Karena lupa bawa ongkos, dagangan ibuku mau dibuang oleh kondektur bus. Tapi ditolong oleh pemuda berhati malaikat. 

Hai kawan semua, di artikel ini saya akan bercerita kisah nyata yang dialami ibu saya. Kisah ini terjadi di tahun 80-an saat saya belum lahir. Ibuku adalah seorang pedagang kecil di sebuah pasar tradisional di Kebumen, tempatku tinggal saat ini.

Ibuku dan almarhum ayahku adalah seorang pekerja keras yang menghidupi anak-anaknya. Setiap harinya ibuku dan ayahku berjalan kaki menuju pasar yang jaraknya sangat jauh hingga berpuluh-puluh kilometer dengan menggendong barang di dagangan, yang kadang barang bawaannya sampai melebihi atas kepala. Sedangkan ayahku memikul barang bawaan menggunakan salang, sejenis pikulan dan bambu tebal.

Bisa dibayangkan betapa beratnya beban yang dibawa dengan berjalan kaki sebegitu jauhnya. Maklum, saat itu hampir semua orang berjalan kaki kemanapun mereka pergi, tidak peduli berapapun jauhnya. Karena memang masih sangat jarang kendaraan, termasuk sepeda ontel sekalipun. Apalagi karena hidup di desa.

Dan biasanya ibu dan ayahku berangkat sekitar pukul tiga dini hari dengan membawa beberapa oncor (sejenis penerangan dari batang bambu yang dikasih sabut kelapa), dan sampai pasar sudah shubuh.

berangkat-ke-pasar-jam-3-pagi

Ilustrasi ibuku jalan kaki bawa gendongan dan obor, dan ayahku pikul jambu. Dokpri. 

Barang dagangan yang dijual berupa hasil bumi seperti bumbu dapur, daun-daunan, dan sebagainya. Dahulu, daun jati atau daun temu, masih pengaji (banyak manfaat) karena belum memakai plastik.

Dan kala itu di tahun 80-an, di rumahku ada 5 pohon jambu air dan sering berbuah. Oleh ayahku kemudian jambu dipetik untuk dijual ke pasar. Keesokan harinya berangkatlah ibu dan ayahku ke pasar dengan berjalan kaki.

Ayahku memikul jambu yang ditaruh di karung dengan pikulan, dan ibuku membawa barang bawaan lainnya. Sesampainya di jalan raya, ibuku pun menyetop bus menuju pasar.

Jarak dari rumah menuju jalan raya cukup jauh, sekitar 4 km. Dan bahkan ibuku sering ke pasar jalan kaki yang jaraknya berpuluh-puluh kilometer. 

menunggu-bus

Ilustrasi ibu dan ayahku sedang menunggu bus perempatan guyangan. Dokpri

Nah, di tengah perjalanan, kondektur meminta ongkos jalan ke ibuku. Tapi sayangnya tas yang dibawa ternyata kosong. Uang untuk membayar bus kelupaan di rumah. Karena lupa, kondekturnya pun sempat marah dan terjadi sedikit keributan dalam bus.

Kondektur pun sempat ingin membuang barang dagangan ibu saya dengan melemparnya ke jalan. Ibuku pun panik dan memohon agar jangan merusak barang dagangannya. Ibuku juga sempat menawarkan untuk mengambil barang dagangan sebagai ganti upah bus, namun ia tidak mau.

perdebatan-di-bus

Ilustrasi perdebatan di bus. Dokpri.

Kemudian Ibuku meminta kondektur untuk menunggu sebentar di pasar dan meminjam uang ke teman-temannya di pasar. Namun belum sampai di pasar, ada pemuda baik hati yang menolong ibu saya.

“onten nopo nggih bu?” (ada apa ya Bu?)

“Niki mas, kulo kelalen beto arto ngge bayar bus, sing dibeto malah dompet kosong, artone sing pun disiapaken ngge bayar bus malah ketingal teng griyo. Teng kondekture daganganku arep dibuang”

(Gini mas, saya tidak bawa uang untuk bayar bus, yang dibawa malah dompet kosong, uang yang mau dipakai buat bayar bus malah ketinggalan di rumah. Oleh kondekturnya dagangan saya mau dibuang).

