Tahukah kawan, berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World” yang di lakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia menempati peringkat ke 60 dari 61 negara untuk minat baca masyarakatnya.*1 Padahal dari kualitas infrastruktur pendukung membacanya, Indonesia berada di atas negara negara di Eropa. Seperti Jerman, Portugal, Selandia Baru dan Korea Selatan.
Melihat kenyataan diatas, tidak heran jika kualitas SDM Indonesia masih belum sebaik negara negara tetangga seperti Jepang dan Singapore, karena masyarakat di kedua negara tersebut gemar membaca.
Dari studi diatas pula, juga menunjukan bahwa Indonesia sangat minim dalam memanfaatkan infrastruktur terkait. Seperti perpustakaan, perpustakaan keliling, bazaar buku, dan lain sebagainya. Tidak heran jika ditempat saya saja, perpustakaan selalu sepi karena masyarakatnya terutama para pemudanya lebih memilih bermain smartphone ketimbang membaca buku.
Baca juga :
Inilah Bukti Jika Perpustakaan Unsyiah Begitu Memotivasi dan Menginspirasi
Manfaat Kuliah Sambil Bekerja Ini Bikin Kamu Diincar Perusahaan Besar
Generasi muda yang lebih suka bermain smartphone ketimbang membaca buku. Dok. https://loop.co.id/
Bahkan saat saya berkunjung ke perpustakaan kota ditempat saya, yang terlihat membaca buku hanya beberapa. Karena kebanyakan malah memegang smartphone. Mungkin mereka lagi cari WiFi gratis.
Nah, maka dari itu, salah satu cara agar minat baca masyarakat meningkat, yaitu dengan menghadirkan sesuatu yang unik dan spesial di salah satu infrastruktur atau fasilitas membacanya, misalnya perpustakaan.
Tujuannya tidak lain adalah agar masyarakat yang tadinya enggan untuk membaca, menjadi tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan karena penasaran, hingga akhirnya mengambil buku dan membacanya. Dan bagi mereka yang memang senang membaca buku, lebih bersemangat lagi untuk datang ke perpustakaan karena ada sesuatu yang beda di tempat tersebut.
Hal ini pun sudah di lakukan oleh beberapa negara di dunia dengan membangun perpustakaan dengan arsitektur yang futuristik dan menakjubkan. Seperti China, Jepang, Mesir, Toronto, dan lain sebagainya. Sehingga dapat menarik masyarakat untuk datang dan membaca buku.
Kabar baiknya, di UPT. Perpustakaan Unsyiah Aceh (untuk selanjutnya akan kita sebut Perpustakaan Unsyiah) pun sudah menerapkan konsep yang sama. Namun pastinya berbeda ya dengan yang ada di kedua negara tersebut.
Disini pengunjung bukan hanya akan mendapatkan kepuasan membaca buku, tapi terdapat banyak fasilitas penunjang lainya sehingga memungkinkan masyarakat yang tadinya enggan datang ke perpustakaan, tertarik untuk datang hingga akhirnya membaca buku. Dan untuk mereka yang memang senang membaca buku, menjadi lebih bersemangat lagi karena adanya fasilitas unik dan spesial perpustakaan Unsyiah ini.
Konsep ini juga sesuai tagline dari perpustakaan Unsyiah itu sendiri, yaitu more than just a library, terjemahan bebasnya bisa di artikan lebih dari sekedar perpustakaan. Dan, seperti apa sih hal hal unik dan spesial di perpustakaan Unsyiah ini, yuk kita bahas sama sama.
Perpustakaan Unsyiah, bukan hanya sekedar Perpustakaan biasa. Karena menerapkan konsep unik sehingga menarik minta mahasiswa ataupun masyarakat untuk datang berkunjung. Dok. library.unsyiah.ac.id
1] bisa mengenal kebudayaan korea
Seperti kita tahu, bahwa banyak sekali anak anak muda Indonesia sangat suka sekali dengan Korea. Seperti drakor atau drama Korea ataupun music K-POP nya. Mungkin karena mereka itu cantik cantik dan tampan sehingga banyak di gandrungi. Saking sukanya, bahkan sampai dilembur hanya untuk nonton Korea.
