Disaat anak anak lain bisa hangout kesana kemari, saya memilih dirumah saja mengulang mata pelajaran di sekolah. Disaat anak anak lain sibuk pacaran, saya memilih membantu orang tua. Disaat anak anak lain tampil trendi dengan fashion terkini, saya cukup yang ada aja di pake. Disaat anak anak lain bisa tampil keren dengan semua yang ia miliki, saya cukup yang sederhana aja asalkan nyaman.

Ya, semua itu saya lakukan karena ingat pesan Ibu, bahwa hidup itu harus sederhana dan priyatin. Tidak perlu bergaya gayaan. Dilarang pacaran sebelum mapan. Lamar saja langsung kalau emang serius agar pihak perempuan mendapatkan kejelasan.

Tidak usah gila fashion karena ujung ujungya jadi lap panci. Tidak perlu pakai barang mewah jika tidak benar-benar butuh. Tidak harus makan enak kalau yang penting halal. Karena hidup berlebih lebihan itu tidak baik, lagian dikepercayaan saya hal itu juga tidak dianjurkan.

Sekali kali menikmati fasilitas mewah memang tidak salah. Tapi jika dijadikan gaya hidup sepertinya tidak baik. Bahkan rahasia orang orang kaya di dunia pun salah satunya dengan menjalankan pola hidup sederhana. Contohnya Mark Zukckerberg, pendiri facebook dengan kekayaan miliaran dollar AS. 

Ibu saya tak bosan bosanya mengingatkan untuk tetap mempertahankan prinsip hidup sederhana dan priyatin dalam keluarga. Karena memang seperti itulah yang Ibu saya jalankan dari dulu hingga sekarang, dan saya pun juga melakukanya sampai sekarang.

Ibuku itu seorang yang sangat pekerja keras dan dari keluarga yang sangat sederhana.

Sedikit cerita, Ibuku pernah berjalan kaki ribuan kilometer sambil menggendong barang dagangnya ke pasar, berangkat subuh pulang siang, setiap hari. Ibuku pun pernah hampir diturunkan dari bus dan barang daganganya mau dibuang karena lupa membawa uang untuk membayar ongkos naik bus. Beruntung ada orang baik yang menolongnya.

Seperti lirik lagunya Jasmine Elektrik, kasih sayang ibu tak terbantahkan waktu, bekerja siang dan malam demi mencukupi kebutuhan keluarga rela ia lakukan. Ibuku memang harus bekerja keras. Terlebih karena ia single parent dengan 6 orang anak. Makanya, hidup sederhana baginya adalah sebuah keharusan.

Melihat perjuangannya yang luar biasa, maka saya sebagai anak pun tidak berani melawan perintahnya. Karena bagi kami yang muslim, ridho Tuhan adalah ridho Ibu. Makanya saat mendengar lagu lagu bertemakan Ibu, seperti saya langsung teringat dengan perjuangan Ibu saya.

Do’a seorang anak akan sulit terkabul jika ia berani melawan Ibunya. Karena Surga bagi kami ada di telapak kaki Ibu. Dan nasihat Ibu yang tetap dan terus akan saya lakukan sejak lama hingga sekarang yaitu :

1] Nurut perintah orang tua, terutama Ibu

Satu hal yang tidak bisa saya tolak dan paling takut saya bantah adalah perintah orang tua. Terlebih karena sekarang saya hanya punya Ibu, maka jika saya saya disuruh melakukan sesuatu saya akan nurut. Apapun akan saya lakukan demi Ibu. Untuk perintah yang sangat sepele sekalipun saya takut menolaknya. Karena khawatir jalan hidup saya tidak mulus karena berani membantah sang Ibu.

Saya rela berkorban apapun demi Ibu. Saya pernah hujan hujanan saat sedang tidak enak badan hanya untuk menjemput atau mengantar Ibu ke pasar. Saya rela capek berlulurkan keringat asalkan Ibuku tidak capek. Saya rela basah kuyup asalkan Ibuku bisa berteduh.

Setiap kali idul fitri, saya selalu sungkem terlebih dahulu kepada Ibu sebelum bermaafan dengan orang lain. Bahkan saya selalu membasuh kakinya kemudian air nya saya minum sebagai bukti tulus dan bakti saya ke Ibu saya. Saat bersungkem denganya, jika saya sampai menangis berarti saya punya banyak salah. Tapi jika dirasa saya tak punya banyak salah, maka tidak sampai menangis. Hal itu saya lakukan sebagai bentuk bakti dari anak kepada sang Ibu.

2] Priyatin (mindset hidup sederhana)

Nah, ini dia yang saya tulis di atas. Pesan Ibu saya yang saya terapkan sejak dahulu yaitu hidup priyatin, prihatin, atau prinsip hidup sederhana dengan tidak bermewah mewahan walaupun kita punya segalanya. Hal ini sudah saya terapkan sejak lama. Untuk point ini saya bagi menjadi 4 subpoint, yaitu

A ] Rajin menabung

Ibu saya tak pernah berhenti hentinya mengajarkan saya untuk giat menabung. Karena menabung akan membuat kita memiliki bekal masa depan yang cukup. Dengan menabung, kita bisa mengantisipasi dan berjaga jaga jika ada biaya mendadak. Seperti biaya rumah sakit, biaya perbaikan kendaraan, biaya saat kita sedang tidak bisa bekerja, renovasi rumah, biaya pendidikan, dan sebagainya.

Saya bukan hanya menabung di Bank, tapi saya juga menabung recehan koin dalam sebuah celengan plastik. Nanti jika sudah banyak, celengan seharga 2 ribuan tersebut saya pecah dan saya tabung di Bank. Hingga saat ini saya sudah banyak sekali menghabiskan celengan plastik. Sudah lebih dari 60 kaleng plastik saya habiskan untuk menabung.

