Web Hosting

Gunungan emas batangan. Pengen liat ? Dokpri

April 2019 lalu adalah moment paling membahagiakan bagiku. Karena pada saat itu saya mendapat kehormatan untuk menghadiri acara #BINetifest2019 yang diadakan oleh Bank Indonesia.

Dari sekitar 600an peserta, saya masuk ke dalam 50 blogger finalis terpilih. Tentunya ini adalah hal istimewa buatku. Karena disana saya bisa bertemu dengan ratusan orang-orang hebat dari seluruh Indonesia.

Namun bukan itu yang ingin saya bahas. Melainkan kunjungan wisata saya ke Museum Bank Indonesia yang menyimpan banyak sejarah, dan juga karena saya bisa melihat gunungan emas bernilai Milyaran rupiah.

Sebelum bertolak ke Museum Bank Indonesia yang berlokasi di dekat Kota Tua Jakarta, tepatnya di Jl. Pintu Besar No. 3, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat ini, saya menginap di Hotel Grand Mercure Jakarta yang lokasinya tidak terlalu jauh dari hotel.

Oiya, saya gak mungkin menginap di hotel dengan biaya sewa hampir sejuta permalamnya ya hihi. Karena kami semua dapat akomodasi gratis dari mulai berangkat dari rumah sampai pulang kembali. Asik banget pokonya.

Waktu itu saya hampir saja ketinggalan karena gak ngeh dengan update WAG yang memberitahukan bahwa semua harus berkumpul di bus karena sebentar lagi akan berangkat. Dan karena gugup, akhirnya kemeja putih yang saya bawa malah tidak dipakai, dan saya hanya mengenakan batik wkwkwk.

Pakai baju batik sendiri gara-gara gugup. Dokpri

Nah, sebelum masuk, pengunjung dikenakan tiket sebesar 5.000,- rupiah. Namun untuk pihak rombongan yang sudah di koordinasikan dengan pihak museum, mereka tidak dikenakan biaya.

Begitu juga dengan pelajar atau mahasiswa dengan menunjukan kartu pelajar, atau anak dibawah 3 tahun, mereka juga tidak dikenakan biaya. Kalau untuk saya dan rombongan, kayaknya enggak deh, secara kan kami kan tamu istimewa yang telah berdedikasi untuk BI hehe.

Saat akan masuk, tas diharuskan dititipkan di tempat penitipan. Yang boleh dibawa hanya kamera, dompet, dan hp. Setelah masuk, kita akan melihat banyak sekali sejarah didalamnya. Eh tapi sebelumnya, saya ingin menuliskan sedikit sejarah singkat Museum Bank Indonesia ini.

Museum Bank Indonesia adalah museum yang menyimpan sejarah panjang akan dunia perbankan di Indonesia.

Sebelum menjadi Bank, dulunya tempat ini adalah sebuah rumah sakit dengan nama Binnenhospital yang dibangun awal abad 18, dan kemudian ditinggalkan pada tahun 1780 karena rumahsakit berpindah ke Weltevreden ( sekarang Sawah Besar).

Setelahnya bangunan ini dijual ke firma dagang yaitu Mac Quoid Davidson & Co pada tahun 1801. Namun 30 tahun setelahnyanya yaitu tahun 1830, De Javasche Bank membeli bangunan ini.

Bangunan yang sekarang sudah menjadi cagar budaya ini, dulunya juga milik Hindia Belanda yang memiliki nama Netherlands Indies Gulden atau atau De Javasche Bank.

Dimana De Javasche Bank sendiri merupakan sentral Bank milik Hindia Belanda. Dan setelah Indonesia dinyatakan meredeka, kemudian pada tahun 1953, tempat ini dinasionalisasikan menjadi Bank Indonesia.
——————
Lalu, apa aja sih yang bisa kita temukan di Museum Bank Indonesia ini ?