Kabar baiknya, di Perpustakaan Unsyiah sudah ada Korean Culture Center. Sebuah tempat dimana kalian bisa mengenal keunikan budaya Korea dari dekat. Berbagai koleksi tentang Korea ada disini. Seperti baju handbook dimana kalian juga bisa memakainya, alat musik, lukisan, patung, sampai buku buku yang menceritakan keindahan Korea ada disini. Oiya, kalian juga bisa belajar bahasa Korea di sini lho lewat buku buku yang ada.
Untuk di ketahui, Korean Culture Center ini merupakan hasil kerjasama antara perpustakaan Unsyiah dengan University of the Nations Jeju pada tahun 2011 lalu. Korean Culture Center ini juga menjadi salah satu tempat yang menarik perhatian para mahasiswa, terutama mahasiswa putri.
Hal ini di buktikan dengan banyaknya mahasiswa baru yang berkunjung ke perpustakaan. Selain itu, Korean Culture Center ini juga sering mendapat kekaguman dari tamu tamu kampus yang datang berkunjung.
Jika saya kesini, saya ingin membeli pernak perniknya untuk oleh oleh dirumah. Tak lupa juga membeli buku tentang Korea agar saya bisa belajar seperti apa kebudayaan di negara tersebut.
Kebetulan keponakan saya suka sekali dengan K-POP. Maka saya kepengin membeli kasetnya untuk saya hadiahkan kepada keponakan saya, pasti dia akan senang 😀
Korean Corner, salah satu hal unik di Perpustakaan Unsyiah. Dok. Wahyuni Bukhari
2] ada ekspresi ruang di relax and easy
Yups, di Perpustakaan Unsyiah, ada ruang ekspresi bernama Relax and Easy sebagai wadah mahasiswa untuk menyalurkan bakat dan minatnya masing masing. Seperti menyanyi, stand up comedy, membaca puisi, bermain music, talkshow, dan lain sebagainya. Dengan begitu, bakat yang ada bisa di kembangkan dan di maksimalkan.
Seperti yang dilakukan oleh mahasiswa pada video berikut ini. Dia menyalurkan bakatnya menyanyi di ruang ekspresi ini. Oiya, pernah juga perpustakaan ini kedatangan bintang tamu Cak Lontong yang merupakan stand up comedy ternama.
Dengan adanya ruang ekspresi ini, pengunjung bisa sekalian melatih public speaking atau berdiri dan berbicara didepan umum.
3] terdapat mini cafe untuk bersantai
Ada yang beda dari perpustakaan Unsyiah di banding perpustakaan lainya. Yaitu karena disini terdapat Libri Cafe, sebuah mini café disaat kita lapar atau haus. Karena pastinya membaca buku juga menguras tenaga, sehingga dengan adanya café ini, pengunjung tidak perlu keluar membeli minuman atau makanan. Memesan segelas kopi sambil membaca buku, pasti lebih menyenangkan. Secara, kopi sering di identikan dengan inspirasi.
“Loh ko minumanya di bawa, memangnya boleh ?”
Libri Cafe di dalam Perpustkaan Unsyiah agar aktivitas membaca semakin menyenangkan dan tidak kelaperan. Dok. http://library.unsyiah.ac.id
Boleh dong, karena inilah yang membedakan antara Perpustakaan Unsyiah dengan yang lainya. Tujuanya, pastinya agar pengguna lebih rileks dan santai dalam membaca buku. Disini, para petinggi kampus seperti Dosen juga sering mampir untuk sekedar ngopi atau bercengkrama.
4] Jam buka sampai pukul 11 malam*
Nah, buat pengunjung yang tidak memiliki waktu luang di siang hari, Perpustakaan Unsyiah buka dari pukul 08.45 sampai pukul 23.00 untuk hari Senin-Kamis. Jum’at dari pukul 08.45-12.00. Kemudian buka lagi dari pukul 14.00-23.00*
Sedangkan hari Sabtu, buka dari pukul 08.45-18.30. Dan hari Minggu, buka dari pukul 14.00 – 18.30. Sehingga, pengunjung tetap bisa membaca buku biarpun siang sampai sore sibuk dengan aktivitas.
Karena buka sampai malam, seringkali perpustakaan ini di padati oleh mahasiswa dan dosen yang kebetulan sibuk di siang hari, sehingga mereka baru bisa berkunjung pada malam hari. Dan inilah yang membedakan antara perpustakaan Unsyiah dengan yang lainya, karena jam bukanya lebih lama.
