Photo by Atikah Akhtar on Unsplash
Hai guys, tahun 2021 lalu saya berkunjung ke dokter gigi kebumen yang ada di Rumah Sakit Permata Medika Kebumen untuk memeriksakan gigi saya yang berlubang.
Saya pernah berkunjung ke beberapa dokter gigi, namun saya lebih sering ke dokter gigi Gideon Andri yang praktik di depan Gereja dekat Benteng, Gombong, Kebumen, dan juga drg. Febrian Kristanto yang praktik di RS Permata Medika Kebumen.
Di RS Permata Medika Kebumen, saya bertemu dengan dokter gigi Febrian Kristanto yang kalau gak salah, beliau ini satu-satunya dokter gigi di rumah sakit ini. Saya ke sini juga atas rekomendasi drg. Gideon Andri.
Saya gak hanya berkunjung sekali ke RS Permata Medika, tapi 3x. Saat itu saya merasakan sakit gigi yang teramat sangat, cenut-cenut banget banget rasanya, sampai ke pelipis kepala.
Di kunjungan pertama, lubang gigi dibersihkan dan dikasih obat, agak tenang beberapa hari dan kambuh lagi. Kemudian di kunjungan kedua diperiksa lagi, dan belum juga kental karena masih terasa sakit.
Hingga akhirnya dokter menyatakan kalau gigi geraham saya harus dicabut karena itu jalan satu-satunya biar gak sakit.
Waktu itu bulan puasa tahun 2021 dan corona sedang melanda. Saya pun agak khawatir dikit, apalagi kan ini berkaitan dengan mulut.
Baca Juga : Pengalaman Cabut Sisa Akar Gigi, Jangan Disepelekan atau Fatal Akibatnya
Setelah saya menyatakan saya siap untuk cabut gigi, akhirnya dokter membuat pernyataan dan saya harus menandatangani.
Setelah saya menandatangani, akhirnya tindakan cabut gigi geraham pun dimulai. Dan di sini dokternya sendirian gak ada perawatnya, dan saya juga pasien satu-satunya.
Oleh dokter, gusi saya dibius kalau gak salah sampai 4x. Bunyi cetik-cetik gitu. Alat yang buat membius seperti pulpen.
Mungkin karena gigi saya terlampau sakit, sakitnya kurang kerasa. Karena pas dicabut, masih kerasa sakit tapi saya tahan.
Dan setelah kena, ternyata akar giginya ada 2 dan bengkok, jadi dokternya harus full effort saat mencabutnya karena lebih sulit ketimbang akar yang lurus, bahkan sampe keringetan banget. Dari jam 12 siang sampai 3 sore, cukup lama waktu itu.
Setelah selesai, saya diresepkan obat oleh dokternya dan saya bilang kalau saya punya asam lambung dan alergi obat tertentu. Jadinya saya diresepkan obat yang aman untuk lambung.
Baca Juga : Bolehkah Penderita Asam Lambung Cabut Gigi? Ini Pengalamanku
Saya agak lupa berapa biayanya waktu itu, kalau gak salah kunjungan pertama sekitar 120 ribuan dan kunjungan terakhir sekitar 250 ribuan. Sampai 3x kunjungan.
Setelah selesai, akhirnya saya pulang dan di jalan masih keluar darah dari gusi. Jadi saya beberapa kali berhenti untuk meludah karena banyak darah.
Sampai di rumah, saya merasa badan panas mengigil, lalu saya minum obat yang dikasihkan dokter. Akhirnya panas pun turun dan dalam waktu dua mingguan, sakit mulai hilang.
Dari sekian pengalaman sakit gigi yang saya alami, ini yang paling ekstrim karena ternyata lubanya cukup dalam sampai ke ujung akar. Jadinya gak heran rasanya sakit banget. Di tambal pun akan tetap sakit.
Setelah sakit gigi ini, saya kembali sakit gigi lagi yang geraham sebelah kiri. Sebelumnya yang kanan. Masalahnya juga sama, karena gigi berlubang dan rasanya sangat sakit.
Baca Juga : Gigi Berlubang Baiknya Dicabut atau Ditambal? Ini Pengalamanku
Dan saya pun kembali ke RS Permata Medika untuk kembali berobat dan ketemu drg. Febrian Kristanto lagi. Cuma kali ini gak separah yang sebelumnya, karena pas pencabutan, dokter hanya membiusnya sekali.
Dan pas proses pencabutan, aku pikir gigiku belum dicabut karena dokter dan perawatnya ko seperti belum mau ambil tindakan, eh ternyata sudah.
Aku pun heran dan sempat bertanya “loh, memangnya sudah dicabut, pak Dokter?”
Beliau jawab sudah. Aku pun heran. Soalnya prosesnya sebentar banget, kayak cuma di tek-tek doang eh ko sudah dicabut.
Setelah dicabut, dokter menawarkan apakah giginya mau ditinggal atau dibawa pulang? Saya jawab mau dibawa pulang. Dan gigi tinggal akar doang, jadi kudu dicabut.
Dan yang cukup berkesan adalah karena dokternya baik banget, beliau juga mempersilahkan saya untuk bertanya sekiranya kurang jelas.
Sebelum pulang pun beliau masih menegaskan sekiranya masih ada pertanyaan, saya dipersilahkan bertanya.
Untuk biayanya, kalau gak salah waktu itu habis 250 ribuan dan saat itu saya pakai umum. Dan selang beberapa hari, sakit gigi mulai hilang, cuma ya itu, pipi saya jadi kempot karena geraham kanan dan kiri sudah hilang.
Level good lookingnya jadi ilang kalau gigi juga ilang. Makannya, jangan malas sikat gigi biar gak sampai dicabut. Kalau pakai gigi palsu pasti repot sih.
Dan seperti saya katakn sebelumny, selain di RS Permata Medika Kebumen, saya juga langganan berobat ke drg. Gideon Andri. Dan beliau juga orangnya cukup baik, dan biaya berobatnya cukup murah.
Saya pernah tanya, apakah biaya berobat di sini mahal? Beliau jawab paling murah se-Gombong raya. Dan memang iya sih, dari tahun 2011 sampai 2021, ternyata cuma beda dikit banget. Aku pun heran. Tapi kualitas juga bagus dan orangnya baik.
Saya pernah scalling gigi di sini tahun 2011 dengan biaya 150 ribu, dan tahun 2021 masih sama 150rb.
Nah, itu dia pengalaman saya berkunjung ke dokter gigi Kebumen yaitu drg. Gideon Andri dan rdg. Febrian Kristanto. Semoga bermanfaat.