalanan udah nggak repot lagi kalau jalan di jalan bebatuan
Tinggal di desa bagiku cukup menyenangkan. Orang-oarngnya masih mengedepankan rasa gotong royong. Sosialnya masih sangat kuat. Banyak tetangga yang pengertian.