Jam buka Perpustakaan Unsyiah Aceh cukup panjang. Sehingga lebih banyak waktu untuk berkunjung. Dok. http://library.unsyiah.ac.id
5] bisa pinjam buku secara mandiri
Ya, jika kalian berkunjung ke Perpustakaan Unsyiah Aceh, maka dalam proses peminjamanya, kalian bisa melakukan secara mandiri menggunakan sebuah mesin interaktif
Pada proses peminjamanya, yang harus dilakukan yaitu dengan mendaftarkan terlebih dahulu ke petugas sirkulasi dengan menunjukan kartu identitas, misal kartu mahasiswa. Setelah itu, peminjam bisa langsung menuju ke mesin peminjaman mandiri (Self Loan station) dan melakukan scan barcode serta mengetikan kode password untuk keamanan.
Berikutnya, peminjam dapat meletakan buku yang di pinjam pada tempat yang di sediakan dan menekan tombol “selesai”. Setelah itu struk akan keluar sebagai bukti bahwa peminjam telah berhasil melakukan peminjaman buku mandiri disini. Untuk pengembalianya pun juga bisa dilakukan secara mandiri dengan menggunakan mesin Self Return Station.
Mesin peminjaman mandiri berbentuk seperti ATM yang bisa digunakan untuk meminjam buku secara mandiri. Dok. http://library.unsyiah.ac.id
Dengan cara seperti ini, pengunjung tidak terlalu mengantri saat akan meminjam buku karena bisa dilakukan dengan cepat. Dan hal ini sangat menarik. Tidak heran jika banyak tamu kampus kagum dengan dengan system peminjaman mandiri di perpustakaan ini.
Yang tak kalah menarik adalah karena denda keterlambatan bisa dibayar non tunai menggunakan kartu debit. Sehingga mendukung GNT ( Gerakan Non Tunai) yang di adakan oleh Bank Indonesia dan tentunya lebih aman dan hemat kertas. Karena menerapkan konsep dan system yang inovativ ini, pernah ada tamu dari kampus dari Malaysia yang menyatakan kekagumanya atas peminjaman mandiri di Perpustakaan Unsyiah
“Kami berkunjung ke Aceh dalam rangka menjalani program yaitu pertukaran budaya dengan masyarakat Aceh. Selain itu kami juga bekerja sama dengan Unsyiah. Hari ini jadwal kami adalah tour berkeliling Unsyiah, salah satunya berkunjung ke Perpustakaan Unsyiah ini. Hal spesial yang saya lihat di Perpustakaan Unsyiah yang membedakannya dengan perpustakaan kami adalah di Unsyiah memiliki mesin untuk meminjam dan mengembalikan buku. Mesin meminjam dan mengembalikan buku secara otomatis ini sangat berkesan bagi saya, karena mesin ini memberi kemudahan dan mahasiswa tidak perlu lagi bertemu dan meminta bantuan pustakawan,” Ungkap Nur Hidayah yang merupakan mahasiswa Kolej Proffesional Mara Seri Iskandar Perak Malaysia, jurusan Internasional Bussines dengan logat Malaysianya kepada librisyiana perpustakaan Unsyiah pada Sabtu, 16 Desember 2017. Di kutip dari http://library.unsyiah.ac.id/ini-hal-spesial-yang-membedakan-pustaka-unsyiah-dengan-kolej-profesional-mara-seri-iskandar-perak-malaysia/
Kunjungan mahasiswa Malaysia beserta Dosen ke UPT. Perpustakaan Unsyiah Aceh. Dok. http://library.unsyiah.ac.id
6] aplikasi uilis unsyiah yang inovatif
Untuk di ketahui, Perpustakaan Unsyiah juga memiliki aplikasi android yang bisa digunakan untuk melihat koleksi buku yang tersedia di Perpustakaan Unsyiah. Pengguna juga bisa memperpanjang masa peminjaman buku tanpa perlu datang ke Perpustakaan lagi sehingga lebih hemat waktu.
Selain itu, disini kita juga dapat melihat daftar jurnal, theses dan disertasi, skripsi, laporan akhir, CD ROM, dan lain sebagainya. Dan selain melalui aplikasi, Uilis ini juga bisa di akses melalui websitenya di http://www.uilis.unsyiah.ac.id.