“Anu sepinten nggih Bu?” (Anu berapa ya Bu?)

(“Tigo ngewu mas” (tiga ribu mas)

Tapi menurutku bukan tiga ribu, karena jumlah itu sangat besar di tahun 80-an. Maklum, sekarang ibuku sudah pelupa dan lupa berapa jumlah bayarnya waktu itu.

“Kulo bayaraken nggih mas, ampun dibuang” (Saya bayarkan ya mas, jangan dibuang), jawab pemuda itu ke kondekturnya. Dan pemuda itu pun membayarkan ongkos bus untuk ibu dan ayahku, beserta barang dagangan yang jumlahnya cukup banyak. 

Ibuku pun sangat berterima kasih ke pemuda tersebut karena sudah menolongnya. Sehingga ibuku pun bisa berjualan di pasar.

Jambu air yang dulu pernah dijual ibuku kala itu. Dokpri. 

“Maturnuwun sanget nggih mas. Mengkin sampean teko teng nggene lapak kulo, mengkin tak ganti. Mbok menowo arep mendet jambune nggih monggo mas”

(Terima kasih ya mas. Nanti masnya datang ke lapak saya, nanti tak ganti uangnya. Kalau masnya mau, silahkan ambil jambunya, tentu silahkan mas)

“Mboten Bu, dibeto mawon jambune” (tidak bu, dibawa saja jambunya)

“Nggih maturnuwun sanget nggih mas, mugi-mugi sampean sehat-sehat lan gangsar rejekine, dowo umure”

(Ya, terima kasih banyak ya mas, semoga masnya sehat-sehat selalu, rezeki berlimpah, panjang umurnya).

berterima-kasih

Ilustrasi ibuku berterima kasih ke masnya sambil mendoakan. Dokpri. 

Mendengar kisah tersebut, saya begitu tersentuh mengingat betapa kerasnya perjuangan ibu dan ayah saya membesarkan dan mendidik saya. Dan juga kebaikkan pemuda yang menolongnya.

Saya yakin perbuatan baiknya akan mendapat balasan yang setimpal baik di dunia ataupun di akhirat kelak. Saya pun jadi teringat potongan lirik lagunya Iwan Fals.

“Ribuan kilo, jalan yang kau tempuh, lewati rintang, untuk aku anakmu”

“Ibuku sayang, masih terus berjalan, walau tapak kaki, penuh darah penuh nanah”

Hingga saat ini, Ibuku kadang masih menceritakan kisah tersebut yang selalu mengingatkan saya akan perjuangan dan kebaikkan pemuda itu. 

Dari cerita di atas, sungguh suatu dosa yang besar apabila seorang anak berani melawan orang tuanya, terutama ibunya. Betapa besar perjuangan orang tua terutama ibu membesarkan kita. Ibarat kepala jadi kaki, ibu akan melakukannya demi menghidupi anak-anaknya. 

ibu

Ini ibuku, yang berjuang membesarkanku dengan penuh perjuangan. Foto sebelah kanan saat saya masih sering nganterin ibu ke pasar karena ibuku sudah tak bisa naik sepeda seperti biasanya untuk ke pasar. Sekarang ibuku sedang sakit dan tak bisa kemana-mana, jadi hanya bisa dirumah saja. Dokpri.

Sahabat, terkadang kita mengalami kejadian tak terduga yang membuat kita terpojok dan tak bisa apa-apa. Semisal kendaraan mogok di tengah jalan tapi jauh dari bengkel yang membuat kita harus mendorongnya. Atau mungkin ada yang pernah kehabisan ongkos di tengah jalan saat sedang perjalanan jauh, seperti yang ibu saya alami.