Hal ini sama seperti yang Ibu saya lakukan karena ia suka menabung di celengan plastik. Nanti jika sudah banyak bisa di pakai untuk keperluan sehari hari, seperti membayar listrik, kondangan, iuran RT, kulakan, dan juga di tabung.

B ] Pentingnya Investasi Emas

Selain menabung, Ibu saya juga selalu mengajarkan untuk investasi emas. Ibu saya memang bukan orang berpendidikan. Tapi Beliau cukup cerdas dalam berinvestasi. Kebiasanya berinvestasi di ajarkan ke semua anaknya, termasuk saya. Kalau mungkin kebanyakan anak laki laki ditempat saya jarang bermain investasi seperti ini, tapi tidak bagi saya.

Saya suka berinvestasi emas. Karena jika uang hanya ditabung di Bank, potensi untuk selalu habis selalu ada karena setiap bank memiliki fasilitas ATM. Dengan berinvestasi, maka lebih sulit bagi saya mencairkanya, sehingg keberadaan uang saya selalu aman. Dengan berivestasi, maka uang saya akan terus bertambah karena harga emas akan selalu naik setiap tahunya.

Semisal sekarang harga emas 495 ribu. Maka tahun depan bisa 600 ribu. Dan sekarang saya berencana untuk berinvestasi emas batangan. Karena emas batangan tidak dikenakan biaya pembuatan. Berbeda dengan emas dalam bentuk jadi, seperti kalung, cincin, gelang, anting, karena dikenakan biaya pembuatan dari mulai 10 sampai 30 ribu diluar harga asli per gramnya. Dan pas lagi dijual, ongkos pembuatan tidak berlaku. Jadi berinvestasi emas batangan jauh lebih untung.

C ] Tidak hobi nyandang atau berfashion

Ibuku tidak suka nyandang alias berfashion. Asal sudah punya baju buat kondangan sama daster saja sudah cukup. Sayapun belum pernah mendapati Ibu saya membeli pakaian. Palingan yang ia beli cuma mukena buat sholat saja. Itupun kalau mukena dirumah sudah tidak layak pakai.

Sayapun begitu. Saya tidak suka mengkoleksi baju baju atau pakaian lainya. Karena menurut saya kurang perlu. Mending uangnya ditabung. Baju atau pakaian kalau sudah jelek ujung ujungnya jadi lap panci di dapur.

Terakhir saya beli pakaian pas lebaran kemarin. Waktu itu saya beli celana panjang. Saya beli karena memang tidak punya, aliasnya karena emang saya butuh. Bukan karena bagus lalu kepengin dan beli.

Untuk baju baju lain seperti kaos pun saya jarang sekali beli. Biarpun banyak sekali model model bagus terkini, tapi saya tidak tertarik. Saya cukup pakai baju yang ada saja. Baju baju kiriman dari hasil ngeblog bagi saya sudah cukup biarpun bertuliskan merek sebuah produk. Yang penting rapi dan sopan, itu sudah cukup.

D ] Anti berhutang

Ibuku sangat anti berhutang. Punya hutang 500 perak di warung saja sudah kepikiran gak karuan. 500 perak kalau itu hutang ya tetap saja hutang dan harus dibayar. Karena hutang itu sangat membebani.

Ibuku itu sangat anti berhutang, kecuali kalau emang kepepet. Semisal lagi dijalan kehabisan bensin, tapi karena tak bawa uang terpaksa berhutang. Soalnya kalau tidak berhutang tentu tidak bisa melanjutkankan perjalananan dong.

Sayapun begitu. Pesan yang sering Ibu saya sampaikan ke saya yaitu sebisa mungkin jangan berhutang. Karena hutang akan membebani kita dan bikin tidak tenang. Dan sekarang memang saya tidak punya hutang.

Biarpun makan nasi campur garam, tinggal dirumah berbilik bambu, asalkan tidak punya hutang rasanya pasti tenang, tidur tenang dan makan pun terasa nikmat. Berbeda jika punya hutang, apalagi banyaknya seperti bulu kucing. Makan enak atau tinggal dirumah mewah pun rasanya kurang nikmat karena selalu kepikiran dan membebani, iya enggak ?

3] Mengirim Do’a untuk Alm. Ayah setiap selesai sholat

Ibuku sangat shock dan kaget saat Ayahku meninggalkan kami untuk selama lamanya. Ibuku menangis tersedu sedu saat musibah itu datang. Kami sekeluarga bersedih saat musibah ini datang. Terlebih saat itu saya masih kecil, adik saya satu. Saudara saya ada 6.

Ibuku sangat kasihan dengan Ayah saya yang meninggal mendadak. Paginya masih beraktivitas, siangnya sudah meninggalkan kami sekeluarga karena sebuah kecelakaan.

Ibuku berpesan agar saya selalu mengirim doa setiap selesai sholat. Dan saya pun sampai sekarang rutin mengirimnya doa seusai sholat 5 waktu. Dan setiap hari jum’at saya bacakan surat yasin dan itu sudah rutin sekali saya lakukan. Karena jika saya tidak mengirimnya, ia memberikan firasat dalam sebuah mimpi.

Nah, itulah 6 hal nasehat Ibu yang masih saya pegang sampai sekarang. Ibuku memang hebat karena telah mengajarkanku banyak hal positif yang bermanfaat buat kehidupanku.

Bagiku hari hariku terasa istimewa karena saya masih memiliki Ibu, bukan hanya Hari Ibu saja yang di peringati setiap 22 Desember. Karena Ibu, saya bisa berkeluh kesah saat hati ini sedang gundah. Karena Ibu, saya bisa mengutarakan isi hati. Karena Ibu adalah segalanya bagiku.