Web Hosting

Foto : Bpk. Arsjad Rasjid

Kalah modal harus menang ilmu, kalah ilmu harus menang rajin.

Begitulah kira-kira ungkapan yang cocok untuk Pak Sayudi, pemilik Warteg Kharisma Bahari yang saat ini sudah sangat terkenal karena wartegnya punya cabang 1000 lebih dan tersebar di seluruh Indonesia.

Di sebuah kesempatan, Pak Arsjad Rasjid yang juga sebagai ketua Kadin ( Kamar Dagang Indonesia) menyempatkan diri untuk berkunjung ke tempatnya di sela-sela kesempatan.

Awal mula Warteg Kharisma Berdiri

Di ceritakan oleh pria lulus SD asal Tegal, Jawa Tengah ini, sebelum berdirinya warteg ini, ia hanya seorang pedagang asongan yang merantau ke Jakarta untuk mencari nafkah.

Sekian tahun bekerja sekitar tahun 90-an, ia memberanikan diri untuk membuka usaha warteg bersama istrinya yang juga masih satu kampung. Beruntung karena ia dapat pinjaman modal dari mertuanya dengan menggadaikan sertifikat tanahnya di kampung.

FYI : Oh ya, usaha warteg dipilihnya karena ia berasal dari Tegal yang merupakan asal warteg itu berada. Dikatakan olehnya, sekitar 70-80% orang Tegal merupakan pengelola warteg. Saat hari-hari lebaran, warteg akan ramai, kalau hari-hari biasa akan sepi.

Dulu saat awal-awal mula usahanya dimulai, ia mengkreditkan warteg-warteg miliknya kepada teman-temannya dengan iuran yang tidak tetap. Misal dalam sebulan temannya hanya bisa bayar 1juta, 5 juta, atau 3 juta, maka ia akan menerimanya.

Berbeda dengan angsuran pada umumnya yang harus tetap jumlahnya. Ia hanya modal percaya saja ke temannya. Misal nanti wartegnya kena gusur, maka ia pun merelakkannya dan ia anggap lunas dan ia tidak menagihnya.

Dalam memulai usahanya, ia juga mendapatkan pinjaman dari KUR atau kredit usaha rakyat dari bank dengan menggadaikan sepeda motor seharga 3 juta, namun ia dapat 20 juta. Oleh karenanya, ia bilang adanya KUR ini sangat membantu usahanya.

Penyebutan nama “Bahari” untuk mengubah stigma masyarakat akan warteg yang kumuh dan kotor

Umumnya, orang beranggapan jika warteg memiliki kesan kumuh dan kotor. Sehingga orang enggan datang ke warteg, terutama para pekerja kantoran. Bahkan sampai pemilik kontrakan pun tidak mengizinkan jika ada yang mengotrak namun akan dibuat usaha warteg, imbuhnya.

Inisiatif membuat nama “Bahari” ini agar menghilangkan kesan kumuh dan kotor, pun berhasil ia lakukan, yang semakin membuat pengunjung ramai berdatangan, termasuk para pekerja kantoran. Dengan tempat yang bersih namun harga lebih murah, tentu membuat banyak orang tertarik berkunjung.

Bagaimana bisa sampai punya 1000 cabang lebih?

Saat Pak Arsjad Rasjid bertanya berapa cabangnya yang sudah tersebar di Jabodetabek? Beliau menjawab sudah 1000 lebih. Bukan hanya di Jabodetabek, tapi di seluruh Indonesia ada.

Di Solo, Jogja, Bali, dan seluruh Ibukota Provinsi ada, namun Bali paling banyak, ungkapnya. Dan rencana bakal ada di IKN, bahkan luar negeri karena sudah banyak yang mengontaknya.

Mendengar jawaban tersebut, Pak Arsjad pun terkejut. Warteg yang dulunya hanya sekedar warung makan biasa, bisa jadi bisnis franchise yang cabangnya sudah seperti Mixue saja, setiap ada properti kosong langsung dibangun tokonya.

Rahasia berdagang Pak Sayudi hingga bisa bangun klinik gratis di kampungnya

Pak Sayudi mengatakan, bisnis yang ia jalani semata-mata hanya membantu orang lain karena ia hanya mengambil royalti dari pengelola, dengan catatan jika sudah mencapai batas tertentu. Jika belum, maka ya tidak. Dan royalti itu juga digunakan untuk membangun klinik di kampungnya di tegal. Mulia sekali.

Tips suskes ala Pak Sayudi

Di akhir cerita, pak Sayudi memberikan pesan motivasi buat kita semua. Bahwasanya jika seseorang ingin sukses dalam bidang apapun, harus berani dan jadi diri sendiri. Yang penting jangan ikutan-ikutan. Tuhan menciptakan kita dengan kelebihan. Jangan sibuk melihat kelebihan orang lain tapi kita lupa akan kelebihan kita.

Nah, itulah singkat cerita inspiratif dari pemilik Warteg Kharisma Bahari Pak Sayudi bersama Pak Arsjad Rasjid, terima kasih.