1. Melihat gunungan emas batangan dan memegangnya langsung

Memegang emas batangan. Dokpri

Nah, saat berkunjung kesini, saya dibuat takjub dengan gunungan emas batangan dalam sebuah kaca tertutup. Setiap satu batangnya, bobotnya lumayan berat yaitu 13,5 kg. Kemudian ada juga satu buah batangan emas yang bisa kita pegang langsung dalam sebuah kaca berlubang kecil. Berat juga ternyata.

Lalu, apakah itu emas aseli ?

Sepertinya bukan sih. Yang aseli pasti disimpen. Karena kalau enggak, bisa diambil orang. Namun begitu semua pengunjung dibuat takjub dengan gunungan emas ini. Untuk gunungan emas ada pada header di atas. 

2. Arsitektur klasik dan unik jaman Belanda vs Jawa pada bangunan Museum

Gedung Museum Bank Indonesia. Foto : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id

Museum Bank Indonesia ini memang dibangun dengan arsitektur Belanda campur Jawa. Namun menurut sejarah, dulunya bangunan ini sempat dirobohkan di awal abad 20 untuk dibangun dan didesain bangunan yang baru oleh arsitek Belanda ternama yaitu Eduard Cuypers.

Dimana Eduard Cuypers merupakan arsitek yang terkenal dan memiliki biro arsitek bernama Eduard Cuypers & Hulswit. Sekarang biro arsitek tersebut berubah menjadi Arschitecten Ingeniursbirueau Fermont – Cuypers.

Dalam pembangunannya, Cuypers juga memasukan elemen aseli Indonesia dan merencanakan 5 tahap proses pembangunan. 

Pada bagian muka bangunan, diselesaikan pada tahun 1909 dengan menerapkan kombinasi arsitektur bergaya Neo Renaisanc dan ornamen-ornamen ala Jawa pada detailnya. Kemudian pada bagian dalamnya diubah sedikit setelah adanya renovasi pada tahun 1929.

Nah, jika saya lihat pada bangunannya saat berkunjung, tiang-tiang dibuat besar dan megah. Sementara bagian langit-langitnya dibuat bulat dan tinggi dengan banyak ornament yang menyertainya. Kaca jendela juga dibuat besar dan tinggi layaknya bangunan kuno jaman belanda yang tersebar di berbagai daerah. 

Bangunan gedung Museum Bank Indonesia Bagian dalam. Dokpri

3. Menyaksikan langsung benda-benda kuno peninggalan sejarah

Dayung asli yang dulu pernah digunakan memperjuangkan kemerdekaan. Ada juga kapal pinisi penjajah. GESER. Dokpri

Yang paling bikin saya takjub itu adalah sebuah dayung aseli sebagai saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia. Dayung itu emang dayung aseli yang digunakan rakyat Indonesia dulu pas jaman penjajahan dan masih tersimpan baik di musem.

Kemudian ada juga lukisan kapal pinisi milik penjajah saat datang ke Indonesia. Lalu ada juga replika dua orang yang sedang mengangkat karung. Sepertinya mereka itu kerja paksa.

Sejenak melihat saksi sejarah terutama dayung ini, saya jadi terpikirkan masalalu betapa menderitanya rakyat Indonesia saat jaman penjajahan terdahulu yang memakan waktu hingga 350 tahun lamanya.

350 tahun itu lama banget ya. Dari situ rasa nasionalisme semakin meingkat untuk membalas jasa besar para pahlawan kita terdahulu. Yaitu mengisi kemerdekaan dengan melakukan hal-hal bermanfaat dan produktif.

4. Melihat replika sejarah perjuangan saat jaman penjajahan

Gambaran penajajahan Belanda. GESER. Dokpri

Disini kita juga bisa melihat langsung representasi dalam replika saat rakyat Indonesia melawan penjajah. Pesan yang saya dapat yaitu sangat tidak seimbang karena Indonesia hanya menggunakan bambu runcing sementara penjajah menggunakan senjata api.