Sebagai makhluk sosial kita memang harus tolong menolong agar beban orang lain terringankan. Dan sejatinya menolong juga menimbulkan kebahagiaan batin tersendiri, iya enggak? Dan tentu saja, kebaikkan yang kita lakukan juga akan balik ke kita sendiri. Jika bukan di dunia, maka di akhirat kelak. Percayalah, Tuhan maha adil.

Melanggengkan Kebaikkan Melalui Dompet Dhuafa

Di dunia ini ada banyak sekali orang-orang yang membutuhkan bantuan kita. Tidak usah jauh-jauh, di sekitar kita pastinya ada salah satu dari mereka. Misalnya seperti anak yatim, orang lanjut usia yang hidup sendiri, anak putus sekolah, kaum disabilitas, fakir miskin, dan masih banyak yang lainnya.

Kalau kita melihat artikel di Dompet Dhuafa, ada banyak sekali saudara-saudara kita di luar sana yang juga membutuhkan bantuan. Contoh nyatanya, misalnya seperti mereka yang menderita katarak yang membuatnya sulit atau bahkan tidak bisa melihat.

Atau mereka yang membutuhkan kursi roda karena suatu penyakit atau kecelakaan, namun tidak mampu memilikinya karena terkendala biaya. Dan yang lebih miris lagi adalah kondisi saudara-saudara kita di Palestina yang kadang ingin menangis melihat keadaannya.

program-membantu-di-Dompet-Dhuafa

Berbagai campaign donasi untuk mereka yang membutuhkan bantuan di Dompet Dhuafa. Sumber : Dompet Dhuafa

Melalui Dompet Dhuafa, kita bisa menyalurkan kebaikkan kita dengan menyisihkan sebagian harta yang kita miliki. Entah itu melalui donasi, zakat, sedekah, wakaf, ataupun dana sosial lainnya.

Mungkin kita seorang pekerja yang setiap gajian sudah mencapai nishab (batas minimal pengeluaran zakat), maka kita wajib menzakatkan gaji kita atau yang disebut zakat mall atau zakat harta.

Atau kita seorang petani yang hasil panennya juga sudah mencapai nishab maka wajib perlu menzakatkan hartanya. Kalau yang dilakukan rekan seprofesi saya yaitu mas Padil, beliau melakukannya dalam program 30 hari jadi manfaat dengan berbagi sedekah makanan di rumah sakit saat bulan puasa. Ya, hal itu karena ada banyak manfaat sedekah yang bisa dipetik seperti pada infografis berikut :

manfaat-sedekah-untuk-kesehatan

Mengenal Dompet Dhuafa, Lembaga Filantropi Islam Sebagai Penyambung Berbagi Kebaikkan

Dompet-Dhuafa

Website Dompet Dhuafa

Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang bergerak dalam bidang kemanusiaan dan pemberdayaan umat. Pemberdayaan ini bergerak melalui pengelolaan dana zakat, sedekah dan wakaf  (Ziswaf), infak, dan dana sosial lainnya yang nantinya dana ini dikelola secara amanah dan modern oleh Dompet Dhuafa.

Pengelolaannya sendiri yaitu dengan mengutamakan konsep kasih sayang atau welas asih sebagai dasar gerakan filantropisnya, dengan mengutamakan lima program. Yaitu Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, Sosial, serta Dakwah dan Budaya.

Dompet Dhuafa lahir dari para jurnalis Harian Umum Republika pada tahun 1993 yang dimana mereka semua memiliki tekad untuk bergerak maju membantu sesama.

Kemudian pada 2 Juli 1993, pada koran Harian Umum Republika di halaman utama,  menampilkan kolom donasi dari Dompet Dhuafa. Dan di situ terdapat beberapa orang yang berdonasi. Yang  kemudian hari tersebut tersurat sebagai hari lahirnya Dompet Dhuafa.

penyumbang-Dompet-Dhuafa-di-Koran-Republika-tahun-1993

Daftar donatur pertama Dompet Dhuafa ditayangkan di rubrik Dompet Dhuafa pada halaman pertama koran Republika pada 2 Juli 1993. Foto: Public Expose Dompet Dhuafa 2023

Satu tahun kemudian, Dompet Dhuafa memiliki akta pendidiran yayasan melalui akta No. 41 Tanggal 14 September 1994 di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, S.H, yang selanjutnya diumumkan pada Berita Negara Republik Indonesia No. 163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL.