Ini merupakan hal luar biasa. Biarpun terletak di ujung Sumatera, namun tekhnologi terdepan sudah bisa di hadirkan oleh Perpustakaan Unsyiah untuk menjadi Perpustakaan modern.
Aplikasi Mobile Perpustakaan Unsyiah. Dok. Pribadi
7] ada ruang baca khusus
Mungkin Anda tidak akan terpikirkan sebelumnya, bahwa di Perpustakaan Unsyiah juga menyediakan ruang baca sendiri, sehingga lebih tenang dan lebih berkonsentrasi. Kita bisa duduk selonjoran atau lesehan diruang khusus baca. Sehingga aktivitas membaca pun lebih asik. Karena pastinya duduk terlalu lama juga bikin bosan dan tidak baik untuk kesehatan.
Ruang baca khusus di Perpustakaan Unsyiah Aceh. Dok. http://library.unsyiah.ac.id
Tersedianya penyewaan ruangan di Perpustakaan Unsyiah Aceh. Semisal untuk seminar atau kegiatan akademik lainya. Dok. http://library.unsyiah.ac.id
8] tersedia penyewaan ruangan
Jika pada umumnya Perpustakaan hanya di khususkan untuk meminjam buku, maka di Perpustakaan Unsyiah beda lagi, karena disini menyediakan penyewaan ruangan. Layanan yang berlaku bagi suatu kelompok atau organisasi ini juga tidak memerlukan proses yang panjang dalam proses peminjamanya. Pemustaka hanya perlu membuat surat peminjaman kemudiah di tujukan ke bagian pelayanan di lantai 1.
Dan yang terpenting ruangan ini gartis untuk para mahasiswa. “Tercatat sudah ada 64 kali peminjaman” terang Razali selaku petugas Perpustakaan di bagian pelayanan. “Bahkan ada yang memesan tempat jauh-jauh hari” lanjutnya lagi. Di kutip dari http://library.unsyiah.ac.id/perpustakan-unsyiah-layani-peminjaman-ruangan/
9] kesempatan berwirausaha di LGS
Library Gift Shop (LGS) adalah pojok kreasi sebagai wadah kreatifitas mahasiswa dalam menuangkan karyanya. Disini para mahasiswa yang memiliki hasil karya, bisa menitipkanya disini. Komisi bagi hasilnya pun lumayan, karena 80% untuk mahasiswa dan 20% untuk tokonya.
Tujuan dibuatnya LGS adalah agar Perpustakaan Unsyiah memiliki toko souvenir sendiri. Sehingga jika ada studi banding atau kunjungan dari tamu kampus, mereka bisa mendapatkannya disini.
Barang barang yang dijual yaitu handicraft khas Unsyiah, contohnya seperti gantungan kunci, wisuda gift, boneka, dan lain sebagainya. Harganya pun terjangkau Mulai dari Rp 3.000,- hingga Rp 150.000,-.
“Biasanya ketika tahun ajaran baru omzet meningkat mecapai Rp 5.000.000,- perbulan sedangkan saat hari biasa atau libur semester omzet menurun hingga mencapai Rp 500.000,- perbulan”. Tutur Maya Tasya, alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala selaku pengelola Library Gift Shop. Dikutip dari http://library.unsyiah.ac.id/library-gift-shop-wadah-wirausaha-mahasiswa-di-perpustakaan-unsyiah/
Menurut saya ini sangat menginspirasi kampus kampus lainya karena ternyata apa yang di lakukan pihak Perpustakaan dapat membuahkan hasil sekaligus memotivasi para mahasiswa untuk berkarya dan berkreasi.
Tersedianya penyewaan ruangan di Perpustakaan Unsyiah Aceh. Semisal untuk seminar atau kegiatan akademik lainya. Dok. http://library.unsyiah.ac.id
Ilustrasi : watertownbgc.org
10] ada program volunter
Nah, ini juga beda. Di Perpustakaan Unsyiah juga memperbolehkan para mahasiswanya untuk menjadi volunter atau relawan di perpustakaan. Pastinya program ini penting karena mahasiswa dapat belajar tentang ilmu kepustakaan. Seperti chekin, shelving (penataan buku) dan banyak lagi yang lainya. Dan tentunya akan melatih kemampuan dalam pelayanan publik.