Baca Juga : Serasa di Amazon, Ini 7 Aktivitas Menarik di Hutan Mangrove PIK Jakarta

Hal itu bisa dilihat dari seragam perang. Dimana Indonesia hanya menggunakan bambu runcing. Jepang menggunakan samurai. Dan Belanda menggunakan senjata api. Jelas lawan yang sangat tidak seimbang. Namun karena tekad bangsa Indonesia yang semangat untuk merdeka, nyatanya Negara kita merdeka.

5. Melihat rempah-rempah yang diperebutkan bangsa penjajah 

Pala dan lada. Dokpri

Di museum Bank Indonesia, disini juga terdapat banyak terdapat rempah-rempah seperti pala dan lada yang subur di timur Indonesia, yang banyak dicari Belanda karena nilai jual yang tinggi.

Rempah-rempah ini sangat dibutuhkan oleh Bangsa Eropa karena memiliki banyak khasiat. Misalnya untuk bumbu masak, obat-obatan, meningkatkan gairah biologis, dan sebagainya.

Rempah-rempah Indonesia ibarat emas karena sangat berharga di Negara Eropa yang begitu dingin. Tidak heran jika penjelajahan bangsa Eropa sampai menimbulkan peperangan untuk mendapatkan benda berharga ini.

Nah, selain semua diatas, di Museum Bank Indonesia kita kita juga bisa melihat foto tragedi krisis moneter tahun 98 yang menimbulkan gejolak ekonomi, yang menyebabkan 16 bank tutup. Kemudian dipajang juga motor rusak dari tragedy tersebut.

Foto tragedi 98 di museum bank Indonesia. Dokpri

6. Melihat koleksi mata uang kuno 

Mata uang kuno di museum bank indonesia. Dokpri

Didalam gedung, kita bisa melihat koleksi uang-uang kuno jaman dari jaman dahulu banget sampai sekarang. Dari mulai uang koin sampai uang kertas ada disini. Misalnya seperti pecahan 5 sen, 50 sen, 10 ribu, kemudian pecahan 40 (entah rupiah atau sen kurang jelas fotonya) dimana pada pecahan tersebut menggunakan huruf Cina.

Lalu ada juga uang kerajaan islam dalam bentuk logam. Misal uang dari kerajaan samudra pasai, Aceh, Palembang, Sumenep, Jambi, Palembang, dan Banten. Menurut info yang saya dapat, uang kerajaan ini dapat ditukar dengan uang asing pada masanya.

Misal 1 real Spanyol sama dengan 16 mas (dirham) mata uang Aceh. Kemudian 4 shiling Inggris sama dengan 5 mas (dirham) Aceh. Dan pada setiap mata uang yang ditampilkan dalam sebuah kaca, juga dilengkapi dengan keterangan sebagai edukasi. Nah, uang-uang tersebut yang dulu digunakan dalam transaksi sehari-hari.

Oiya, didalam gedung museum ini, terdapat replika tokoh-tokoh penjajah Belanda yang sedang melakukan transaksi perbankan pada jaman dahulu.

Dari semua yang saya ceritakan diatas, itu belum semuanya karena masih ada banyak koleksi yang belum saya lihat karena saya harus terus berjalan mengikuti rombongan.

————————–

Berbicara soal wisata di Kota Jakarta, melakukan kunjungan sehari saja tentu kurang puas dong ya. Minimal 2 hari atau 3 agar lebih puas mengekslornya. Karena ada banyak destinasi wisata selain Wisata Museum Bank Indonesia. Jangan ditanya soal tempat wisata di Jakarta, karena sudah pasti banyak banget jumlahnya. Maka dari itu, menginap adalah pilihan cerdas menikmati indahnya kota Jakarta.

Namun menginap di hotel itu udah biasa banget yah. Coba sekali-kali nginep di Apartemen agar kita bisa melihat indahnya kota Jakarta dari ketinggian.