Dari tahun 1993 hingga sekarang, Dompet Dhuafa telah dipercaya banyak masyakarat untuk menyalurkan amanah dari para donatur ataupun muzaki kepada para mustahik atau penerima zakat. Yang hingga saat ini sudah menjangkau lebih dari 31 juta penerima manfaat.

Dan sebagai salah satu langkah meluaskan jaringan, Dompet Dhuafa kini telah tersebar di  5 kantor layanan, 25 cabang  dalam negeri, 5 cabang luar negeri, dan 88 jaringan strategis yang ada di 33 negara.

Tujuannya tidak lain karena masalah yang dihadapi di negeri ini terlalu besar dan tidak dapat ditangani sendirian, namun sumber daya yang ada terlalu kecil. Sehingga perlu adanya kolaborasi dengan bergandengan tangan dari semua lapisan dalam mengatasi berbagai masalah ketimpangan dan kesenjangan yang terjadi.

A Smiling Foundation menjadi tema Dompet Dhuafa pada Milad ke 31- Tahun

Hingga saat ini, Dompet Dhuafa telah berusia 31 tahun. Itu artinya Dompet Dhuafa telah berhasil mendapatkan kepercayaan masyakarat dari berbagai program kebaikkan yang dijalankan sejak tahun 1993 silam.

Pada moment Dompet Dhuafa 31 tahun ini, tema yang diambil yaitu A Smiling Foundation. Ini bukan hanya sekedar kata, melainkan banyak makna filosofis di dalamnya.

Menurut Dian Mulyadi selaku Ketua Milad ke-31 Tahun Dompet Dhuafa, A Smiling Foundation bisa diartikan selalu tersenyum. Dan harus bisa menjadi lembaga yang mengabdi untuk masyarakat dengan bermartabat, namun selalu tersenyum dalam menjalankan aktivitasnya melayani seluruh stakeholder (mustahik, muzaki, atau muwakif, dan sebagainya).

Milad-Dompet-Dhuafa

31 tahun Dompet Dhuafa kini mengambil tema A Smiling Foundation. Foto : Dompet Dhuafa

Alasan mengapa pilih Dompet Dhuafa

Saya sendiri mengenal dompet Dhuafa sejak lama. Dari pertama mengenal dompet Dhuafa, saya memang sudah percaya karena saya juga pernah berdonasi di Dompet Dhuafa sebelumnya.

Bahkan teman-teman saya pun sudah mempercayakan Dompet Dhuafa saat berbagi kebaikan karena memang bertanggung jawab penuh dan amanah dalam menjalankan programnya. Adapun alasan saya memilih Dompet Dhuafa di antaranya sebagai berikut :

trust

1] Terpercaya oleh banyak masyarakat

Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang hingga kini sudah berusia 31 tahun. Dari usianya, menjadi bukti bahwa Dompet Dhuafa cukup melekat erat di hati masyarakat dalam membantu berbagai masalah, terutama kemiskinan. 

Dari website Dompet Dhuafa, kita juga bisa melihat jelas betapa banyak masyarakat yang terbantu dari campaign yang terbagi dalam berbagai kategori. Dan jangkauannya pun bukan dalam negeri, tapi sampai luar negeri. 

Adanya laporan kegiatan atau laporan lainnya yang terangkum dalam menu “laporan” di websitenya, menjadi bukti bahwa Dompet Dhuafa cukup transparan dan dipercaya banyak masyarakat.

Kemudian melalui legalitas Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai SK Menteri agama No 239/2016. Dan Nazhir Wakaf, sesuai SK BWI No 36.74.3.1.00001/2011 (wakaf aset) dan No 3.3.00100/2015 (wakaf uang), juga menjadi bukti bahwa Dompet Dhuafa resmi secara hukum, professional dan memiliki kredibilitas dan dipercaya banyak masyakarat.