Dan ternyata yang mendaftar program ini sangat banyak hingga 260 lebih (per 22 Desember 2017). Hal ini menandakan bahwa ilmu perpustakaan itu sangat menarik. Dan semisal jika seorang pendaftar berhasil lolos menjadi volunter, berarti mereka akan mendapatkan ilmu secara gratis.
“Menjadi relawan perpustakaan itu sangat seru. Selain kuliah, saya dapat mengisi kegiatan di waktu luang saya dengan hal-hal yang positif. Karena background saya adalah mahasiswa akuntansi, saya harus melatih kemampuan saya di bidang pelayanan publik. Dengan menjadi volunteer, saya sudah terbiasa dalam berinteraksi dengan pengunjung di perpustakaan sehingga kemampuan dalam pelayanan publik saya semakin bertambah.”, katanya. dikutip dari http://library.unsyiah.ac.id/keseruan-menjadi-relawan-di-upt-perpustakaan-unsyiah/
11] unsyiah library fiesta 2019
Setiap tahun Perpustakaan Unsyiah mengadakan Unsyiah Library Fiesta (ULF). Dan tema kali ini yaitu beyond expectation. Teruntuk mahasiswa Unsyiah, mereka bisa mendaftarkan diri menjadi duta baca unsyiah. Tugasnya tidak lain adalah menyemangati masyarakat untuk gemar membaca buku, terutama para mahasiswa.
Selain itu, ada banyak perlombaan di Unsyiah Library Fiesta 2019 ini, seperti lomba blog, puisi, debat, dan acoustic. Tentunya mereka yang bisa berpartisipasi dalam lomba tersebut bukan hanya mahasiswa saja, melainkan masyarakat umum pun di perbolehkan. Contohnya untuk lomba blog. Dengan adanya event ini, dapat membuka kesempatan banyak orang untuk menunjukan bakat dan kreativitasnya
Duta baca Unsyiah Aceh. Dok. https://www.instagram.com/upt_perpustakaan_unsyiah/
Nah, itulah hal hal unik dan spesial yang ada di Perpustakaan Unsyiah. Banyak sekali, bukan ? Sekarang, kesan bahwa perpustakaan adalah tempat yang monoton, kuno, suram, sepi, dan membosankan, tidak ada lagi di perpustakaan Unsyiah.
Disini para pengunjung bukan hanya sekedar membaca, tapi bisa melakukan banyak hal hal seru, seperti bisa mengenal kebudayaan Korea dengan lebih dekat, mengekpresikan diri di ruang ekspresi, nongrong seru di library café, bikin karya unik untuk dijual, ataupun baca buku sampai malam pun bisa.
Dengan begitu, mereka yang tadinya enggan untuk datang berkunjung, menjadi tertarik dan di harapkan meminjam buku kemudian membacanya. Nah, dari pembahasan diatas, sudah terbukti bahwa Perpustakaan Unsyiah benar benar di luar ekspektasi kita semua.
Sumber referensi artikel
*1 https://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia.ada.di.urutan.ke-60.dunia
*2 http://library.unsyiah.ac.id/
Note :
Gambar perempuan memakai hanbook pada header dipinjam dari Wahyuni Bukhari. Selain itu milik http://library.unsyiah.ac.id/, sumber yang sudah di tuliskan, dan juga koleksi pribadi. Untuk grafis merupakan asli buatan penulis
Asyiknya bisa pinjam buku secara mandiri di Perpustakaan Unsyiah.
Sukses selalu untuk Mas Amir.
Iya Mas, pengembalian juga menggunakan system mandiri, yaitu Self Return Station. Jadi lebih mudah dan minim antrian 😀
Keren klo ada pemilihan duta baca nih, mantab kang. Sayangnya dikampusku dulu gak ada duta baca hehe
Wah berarti beda ya ? padahal kampus ini letaknya di ujung Sumatera sana, tapi sudah lebih maju dari kampus yang ada di Pulau Jawa
Perpustakan Unsyiah, memang beda dan sangat innovatif dengan berbagai program yang ada didalamnya..
Sukses selalu untuk Mas Amir.
Iya Mas, ada banyak yang unik dan spesial di kampus ini
Perpustakaan Unsyiah jadi tempat nongkrong kekinian ya. Apalagi buka dari pagi sampai jam 11 malam. Suasananya yang menyenangkan pasti membuat waktu berlalu tanpa terasa. Kereen.
Iya, ada libri cafe kalau kita lagi pengen cari makanan di saat kita sedang membaca buku