Rekomendasi apartemen di sekitaran Museum Bank Indonesia

Untuk lokasi apartemen yang dekat dengan Museum Bank Indonesia salah satunya yaitu Apartemen Mediterania Gajah Mada yang berlokasi di Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat. Jadi masih deket dengan Museum Bank Indonesia karena masih satu kecamatan.

Sewa permalamnya Cuma Rp 294.657. Terjangkau bukan ? Kamarnya juga terlihat bersih dengan furniture aksen kayu yang menarik. Kemudian ada dapurnya juga untuk memasak. Mungkin inilah salah satu kelebihan menginap di apartemen dibandingkan di hotel. Jika kalian menginap bareng keluarga, tentu bisa memasak sendiri dong. Untuk memesan apartemen itu sendiri, kalian bisa menggunakan traveloka karena ada banyak fitur unggulannya, seperti

Apartemen deket museum bank indonesia. Dokpri

 1. Pay @hotel

Dengan fitur ini, pengguna bisa memesan hotel atau apartemen terlebih dahulu dan baru membayar saat check-in di hotel. Aliasnya bayar di hotel. Metode pembayarannya pun bisa cash atau kartu kredit. Cara ini tentu memudahkan pengguna saat akan menginap. Misal karena lagi repot dengan barang bawaan sehingga baru bisa transaksi saat tiba di hotel. Layanan ini juga sudah didukung oleh ribuan penginapan di seluruh Indonesia maupun Asia Tenggara. 

2. Easy reschedule

Fitur ini sangat menarik untuk kamu yang akan bepergian. Karena dengan fitur ini, kamu bisa mengubah jadwal bepergianmu. Misal seperti ganti maskapai penerbangan. Sebagai contoh dari Lion Air ke Garuda. Kemudian menambahkan anggota lain dalam rombongan, ataupun mengubah atau mengundur waktu kepulangan. Semisal jadwal kepulangan adalah hari rabu. Namun karena masih betah liburan, bisa diundur jadi hari kamis atau Jumat. Menarik sekali kan, ya ? 

Kemudian jika misal harga tiket setelah berganti malah lebih murah dari yang sebelumnya, maka kelebihannya atau kembaliannya akan ditransfer ke rekeningmu setelah dipotong biaya administrasi terkait (fee airplane). Dengan traveloka, kamu bisa melakukan itu semua. Dengan catatan harus dilakukan 30 jam sebelum jadwal terbang.

Untuk maskapai penerbangan yang terpilih yaitu Lion Air, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Kal Star, Xpress Air, Trigana Air, dan Aviastar. Untuk saat ini, fitur ini baru bisa dilakukan untuk penerbangan domestik. Namun tidak menutup kemungkinan meluas ke penerbangan intenasional.

3. Last minute hotel

Fitur last minute hotel adalah fitur yang memudahkan pengguna saat akan liburan atau bepergian mendadak dan tak sempat melakukan pembayaran di awal. Pada traveloka, fitur ini mencakup fitur pay@hotel atau bayar di hotel seperti diatas saya ceritakan.

Kemudian ada juga fitur PayLater dimana pengguna bisa melakukan pembayaran dengan cara mencicil. Sehingga tidak terbur-buru saat persiapan keberangkatan.

Cara menggunakan PayLater
1. Pilih produk yang ingin kamu beli
2. Pada halaman pembayaran, pilih PayLater
3. Tentukan apakah kamu ingin melakukan pembayaran ke beberapa bulan atau tidak ? Jika iya, maka minimum pembayaran yaitu 50 ribu perbulan.
4. Kemudian pilih Bayar dengan PayLater, input kode verifikasi, dan transaksi pun selesai.

Catatan : PayLater bisa digunakan untuk transaksi 50 ribu keatas. Untuk pembagian ke beberapa bulan, minimal 500 ribu ke atas.

Oiya, PayLater ini bekerjasama dengan Mitra yaitu Pasar Dana Pinjaman atau disingkat Danamas. Dan Caturnusa Sejahtera Finance adalah fasilitas yang memungkinkan kamu untuk melakukan pembayaran dari 1-12 bulan.