2] Jangkauan penerima yang lebih luas ke berbagai kategori

Penerima manfaat bukan hanya dari satu daerah terdekat saja, tapi ke seluruh Indonesia dan ke seluruh dunia. Sehingga semua kaum dhuafa di seluruh Indonesia dan dunia bisa merasakan manfaatnya.

Kemudian dana dari donatur bukan hanya digunakan untuk konsumsi seperti pada umumnya, namun pengelolaannya lebih luas sesuai 5 pilar programnya, yaitu Kesehatan, Pendiikan, Ekonomi, Sosial, serta Dakwah dan Budaya. 

Hal ini tentunya menjadi nilai lebih karena pemanfaatannya lebih maksimal dan efeknya jangka panjang untuk kemandirian umat. Misalnya seperti untuk pengembangan budidaya magot milik pak Paiman di Lampung Selatan.

Berkat bantuan chooper dan renovasi kandang maggot dari Dompet Dhuafa, ia bisa mengembangakan usaha maggot dan ikan lele miliknya.

Atau dalam bidang pendidikan, pengelolaan dana digunakan untuk membangun sekolah di Pesisir Maluku, membangun pojok baca untuk anak-anak sekolah di pelosok Banten, dan sebagainya. Jadi pemanfaatannya lebih luas dan efek positifnya berkelanjutan dan tepat sasaran. 

Dalam bidang kesehatan, dana digunakan untuk membantu pendanaan ambulans laut di Pulau Messah, mengobati sakit katarak, hadiah untuk teman disabilitas, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Untuk jangkauan luar negeri, misalnya ke Palestina karena saat ini kondisi saudara-saudara muslim di sana sangat butuh bantuan akibat perang.

JEMPUT-ZAKAT

3] Layanan jemput zakat yang memudahkan

Bagi sebagian orang yang mungkin tidak memungkinkan datang ke kantor Dompet Dhuafa, misalnya para orang tua, Dompet Dhuafa pun menyediakan layanan jemput zakat yang memudahkan. Misalnya yang dilakukan oleh Tri Pratiwi Suci dari Cibubur Jakarta Selatan, yang memanfaatkan layanan jemput zakat dalam menunaikan zakat mal.

Beliau sendiri sudah memanfaatkan layanan ini selama 5 tahun lamanya. Ia mengatakan alasan berzakat di Dompet Dhuafa karena memang manfaatnya luar biasa.

Bukan hanya untuk konsumsi, tapi ke target yang lebih luas. Misalnya untuk pengembangan UMKM yang dimana beliau sudah pernah ketemu sendiri dengan Mang Ade, pendamping progaram Desa Tani di Bandung. Adanya layanan jemput zakat ini juga menjadi lebih afdhol karena donatur bisa melihat langsung prosesi zakat berlangsung.


Layanan-Jemput-Zakat-Dompet-Dhuafa

Petugas Dompet Dhuafa melakukan kunjungan jemput zakat ke rumah Donatur di penghujung Ramadan 1445 H ke rumah Bapak Tri Nugroho di Cibubur. Foto : Dompet Dhuafa. 

TRANSPARANSI

4] Transparasi laporan kegiatan

Sebagai bukti transparansi, Dompet Dhuafa melampirkan berbagai macam laporan seperti laporan tahunan, public expose, laporan keuangan, dan laporan situasi bencana yang bisa diakses di menu “laporan” pada website Dompet Dhuafa. Dari sini bisa menjadi bukti bahwa Dompet Dhuafa adalah lembaga kemanusiaan yang akuntable dan transparan.

Cara donasi di Dompet Dhuafa

Cara berdonasi di Dompet Dhuafa itu mudah. Ada 4 cara yang bisa kita lakukan.

1. Melalui website atau mobile aplikasinya

Untuk website, buka halaman donasi di https://digital.dompetdhuafa.org/ dan lakukan langkah berikut.