Baca juga

6 Apartemen Di Jakarta Timur dengan Review Terbaik di Traveloka

 

PayLater juga sudah didukung oleh Danamas sebagai mitra resmi yang terdaftar dan pertama kali memiliki izin beroperasi dari OJK atau Otoritas Jasa Keuangan. Jadi semua aktivitas keuangan sudah terawasi oleh lembaga tersebut.

Kemudian untuk menggunakan fitur ini, kamu harus mendaftar terlebih dahulu dengan persyaratan KTP aktif dan usia dari 21-70 tahun. Nah, setelah pendaftaran berhasil dan disetujui, kamu bisa mendapatkan limit hingga 50 juta rupiah.

Limit ini bisa digunakan untuk semua produk traveloka, kecuali tagihan & isi ulang pulsa dan paket internet, Voucher Game, Kartu Kredit, Angsuran Kredit, dan Uang Elektronik.

Dan setelah Anda membayar tagihan, jumlah yang Anda bayar akan dikembalikan ke Limit PayLater Anda. Sehingga bisa digunakan kembali.

4. Hotel near me

Dari namanya, fitur ini berfungsi untuk mencari hotel terdekat sekitar kita. Jadi kita bisa mencari hotel yang paling dekat dengan lokasi kita sekarang.

Oiya, pembayaran di traveloka kan bisa pake non tunai atau cashless. Misal kartu kredit atau kartu debit, atau PayLater. Memangnya, apa sih keuntungannya jika kita menggunakan pembayaran cashless ini ?

Tentu saja jadi tak repot mengeluarkan dompet atau menyediakan uang cash. Karena semua bisa dilakukan secara cashless atau non tunai. Kemudian dengan adanya fitur pembayaran secara cicilan, seperti diatas saya tuliskan, kita jadi tidak gugup saat akan melakukan perjalanan secara mendadak. 

Misalkan nih ya pada suatu waktu kalian harus pergi ke rumah saudara saat itu juga dan itu harus. Namun karena gugup dan tidak ada waktu mengurusi pembayaran. Nah, dengan fitur ini, tentu akan memudahkan perjalanan dan tak perlu gugup karena pembayaran bisa diselesaikan di akhir setelah semua urusan beres.

Nah, sekarang liburan jadi mudah kan ya berkat traveloka. Terlebih karena di traveloka banyak sekali akomodasi yang disediakan. Selain apartemen tadi, tentunya ada hotel, villa, penginapan, yang tersedia di seluruh Indonesia hingga mancanegara. Baik untuk keperluan menginap ataupun liburan.

Dan kalau kalian ingin menginap misalnya di Bandung nih ya, di sana ada banyak sekali akomodasi yang disediakan. Misalnya seperti El Hotel Royale, Horison Ultima, Grand Tjokro, Best Western Premier, dsb.

Kalau untuk apartemen ada Great Escape Apartemen, Apartemen The Suites, The Suiter Metro Apartemen, The Satu Stay Apartemen, dsb.

Untuk Villa, di Bandung ada 6 BR Pool Villa Dago Hill View 1, Villa Lemon, Villa Raspberry Garden, dsb.

Dan selain itu, tentu masih ada banyak sekali akomodasi di traveloka yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Jadi gak perlu khawatir dan jangan pernah khawatir mencari tempat menginap karena ada ribuan akomodasi tersedia lengkap di sini.

Kesimpulan

Liburan memang mengasikan. Dan hidup itu butuh liburan karena hidup juga tentang liburan. Kerja mulu bikin spaneng otak yang akan membuat hidup jadi penat. Dengan traveloka, kini liburan jadi lebih mudah dengan berbagai fitur yang memamanjakan kita semua.

Referensi artikel
https://sejarahlengkap.com/bangunan/sejarah-museum-bank-indonesia
Traveloka.com