  1. Masuk ke akun Dhompet Dhuafa
  2. Pilih jenis donasi yang akan dilakukan dengan mengklik menu donasi. Misalnya dalam hal ini saya akan donasi ke Palestina.
  3. Kemudian tombol Klik Donasi sekarang yang ada sebelah kanan.
  4. Masukkan nominal donasi dan pilih metode pembayaran. Misalnya di sini saya pilih BRIVA.
  5. Kemudian masukkan nomor handphone dan klik “Tampilkan donatur sebagai anonim” agar nama kita tak terlihat.
  6. Masukkan doa terbaikmu (opsional)
  7. Ceklist ke kanan jika akan jadi donasi rutin atau tidak? Jika ia, bisa atur jadwalnya. Saya sendiri pilih tidak dengan menggeser ceklist.
  8. Kemudian klik tombol “LANJUTKAN PEMBAYARAN” dan muncul kode BRIVA. Segera lakukan pembayaran di bank terkait. Selengkapnya bisa tonton video di bawah ini.

Langkah-langkah berdonasi di DD

2. Melalui Instagram Dompet Dhuafa

Cara kedua yaitu bisa melalui Instagram Dompet Dhuafa. Biasanya di feed IG-nya ada informasi terkait donasi dan disertakan nomor whatsapp untuk konfirmasi. Contohnya untuk program sedekah Al-Qur’an untuk teman tuli agar bisa mengaji.

3. Melalui Dompet Dhuafa regional

Untukopsi ini, misalnya jika kamu tinggal di Jawa Tengah, kamu bisa menitipkan harta di Dompet Dhuafa cabang terdekat. Caranya bisa searching akun Dompet Dhuafa regional di instagram, biasanya akan muncul dan bisa mendatangi kantornya atau menghubungi nomornya.

4. Melalui lembaga yang bekerjasama dengan Dompet Dhuafa

Biasanya Dompet Dhuafa bekerjasama dengan lembaga, artis, atau bahkan pernah juga bekerjasama dengan Event musik nasional. Tujuannya agar donasi bisa menjangkau ke berbagai kalangan sehingga masyarakat bisa dengan mudah menjangkau programnya. Kita juga mengechek, mungkin e-wallet kita juga bekerjasama dengan Dompet Dhuafa.

Kesimpulan

Sebagai makhluk sosial yang tak bisa hidup sendiri, sudah selayaknya kita saling membantu sesama. Agar saat kita butuh bantuan, maka orang lain juga akan membantu kita. Hal ini bisa terjadi tanpa disangka-sangka. Berbuat baik juga seharusnya bukan untuk dipuji, melainkan dari hati nurani agar bisa menjadi pribadi selalu berbuat baik.

Di Dompet Dhuafa, kita bisa sama-sama BElajar Melayani masyarakat dalam artian membantu masyarakat dengan lebih mudah, namun dengan jangkauan yang lebih luas, merata, berkelanjutan, dan tepat sasaran. 

Sehingga penerima zakat bukan hanya terpenuhi secara konsumsi, namun lebih ke pemberdayaan berkelanjutan karena mereka juga mendapatkan permodalan, bimbingan atau pelatihan untuk mengasah ketrampilan, sehingga mereka lebih berdaya dan mampu bersaing menghadapi tantangan kehidupan.

Pada akhirnya, kebaikkan yang kita lakukan dapat mengentaskan kemiskinan, sehingga masyakarat dapat hidup dengan lebih layak dan sejahtera. Dan donatur pun mendapatkan manfaat dari kebaikkan yang dilakukan, baik di dunia atau akhirat kelak, amin ya rabbal ‘alamin. 

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog 31 Tahun Dompet Dhuafa Melayani Masyarakat.

31-Tahun-Dompet-Dhuafa

Sumber bacaan

www.dompetdhuafa.org

Pengalaman pribadi

Sumber pendukung gambar dari freepik dot com dan gambar pribadi penulis